Melihat Heri tersenyum, Tarmono mengikuti arah tatapan matanya dan segera mengerti maksud pria itu. Pria ini sungguh bijaksana!

"Ini kamar Lala. Kamar yang ada diseberangnya adalah kamarku. Apakah kamu ingin pergi masuk dan melihat keadaan di dalam?" Tarmono dengan anggun memainkan anggur merah di dalam gelas lalu menyesapnya.

"Tuan Herdian, kamu tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun dengan membuatku kesal." Mendengar peringatan halus Heri, Tarmono menundukkan kepalanya lalu tersenyum lebar. Belum pernah ada orang di dunia ini yang berani menantang Heri. Di sisi lain, sejauh ini belum pernah ada yang berani mengancam Tarmono. Heri baru saja memecahkan rekor. Baiklah! Sikap protektif Heri membuat Tarmono semakin tertarik pada Lala.

Pada saat yang bersamaan, pintu kamar mandi dibuka dari dalam.

Sesosok wanita yang hanya terbungkus handuk mandi berjalan keluar. Wajah wanita itu terlihat memerah karena uap air sehabis mandi. Handuk tipis itu hampir terlepas dari tubuh Lala, saat dia berjalan beberapa langkah ke depan.

Di hari biasa, Heri tidak sabar untuk menidurinya. Tapi hari ini ada tamu pria yang hadir. Dengan raut wajah marah melihat penampilan istrinya, Heri berjalan mendekati Lala kemudian melemparkannya ke tempat tidur lalu segera menutup tubuh Lala dengan selimut.

"Lala! Cepat sadar, kelakuanmu membuatku malu."