Setelah menunggu selama dua puluh menit, ketika Lala hampir menyerah dan hendak membelinya sendiri, ia mendengar seseorang membuka pintu kamarnya.

Kemudian orang itu juga membuka pintu kamar mandinya. Heri, dengan wajah muram, menyodorkan sebuah kantong plastik kepada Lala. Kantong itu berisi banyak sekali pembalut wanita, dari merek yang paling mahal yang dijual di supermarket.

"Terima kasih!" Ucap Lala tersenyum riang, membuat wajah Heri yang muram sedikit lebih melunak.

Lala memandikan Heri atas rasa terima kasih untuk apa yang telah dilakukan pria itu untuknya, kemudian ia pun pergi tidur.

Lala tertidur dengan cepat karena tubuhnya merasa sangat lelah. Ketika Lala hampir tertidur, tiba-tiba ia merasakan dada yang lapang memeluknya dari belakang dengan erat. Lala berbalik menghadap pria yang memeluknya itu, dan kembali tenggelam dalam tidurnya, meninggalkan Heri yang tersiksa oleh desakan hasrat seksualnya yang kuat.

Ini akan menjadi malam yang panjang bagi Heri, ia tak tahu apakah bisa ia tidur dengan kondisi seperti ini.

Keesokan paginya, terbangun oleh alarm, Lala memeriksa jam berapa ia bangun. Saat itu pukul 07.30 pagi., namun ia masih merasa sangat enggan untuk bangun.