Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana

5.0
Komentar
6.1K
Penayangan
37
Bab

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab 1 Part 01. Digenjot Nikmat Ustadz Mesum

Apa yang sangat menyakitkan di dalam hidup ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah dikhianati. Itulah yang dirasakan Arief Gagah Suroso. Dia gemetar mendapatkan surat dari pengadilan agama tentang gugatan cerai dari istrinya. Seminggu lagi jadwal sidang tersebut. Apa dia harus datang? Sebenarnya, semuanya sudah diketahui bahwa niatan istrinya menggugat cerai dirinya hanyalah kedok untuk menyembunyikan perselingkuhan wanita itu dengan ustadz yang setiap minggu didatanginya di kajian rutin.

Jannah Hanifah, nama yang akan terus diingat dalam seluruh hidup Arief. Masih teringat bagaimana dulu dia meminang istrinya dengan baik-baik ke kedua orang tuanya. Dengan berbekal tekad untuk menjalin keluarga sakinah mawadah warahmah hingga akhir hayat. Rasanya sungguh ini adalah kekecewaan yang mendalam. Setelah lima tahun berumah tangga, nyatanya hanya cukup lima tahun kebersamaan itu. Selebihnya adalah derita dan kesengsaraan atas nama cinta.

Rasanya Arief sudah tidak sanggup untuk menahan diri lagi. Dia tidak mau mendatangi panggilan dari Pengadilan Agama itu. Kalau istrinya ingin cerai ya biarkan saja. Namun, bagaimana dengan anak mereka? Bagaimana dengan Khalil? Dia masih kecil. Tidak mungkin Arief akan membiarkan bocah itu tinggal dengan istri tukang selingkuh itu. Tidak mungkin akan membiarkan anak mereka dididik oleh seorang pengkhianat. Khalil tidak boleh dibiarkan tinggal bersama Jannah. Dia harus dididik dengan baik agar tidak seperti ibunya.

Malam itu hujan. Suhu ruangan menjadi lebih dingin, seiring dengan masuknya angin dingin dari pintu jendela. Arief beranjak menutup daun jendela hingga yakin sudah dikunci. Di atas ranjang, tampak anak semata wayangnya sedang tidur pulas memeluk guling. Dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sudah pasti istrinya tidak akan pulang malam ini. Perempuan itu pasti sedang tidur bersama ustadz brengsek itu.

Untuk meyakinkan diri, Arief membuka layar ponselnya. Dia pun membuka aplikasi "Track your phone" yang terinstall di ponsel. Aplikasi itu bisa memberitahu letak posisi terakhir seseorang. Dia tidak terkejut dengan hasil yang akan dia peroleh saat melacak posisi terakhir istrinya ada di mana. Tadi dia mendapatkan chat kalau malam ini akan tinggal di rumah orang tuanya. Benarkah demikian?

Setelah aplikasi dibuka. Dia pun mendapati dimana posisi terakhir Jannah berada. Ada di Hotel Grand National. Arief hanya tersenyum sinis. Dia tangkap screenshot layarnya, setelah itu dia coba untuk memanggil istrinya. Agak lama untuk diangkat. Setelah beberapa detik berlalu akhirnya istrinya pun mengangkatnya.

"Ya, Assalaamu'alaikum," sapa istrinya, "ada apa mas?"

Terdengar suara berisik di seberang sana. Arief sudah membayangkan yang tidak-tidak. Suara napas istrinya juga terengah-engah.

"Aku sudah terima suratnya," jawab Arief.

Tiba-tiba suara telepon istrinya hening. Seolah-olah waktu itu kejadiannya benar-benar tiba-tiba dan mendadak berhenti. Suara napas istrinya juga berhenti. Entah apa yang terjadi di sana.

"Trus?" tanya Jannah.

"Umi sudah bulat ingin cerai?"

"Iya."

"Apa alasan umi?"

