Sang Pengantin Pengganti: Membuat Kenangan Tentang Kita
Ayla menatap Brian dengan sedih. "Jika kamu memang tidak ingin aku pergi keluar, hentikan aku! Bukankah kamu yang membuat semua aturan di sini? Terserah padamu apakah aku bisa pergi keluar atau tidak!"
"Bagus," kata Brian dengan nada yang dingin. "kalau kamu sudah paham seperti apa situasimu."
Brian yakin kalau pertemuan Ayla dan Toby di sekolah sore ini adalah yang pertama kalinya. Setelah hari ini, Toby mungkin tidak akan bertindak terlalu mencolok, bahkan walaupun dia ingin bertemu dengan Ayla lagi.
Sementara itu, Toby memutuskan untuk pergi menemui Molly. Molly bertemu dengannya tepat di pintu vila. "Kamu sudah pulang! Kamu pergi kemana saja? Aku tadi menelepon ke kantor dan mereka bilang kamu pulang kerja lebih awal hari ini."
"Ada hal yang perlu aku tangani," jawab Toby mengelak. "Kenapa? Apakah ada masalah yang penting?"
Molly tentu saja tidak mau mengungkit hubungan Toby dan Ayla. Dia lebih suka berpura-pura seolah-olah tidak ada hal yang terjadi di antara mereka.
"Tidak, aku hanya merindukanmu," kata Molly ceria. "Kukira kamu mungkin akan pulang lebih awal saat tadi kudengar kamu sudah pergi dari kantor."
Molly melingkarkan lengannya di pinggang Toby dan membawanya masuk ke ruang keluarga. Mereka lalu duduk bersama di sofa.
Hadi juga sedang duduk di ruang keluarga itu. Dia meletakkan koran yang sedang dibacanya, lalu memandang Molly dan Toby. "Molly, jangan begitu cerewet pada Toby. Kamu tahu betapa sibuknya dia dengan pekerjaannya. Dia sudah membatalkan banyak acara sosial belakangan ini."
"Ayah, jangan sebut aku cerewet," kata Molly dengan cemberut. Dia lalu menambahkan, "Ayah tahu aku tidak keberatan kalau dia bekerja. Tapi, aku lebih ingin Toby langsung pulang, dari pada dia ikut acara sosial setelah pulang dari kantor!"