Kalau saja Lala tidak mengcengkeram gelas itu dengan erat, tarikan yang kuat itu hampir membuat gelas yang sedang dipegangnya jatuh ke lantai, Ketika ia baru saja akan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, Heri sudah menundukkan kepala untuk mencium bibirnya yang kemerahan.

Sementara itu, Heri juga sudah mengambil gelas dari tangannya dan meletakkannya di atas meja. Setelahnya, ia memeluknya dengan kedua tangannya erat-erat.

Sambil menjepitnya ke meja, Heri mendadak menjadi mabuk begitu menghirup aroma parfumnya yang unik.

Lala bertanya-tanya di dalam hati mengapa ia sendiri yang jatuh ke dalam perangkap, sementara yang ingin dilakukannya hanyalah memberinya segelas susu. Ia benar-benar tidak tahu.

Tepat pukul 8 pagi keesokan harinya, alarm berdering. Walaupun dijadwalkan untuk bekerja di shift pagi, Lala tampaknya tidak berkeinginan untuk bangun.

Sebuah tangan yang besar membuka tirai, dan tak lama tempat tidur sudah diterangi oleh cahaya matahari.

Baru setelah tangan besar itu menyentuh Lala, tubuhnya menegang dan ia cepat-cepat bangkit dan duduk di atas tempat tidur.