"Bukankah sudah berkali-kali kita bahas ini...uhff...! Kita sudah beda prinsip, ....ehm... kita beda segalanya. Lagipula... sam..pai... sekarang mas juga belum bisa memberikan ....apa yang aku ....inginkan..." lagi-lagi terdengar suara gaduh dan napas istrinya tersengal-sengal seperti menahan sesuatu.

Arief makin marah, tapi dia mencoba untuk menahan diri. Dia bukan orang bodoh yang bisa ditipu begitu saja. Arief menghela napas perlahan-lahan untuk meredakan emosinya. Dia pun bertanya kepada istrinya, "Umi masih cinta mas tidak?"

Lama jawaban dari Jannah. "Ahhh..." terdengar desahan istrinya.

Arief masih menunggu. Dia sudah mengira apa yang terjadi di sana seperti apa, jadi tak perlu dia bertanya. "Umi masih cinta mas tidak?" diulangnya pertanyaan Arief.

"Maaf, mas," terdengar suara Jannah menarik napas dalam-dalam seperti baru saja lari marathon. "Sedang angkat-angkat tadi. Kalau ingin Umi kembali ke mas, syaratnya gampang. Penuhi keinginan Umi."

"Begitukah?" tanya Arief sambil mendesah.

"Iya, Mas tahu sendiri sekarang pendidikan mahal, Khalil butuh biaya sekolah, rumah, kehidupan setiap hari dan hutang mas itu sudah seabrek. Umi juga kan yang akhirnya cari duit sana sini? Umi juga yang kerja sudah tiga bulan Umi menutupi keuangan keluarga kita. Sedangkan, Mas? Mas tidak ada sumbangsih sama sekali! Mas mikir nggak? Umi juga perlu nafkah!"

"Tapi mas juga ngasih ke kamu bukan? Seluruh gaji mas sudah kukasih. Mas bahkan nyaris tiap hari ke kantor nggak bawa uang dan nahan lapar sampai pulang ke rumah. Itu pun di rumah kalau masih untung ada makanan, biasanya juga sudah habis! Umi kemana selama ini?"

"Mas yang kemana selama ini? Setiap hari kerja pagi sampai malam, trus capek tidur. Aku juga butuh perhatian mas!"

Arief terdiam sejenak. Dia mendesah lagi. "Memangnya selama ini perhatianku kurang? Setiap kamu sakit, akulah yang merawat. Akulah yang menahan lapar sebelum aku melihat kalian makan aku tidak akan makan. Akulah yang rela mengubur cita-citaku hanya untuk kalian. Kau kira aku kemana?"

"Mas juga perlu ingat, mas pernah dekat dengan perempuan lain. Si Azizah itu atau siapa namanya. Mas kira aku tidak tahu? Mas masih suka ama dia kan? ngaku saja! Mas begitu baik ama dia, tapi sama aku? Mas lebih mengkhawatirkan si Azizah itu daripaada aku. Aku juga perlu dikhawatirkan mas."

Ada alasan lain kenapa Arief lebih perhatian ke Azizah. Memang salahnya tidak cerita ke istrinya, tapi itu bukan alasan yang sebenarnya. Arief sudah tidak lagi melihat celah istrinya untuk bisa mencabut gugatan cerai itu.

"Kau tak memikirkan bagaimana Khalil nanti hidup tanpa kebersamaan orang tua?" tanya Arief.

"Mas, orang tua Khalil masih hidup. Kita cuma pisah saja. Kita bisa saling mengasuhnya. Kita cerai dengan baik-baik. Hak asuh biar Khalil yang memilihnya nanti kalau sudah cukup umur, sementara Khalil bersamaku," jawab Jannah, "jangan khawatir, aku bisa mendidik Khalil."

"Kau sudah bertekad bulat untuk hal ini?" tanya Arief sekali lagi, "ini pertanyaan terkahirku. Sebab, setelah ini kau tidak akan melihatku lagi sebagai Arief yang kau kenal."

"Maksud mas?"

"Aku akan sangat berbeda," jawab Arief, "makanya, aku bertanya kepadamu, kau sudah bertekad bulat menggugat ceraiku?"

"Iya, aku sudah bertekad bulat. Tidak ada yang aku ragukan," jawab Jannah.

