Terjebak dengan sang CEO
hal lainnya. "Bibi Jana, duduklah bersama kami untuk makan malam." ucap Lala sambil melirik Heri
a lupa membeli pembersih. Saya harus segera membelinya sekarang." Bibi Jan
ati-hatilah." Lala tidak mengatakan apa-apa lagi, 'Mung
belakangan ini. Hingga akhirnya kini ia memiliki kesempatan menikmati makanan dengan tenang, meskipun hanya ditemani oleh pria yang masih asing baginya... Semuanya mungkin tidak ak
millet di mangkuknya. Sehingga ia berusaha menghabiskannya dengan s
di rumah?" Heri melihat Lala yang m
entu saja ia tak perlu melakukan pekerjaan seperti ini ketika masih tinggal di rumah Keluarga Setiawan. Ia sangat dimanjak
" Heri menyambar mangkuk kosong di tangan Lala dan menaruhnya di meja. Ia kemudian m
ergelangannya dengan perasaan sedih. Dirinya memang me
elum juga melepaskan pergelangan tangan La
laci meja kerjanya, dan diserahka
ini untuk menarik uang yang kamu butuhkan, at
dalam penggunaannya di seluruh dunia, termasuk layanan prioritas di berbagai toko kelas atas dan bandara. Lala pernah melihat kartu dengan jenis yang sama ketika tahun lalu ia bersama Mika
bak, ia pun bingung. Kenapa ia begitu baik, bukankah mereka hanya orang asing terhadap sat
n tidak ingin membohonginya. Mikael adalah satu-satunya pria yang pernah dicinta
pergi untuk mengurus surat nikah besok." Heri mendoron
kerja yang tertutup di depannya, menggengg
kan Heri kepadanya seharian ini, dan kini ketika ia sedang send
ak. Ia kehilangan segalanya karena Yakub dan putranya. Yang paling menyakitkan baginya bukanlah hilangnya perus
, air mata mengalir di wajahnya. Ia ingin menghadapi kenyataan dengan tabah. Tapi semuan
un ia mendengar tangis Lala dari pintu kamar. Ia membuka pintu dan dilihatnya Lala meringku
an ketakutan. Ketika menyadari bahwa itu adalah Heri, tangisnya makin menjadi dan ia bert
as kepala. Heri hanya berdiri di sana, sementara
risak-isak. Air matanya telah membasahi pakaian Heri. "C
apa katamu?" Lala menangis l
ma. Apakah itu berguna untukmu?" Entah kenapa
berhenti menangis. Sebenarnya ia juga tidak suk
" tanya Lala sambil men
a Heri, tidak tega men
usan. Aku akan mengusir semua masalah
yang menjadi masa lalunya, dan menjalani hidup yang lebih baik di masa depan. Ia akan berjuang u
untuk mencuci muka, dan me
ng dimilikinya, Heri mengambil sebot
Lala berpikir bahwa hanya minuman beralkohol tinggi yang d
um anggurnya dengan rasa kecewa. Melihat gelas anggur yang telah kosong, Lala teringat bahwa karena meminum anggur merah yang diberikan Mikael
botol anggur itu di sampingnya. Alkohol tidak baik untuk kesehatannya, apalagi ia baru
engan anggur sampai penuh, kemudian meminumnya. Ia bersendawa dengan gembi
nnya ditahan. "Kenapa? Jangan sepelit itu! Aku hanya minum
ya dari kursi, dan mem
dorong Lala ke bawahnya. Dinginnya
sudah gila? Aku belum melepas pakaianku!" Lala merasa bingung dan kedinginan, ia melihat ekspresi ti
k berniat untuk menyentuhnya. Tapi Lala tak memberinya pilihan lain