"Jika karyawanmu disiksa oleh pelanggan di jam kerja. Apakah kamu akan membiarkannya begitu saja? Tak bisakah kamu bertindak sedikit lebih masuk akal?" balas Lala tak bisa lagi menahan diri, keberpihakan Pengawas Yasna membuatnya merasa sangat muak.

"Pengawas, saya dapat bersaksi bahwa sejak awal, para pelanggan ini bermaksud membuat onar!" Tamara berkata dengan suara yang pelan, akan tetapi jelas sekali ia berada di pihak Lala.

"Meskipun begitu, sudah seharusnya kalian melakukan segala upaya untuk menghindari masalah dengan pelanggan. Aku tidak perlu memberitahu kalian, bagaimana seharusnya kalian bekerja." Dalam hal perbandingan, Lala bukanlah apa-apa bagi Pengawas Yasna. Tak peduli bagaimana fakta sesungguhnya, ia tidak akan membela seorang karyawan jika risikonya adalah membuat pelanggan potensial tokonya menjadi tersinggung.

"Kalian berempat, beranikah kalian tetap di sini dan menunggu suamiku datang?" Kecewa dengan keberpihakan dan minimnya tanggung jawab dari pengawas, Lala mengabaikannya dan tak mau lagi berbicara dengannya.