"Berapa lama kau sudah memikirkan ini?" tanya Arief.

"Cukup lama," jawab Jannah, "daripada kita saling menyakiti, ini jalan yang terbaik."

Arief berkata, "Baiklah. Kau yang memilihnya. Salam kepada ustadz Tholib di situ, agar beliau bisa menjagamu dengan baik."

"Hah? Maksud mas? mas...." suara Jannah terputus. Arief telah menutup teleponnya. Arief tersenyum sinis. Dikiranya selama ini Jannah tidak tahu kalau berselingkuh.

Sementara itu di tempat lain Jannah gemetar menggenggam ponselnya. Tubuhnya ada di atas ranjang tanpa sehelai benang pun sementara itu di sebelahnya ada seseorang yang tadi disebut oleh suaminya, ustadz Thalib. Guru pengajian mereka selama ini, sekligus juga teman Jannah saat kuliah dulu. Mustahil perselingkuhan mereka diketahui Arief? Sejak kapan?

Jannah panik. Dia mencoba menghubungi Arief sekali lagi, tetapi tidak diangkat atau direject. Jannah khawatir. Dia buru-buru pergi ke kamar mandi yang ada di kamar hotel untuk membersihkan dirinya dari bau sperma yang melekat di tubuhnya. Melihat gelagat Jannah, Thalib pun menghampirinya di kamar mandi.

"Ada apa?" tanya Thalib.

"Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower.

"Ya bagus dong."

"Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!"

"Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?"

Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower.

"Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah.

"Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher.

"Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih.

Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi.

Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Selingkuh adalah dosa besar dan pengkhianatan terbesar bagi Arief. Dan ini adalah cerita bagaimana Arief membalas mereka.

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Juliana

Selebihnya
Gairah Pelarian Cinta

Gairah Pelarian Cinta

Adventure

5.0

Kepala ku mulai naik turun mengoral penis nya yang membuatku selalu terbayang. Sementara tangan kiri ku ikut mengocok naik turun. "Oooohhhh.... Cinta Stop...! Nanti keluaarrr! Aaaahhhh.....", lenguh Robi meminta ku berhenti mengoral penisnya. Aku berhenti dan kemudian berbalik badan, kami kembali saling pandang tanpa bicara satu kata pun. Lalu tiba-tiba tubuhku dipeluknya dan segera dibaliknya hingga kini posisi kami berganti menjadi Robi diatas tubuh ku dalam posisi missionary. Robi memandang tajam mata ku bebrapa saat seakan meminta ijin pada ku, aku hanya mengangguk dan berkata. "Pelan-pelan, ya!". Robi membelai pipi ku dan sesaat kemudian ia mencium kembali bibir ku agak lama dan setelah itu ia bicara dengan suara bergetar. "Jika sakit ngomong, ya. Ini juga yang pertama bagi ku, yang!". Aku hanya memejamkan mata saat kurasakan penisnya sudah berada di depan bibir vagina ku, di gesek-gesekannya sejenak supaya aku kembali bisa mengeluarkan cairan lubrikasi ku. Sambil terus menggesekkan penisnya di bibir vaginaku, Robi kemudian menggenggam penis nya dan mengarahkan serta menuntunnya ke bibir vagina ku. "Aawww....", pekik ku sambil meringis kesakitan saat kepala penis nya mulai membuka jalan, menuju vagina ku, 1/4 batangnya sudah memenuhi vagina ku yang kurasakan sesak dan penuh. "Sakit, Rob!", keluh ku. Robi yang melihatku meringis kesakitan kemudian ia mendiamkan sejenak sambil ia mengelus rambut dan mendaratkan ciumannya ke kening ku. Aku seperti merasa nyaman dengan perlakuannya barusan, sambil tersenyum aku berbisik pada nya. "Ambillah sayang, aku ikhlas menyerahkan untuk mu". Aku kembali memejamkan mata dan berusaha pasrah dan rileks, aku tahu ini bakalan sangat sakit dan merupakan kebanggan bagi kaum perempuan tapi rasa sayang ku menutup kesadaran ku saat itu, aku menanti dengan berdebar menyerahkan kehormatan ku pada lelaki yang sudah menaklukan hati ku. Melihat aku dengan pasrah di bawah membuat Robi mantap untuk memasukkan penis nya lebih dalam lagi hingga bisa merobek selaput darah ku. Lalu ia menghentakkan pinggulnya dengan keras sehingga membuat ku menjerit kembali. "Aaaaaawwwww..... Aduh.....! Aaaaaahhhhkkkk....".

