Sang Pengantin Pengganti: Membuat Kenangan Tentang Kita
"Ayla, tidakkah menurutmu aku terlalu sabar dan baik padamu akhir-akhir ini?" Brian lalu berjalan ke arahnya dan langsung mencekik leher Ayla dengan tangannya yang besar dan sangat kuat.
Ayla tidak menghindar atau pun menunjukkan tanda-tanda memberontak. Dia hanya menatap dengan tajam pada Brian dan berkata, "Lukas terluka karena aku." Ayla hanya memberikan penjelasan yang sederhana padanya.
"Apakah aku memberimu izin untuk menemuinya? Hah?" Penjelasan Ayla hanya membuat Brian semakin marah.
"Aku ingin bertemu dengannya," ucap Ayla dengan cuek. Ayla memang ingin bertemu dengan Lukas untuk memberitahukan kepadanya bahwa mereka tidak bisa bertemu dan bersama lagi satu sama lain. Namun, kecelakaan kecil karena teko yang berisi teh panas itu membuat percakapan mereka terganggu dan tidak membuahkan hasil.
Sayangnya, semua penjelasan Ayla kepada Brian itu sia-sia. Brian tidak akan mendengar apa pun yang dia katakan. Kehadiran Anna di sana juga menjadi pengingat bahwa Tuan Lesmana tidak kekurangan satu pun wanita di dalam hidupnya. Ayla bisa dibuang kapan saja dan Brian-lah yang memegang kendali dan kuasa penuh atas hidupnya.
"Apakah kamu ingin membunuhku sekarang?" Ekspresi senyum di bibir Ayla mulai muncul dengan perlahan. Ayla selalu menantang kekuasaannya bagi Brian. "Apa kamu ingin mati?" tanya Brian padanya. Dia lalu melihatnya sambil berpikir, 'Aku tidak akan memberimu kepuasan itu jika kamu memang ingin mati.'