Mengetahui bahwa semua itu hanyalah sebuah pertunjukan, Heri tetap memegang pinggang Lala, dengan senyum di bibirnya.

"Maaf, aku terlambat." Heri berkata dengan lembut. Hal ini menambah pesonanya.

Aksi penuh kasih sayang pasangan itu di depan umum mengejutkan semua pihak yang hadir. "Ya Tuhan!" Daffa berkata dengan suara rendah. Tidak heran jika Johan mengatakan dia tidak waras.

"Tuan tolong dengarkan penjelasan saya..."

"Mulai detik ini, kamu diberhentikan dari posisimu di kantor. Johan, apakah kamu yang memberi rekomendasi agar dia diterima? Kamu tidak akan mendapatkan gaji selama dua bulan ke depan. Pecat wanita itu selamanya, dan biarkan Tamara yang menggantikan posisinya."

Begitulah cara ia menangani masalah. Heri terlahir sebagai seorang penguasa. Setiap orang harus tunduk pada kehendaknya.

Tamara menutup mulutnya dengan tangan. Rasa kaget dan tidak percaya bercampur menjadi satu. Sepertinya ia baru saja naik jabatan...

Mendengar perkataan pemilik perusahaan, wajah Tharifah menjadi pucat. Ia terjatuh dan duduk di lantai. Oh, tidak! Untuk mendapatkan pekerjaan ini, Tharifah telah menyuap atasannya dengan uang ratusan juta rupiah. Ia tidak percaya semua usaha itu sia-sia.