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Membalas Penkhianatan Istriku
1

Bab 1 Part 01. Digenjot Nikmat Ustadz Mesum

03/03/2025

2

Bab 2 Part 02. Dipermalukan Telak Di Pengadilan

03/03/2025

3

Bab 3 Part 03. Disakikiti Pulang Kampung

03/03/2025

4

Bab 4 Part 04. Bukti Perselingkuhan Sampai Pada Istri

03/03/2025

5

Bab 5 Part 05. Pertemuan Dengan Istri Ustadz

03/03/2025

6

Bab 6 Part 06. Melihat Langsung Perselingkuhan Nikmat

03/03/2025

7

Bab 7 Part 07. Kenikmatan Terlarang Didalam Rumah

03/03/2025

8

Bab 8 Part 08. Menyusun Rencana Balas Dendam

03/03/2025

9

Bab 9 Part 09. Penggerbekan Perselingkuhan Nikmat

03/03/2025

10

Bab 10 Part 10. Diancam Nikmat

03/03/2025

11

Bab 11 Part 11. Digerebek RT dan Warga

05/04/2025

12

Bab 12 Part 12. Minta Bantuan Pak Dhe

05/04/2025

13

Bab 13 Part 13. Bantuan Bersarat Nikmat

06/04/2025

14

Bab 14 Part 14. Rintihan Kenikmatan Azizah

07/04/2025

15

Bab 15 Part 15. Pembalasan Dimulai

08/04/2025

16

Bab 16 Part 16. Diperbudak Nikmat

09/04/2025

17

Bab 17 Part 17. Entotin Saya Pak

10/04/2025

18

Bab 18 Part 18. Menjebak Nikmat Ustadz

11/04/2025

19

Bab 19 Part 19. Digenjot Nikmat Ustadz Mesum

12/04/2025

20

Bab 20 Part 20. Jannah Awal Mula Teroesona

13/04/2025

21

Bab 21 Part 21. Digerepe Nikmat Sampai Basah

14/04/2025

22

Bab 22 Part 22. Rencana Arif

14/04/2025

23

Bab 23 Part 23. Menggenjot Nikmat Wina

15/04/2025

24

Bab 24 Part 25. Menaklukkan Gairah Liar Wina

16/04/2025

25

Bab 25 Part 25. Awal Pertemuan Jannah

17/04/2025

26

Bab 26 Part 26. Dilamar Setelah Wisuda

18/04/2025

27

Bab 27 Part 27. Malam Pertama Nikmat

19/04/2025

28

Bab 28 Part 28. Kedatangan Orang Tua

20/04/2025

29

Bab 29 Part 29. Istri Hampir Digarap Nikmat

21/04/2025

30

Bab 30 Part 30. Digarap Nikmat Lagi Sang Ustadz

22/04/2025

31

Bab 31 Part 31. Rencana Dengan Istri Sang Ustadz

23/04/2025

32

Bab 32 Part 32. Kemesraan Liar Ddengan Istri Sang Ustadz

24/04/2025

33

Bab 33 Part 33. Menanam Benih Di Istri Sang Ustadz

25/04/2025

34

Bab 34 Part 34. Sodokan Nikmat Sang Ustadz

26/04/2025

35

Bab 35 Part 35. Tertular Buah Kenikmatan

27/04/2025

36

Bab 36 Part 36. Dibuang Dari Kenikmatan Wina

28/04/2025

37

Bab 37 Part 37. Malam Pertama Nikmat

Hari ini09:01