Tamara menyeret beberapa tas berisi jaket begitu ia dan Lala sampai di gudang. Debu yang bertebaran di udara membuat Lala menahan napasnya. Ia membuka tas hitam berisi jaket, dan mengeluarkannya satu persatu kemudian menggantungnya. Beberapa jam telah berlalu dengan kesibukan itu tanpa mereka sadari. Sif pagi biasanya berakhir pada jam tiga sore..

Mereka telah bekerja lembur selama setengah jam, dan belum ada yang datang untuk menggantikan tugas mereka.

"Bagaimana kamu bisa sanggup menghadapi Endang selama ini!" Kata Lala kepada Tamara, sambil dengan susah payah menarik sebuah tas besar berisi jaket ke tempat yang lebih lapang. Gudang itu tidak memiliki AC, sehingga wajah keduanya dipenuhi oleh keringat.

"Sejujurnya, dia memang jahat, tapi dia menjadi lebih menjijikkan sejak ia melihatmu bekerja di sini. Apa dia menyimpan sebuah dendam pada dirimu?" Ini adalah pertanyaan yang mengganjal di benak Tamara sejak tadi.

"Endang adalah sepupu Sarah." Setiap kali bertemu dengan Lala, Endang tak pernah memperlakukannya dengan ramah, apalagi sekarang, saat Lala menjadi bawahannya.