Dalam waktu kurang dari satu menit, Heri langsung mengetahui keadaan istrinya. Air mata segera mengalir tanpa henti dari mata Lala. Jujur saja, ia tidak tahu mengapa ia ingin menangis. Apakah karena ketidakadilan yang ia alami pagi tadi.

"Tidak, aku tidak menangis.... Hanya masuk angin karena suhu di kamar tidur terlalu rendah tadi malam." Lala tidak ingin suaminya tahu kejadian buruk yang menimpanya. Jadi ia terus mengatakan pada dirinya sendiri untuk berhenti menangis sambil memaksakan senyum.

"Hei, apakah kamu pikir aku ini bodoh?" kata Heri dengan tidak senang.

"Kapan kamu akan pulang?" Merasa malas untuk berganti pakaian, Lala mengeluarkan pakaian gantinya dari loker dan meninggalkan perusahaan.

"Apakah kamu kangen padaku?" Lala tersipu malu ketika suara rendah sang suami terdengar di telinganya melalui telepon.

"Tidak, siapa yang kangen?" Kemudian ia mengambil tisu dari tas tangan. Menyeka matanya, lalu membuang tisu ke tempat sampah.