"Bibi Jana, jangan hentikan aku. Aku akan mengusir wanita ini keluar dari rumahku!" Lala menghempaskan tangan Bibi Jana dan kemudian menarik Kartika.

"Kenapa aku harus mengikuti apa yang kamu katakan? Kamu pikir kamu ini siapa? Panggil Heri ke sini! Aku akan pergi hanya jika dia berkata begitu," Kartika melepaskan dirinya lagi dari tarikan Lala, merapikan pakaiannya dan berkata, "Dasar perempuan gila."

Lala tertawa mendengar apa yang dikatakan Kartika. "Ini rumahku. Aku berhak menendangmu keluar bahkan tanpa izin Heri sekali pun!" Lala tidak akan sebodoh itu! Heri terpaksa membawa Kartika kembali ke rumahnya karena perintah ibunya. Bahkan jika ia memanggil Heri, ia juga tidak akan mengatakan apapun.

"Rumahmu? Ya, aku akan tinggal di rumahmu. Terus kenapa?" Kartika memandangi Lala dengan agresif. Ia tahu bahwa Lala tidak memiliki keputusan akhir di sini.

Emosi Lala hampir meledak. Pada saat itu, ia mendengar suara dering telepon dari dompetnya yang telah ia lempar. Ia harus mengangkat telepon itu terlebih dahulu. Namun, ketika ia melihat yang menelepon adalah pria yang termakan tipu muslihat Kartika, ia ingin menolaknya.