Terjebak dengan sang CEO
Penulis:RICHA SEHGAL
GenreMiliarder
Terjebak dengan sang CEO
"Apa kamu... Lala?" Bergandengan tangan dengan pacarnya, Alina melihat Lala yang saat itu mengenakan seragam kerjanya dengan rasa tak percaya.
"Halo, selamat datang!" Lala menyapa keduanya, berusaha menekan rasa malunya, karena hal ini adalah pertama kali baginya.
"Kamu bekerja... di sini?" Sesungguhnya Alina tidaklah membenci Lala. Mereka berdua adalah teman sekelas selama enam tahun, semenjak sekolah menengah. Namun persahabatan mereka rusak karena sebuah peristiwa, yang membuat Alina menganggap Lala hanyalah seorang gadis bodoh yang dibutakan oleh cinta.
Alina mengetahui dengan jelas siapa Mikael dan Sarah sesungguhnya - seorang bajingan dengan wanita simpanannya, sedangkan Lala menganggap keduanya sebagai teman terbaiknya. Ia berusaha memperingatkan Lala mengenai hal itu. Akan tetapi Lala malah mengira bahwa Alina telah jatuh cinta kepada Mikael dan sengaja menimbulkan masalah di antara hubungan mereka. Aku belum pernah bertemu dengan seseorang yang lebih konyol darinya - inilah kesimpulan yang dapat ditarik oleh Alina pada saat itu.
Pada akhirnya Lala mengetahui semua yang dikatakan oleh Alina sebelumnya adalah sebuah kebenaran. Namun itu semua sudah terlambat.
"Ada yang bisa saya bantu? Meskipun hari ini adalah hari pertama saya bekerja di tempat ini, tapi saya memiliki selera yang bagus dalam hal gaya busana. Bagaimana kalau saya pilihkan beberapa pakaian untuk Anda lihat?" Lala bersikap anggun dan sopan setelah berhasil mengatasi rasa malunya.
Ia teringat akan kesalahannya memahami niat baik Alina di masa lalu.
Betapa bodoh dirinya itu! Ia menyerang seseorang yang telah berniat tulus kepada dirinya, dan memuliakan Mikael dan Sarah yang menjadi parasit dalam kehidupannya. Kini yang tersisa hanyalah penyesalan semata.
"Boleh juga." Alina merubah sikap terkejutnya menjadi sikap cuek seperti biasanya. "Kamu tahu kan seleraku seperti apa. Aku akan menunggumu memilihkan pakaian untukku."
Lala dengan hati-hati berusaha mengingat kembali gaya pakaian yang biasa Alina kenakan - umumnya berwarna cerah, memberikan kesan dewasa dan modis.
Alina menggandeng pacarnya ke sofa di samping, untuk duduk dan menunggu Lala melakukan pekerjaannya. Melihat Lala yang sedang memilih pakaian dengan dibantu Tamara, mata Alina menunjukkan ekspresi yang sulit untuk dibaca.
"Nona Ghani, Anda di sini. Lama kita tidak bertemu!" Sapa sang manajer toko yang baru datang menyapa Alina. Melihat Alina yang duduk di sofa, ia kemudian menaruh tasnya untuk menemani tamu terhormat ini di tokonya.
Alina memang menyukai merek ini. Ia menghabiskan ratusan juta, bahkan miliaran rupiah untuk membeli pakaian di tempat ini setiap tahunnya.
"Ya." Alina menanggapi sapaan manajer toko dengan cuek tanpa mengalihkan pandangan dari majalah yang sedang dibacanya.
Sang manajer sudah hafal dengan sikap cueknya. Melihat Lala, seorang karyawan baru, sedang memilihkan pakaian untuk Alina dengan bantuan Tamara, ia mengerutkan kening, "Sri, ambil alih tugasnya dan pilihkan pakaian terbaik untuk Nona Ghani."
Sri Ayu memang seorang pramuniaga yang sudah berpengalaman. Ia tahu dengan pasti bahwa Alina adalah seorang pembeli yang potensial dan memiliki banyak uang. Tapi Lala menyapa Alina lebih dulu. Mendengar perintah yang diberikan sang manajer, Sri Ayu tersenyum senang. Tapi...
"Tidak perlu. Lanjutkan saja pekerjaanmu. Biarkan ia yang melayaniku." Alina menunjuk ke Lala, yang berjalan menghampirinya dengan membawa beberapa pilihan pakaian.
"Tapi Nona Ghani, ia masih baru di sini. Saya khawatir pelayanannya akan mengecewakan ..."
"Aku bilang tidak perlu." Alina menyela sang manajer dengan sedikit keras. Dengan malu-malu sang manajer melirik Lala yang sedang membawa beberapa pakaian, ia ingin tahu seperti apa karyawan baru itu. Ia terkejut. Apa benar itu Lala? Ya, Lala kini menjadi bawahannya. Hoho...
Alina melihat pakaian yang telah dipilihkan oleh Lala - atasan sifon berwarna merah tanpa kerah, dengan deretan kancing dekoratif di tengah, dan kulot lutut hitam, serta gaun sutra oranye dengan ikat pinggang dengan warna yang sama, kombinasi yang tampak elegan.
Alina mengangguk puas dan pergi ke kamar pas dengan membawa pakaian-pakaian itu.