icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Dia Tidak Berhak Memilih
Jumlah Kata:1160    |    Dirilis Pada: 17/12/2021

Melihat Brian yang sedang berdiri di pinggir ranjang sambil menatapnya dengan tatapan beringas, penuh dengan ancaman yang menakutkan, Ayla refleks menarik selimut untuk menutupi badannya.

"Nona Ginanjar, kamu telah menandatangani kontrak pernikahan kita. Kenapa kamu menyembunyikan dirimu dari suamimu? Apakah kamu ingin mempertahankan badanmu itu untuk pria lain?" ucap laki-laki itu dengan nada mengejek saat melihat Ayla bersembunyi di bawah selimut.

Brian tidak mengerti mengapa dia bersembunyi dan menghindar. Ah, bagaimanapun juga, dirinya tidak akan melepaskan wanita ini dengan mudah malam ini.

Sementara itu, Ayla menatap pria yang ada di hadapannya ini dengan rasa takut. Dia memang ingin menjaga kesuciannya, tapi mungkinkah Brian akan membiarkannya begitu saja?

"Siapa pria itu? Mulai hari ini, kamu telah menjadi istriku, istri Brian Lesmana secara sah." tambah Brian dengan nada mencibir. Perlahan, laki-laki itu mendekat, menutup jarak di antara mereka berdua.

"Apakah kamu tidak tahu bagaimana cara menjalankan tugasmu sebagai seorang istri?" tatapan Brian berubah menjadi tajam melihat wanita yang baru saja disahkan sebagai istrinya itu meringkuk di hadapannya dengan terbungkus selimut.

"Tidak, aku tidak tahu!" teriak Ayla setelah dia menahannya sejak tadi. Meskipun dia merasa takut dengan laki-laki ini, dia masih memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya. Ayla tahu kalau penolakannya itu tidak akan berarti, juga tidak akan merubah situasi apapun, tetapi untuk pertama kalinya dia merasa benar-benar perlu memberitahukan pria ini apa yang dia pikirkan.

"Kamu hanyalah seorang wanita yang aku beli dengan uang. Apakah kamu berpikir, kamu berhak memilih?" Brian menggertakkan giginya, 'Lancang sekali wanita ini!'

Ayla tampak gemetar saat mendengar nada suara Brian mengeras dan membentaknya.

Melihat itu, Brian mengerutkan alisnya. Bagaimana bisa wanita ini berpura-pura ketakutan dengan begitu meyakinkan? Semakin dia bersikap seperti ini, semakin Brian bertekad untuk menunjukkan pada wanita ini di mana posisinya yang sebenarnya.

Brian naik ke tempat tidur dan dengan cepat meraih Ayla, menarik tubuhnya lebih dekat dengannya. Lengannya yang berotot melingkari tubuh wanita itu, mencegahnya supaya tidak menjauh dari tubuhnya.

"Lepaskan aku!" Ayla meronta, berusaha keras untuk mendorong laki-laki itu menjauhinya. Namun, dibandingkan dengan Brian, Ayla tidaklah sekuat laki-laki itu. Meskipun begitu, Ayla tidak ingin menyerah begitu saja.

Brian menaikkan alisnya lalu mencibir, "Melepaskanmu? Apakah kamu lupa kalau hari ini adalah hari pernikahan kita? Malam ini kita akan sempurnakan pernikahan ini dengan menunaikan malam pertama kita."

"Tidak, aku mohon, jangan! Tuan Lesmana, tolong lepaskan aku!" Ayla merasa sangat terhina.

"Arlini, apa kamu bercanda? Kenapa kamu bersikap sok suci, seolah-olah kamu baru pertama kali melakukannya? Apakah kamu tidak merasa sikapmu ini sangat munafik?" Brian berpikir bahwa Arlini sebagai gadis keluarga Ginanjar yang populer dikalangan para pria itu, pasti akan melakukan apa saja demi uang. Brian tahu bahwa selama dirinya memiliki uang, wanita ini tidak akan menolaknya.

Namun, wanita di hadapannya ini tak henti-hentinya memberinya kejutan demi kejutan sejak mereka bertemu.

"Aduh, sakit... tolong...." Ayla memekik kesakitan ketika Brian memposisikan dirinya dengan beringas di antara kedua kakinya, sekarang tidak ada yang bisa dia rasakan selain kesakitan.

Semuanya sudah berakhir, tidak ada jalan lain lagi sekarang. Brian akan melakukan segala cara untuk membuatnya merasa tersiksa.

Seharusnya dirinya memikirkan segalanya secara matang-matang sebelum dia menyetujui pernikahan ini. Sekarang semuanya sudah terlambat. Dia tidak bisa melarikan diri lagi.

Mata Brian menangkap bercak-bercak noda darah di kasur. Melihat itu, dia lalu bertanya, "Berapa banyak uang yang telah kamu habiskan untuk memperbaiki selaput daramu?"

Ayla merasa sangat terhina saat mendengar kata-kata ini. Dirinya bahkan tidak mampu melawannya lagi karena tubuhnya terasa sangat lemah sekarang. Ayla tahu apapun jawaban yang dia berikan, Brian tidak akan memercayainya. Meskipun demikian, tujuan Ayla adalah untuk meyakinkan Brian bahwa dirinya adalah Arlini. Jadi, selama laki-laki itu memercayainya, maka semuanya akan berjalan sesuai rencana.

Bagaimana mungkin dia bisa menolak jika Brian ingin menagih kewajibannya sebagai seorang istri di malam pertama mereka? Bagaimanapun juga, mereka berdua sudah menikah secara sah sekarang. Ayla tidak mungkin mengakui identitasnya yang sebenarnya, bahwa dirinya bukanlah Arlini. Jadi dia memilih untuk diam dan tidak mengatakan apa-apa.

"Sialan! Keluar dari kamar ini!" teriak Brian tiba-tiba, setelah itu dia masuk ke kamar mandi. Brian memang sengaja menyiapkan dua kamar terpisah karena dia tidak ingin wanita itu tinggal sekamar dengannya. Brian hanya ingin mempermalukannya dan melecehkannya saja.

Mendengar teriakan Brian itu, Ayla seketika menjadi gemetar. Dirinya lekas menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lalu segera berjalan keluar kamar.

Malam itu, Ayla tidak bisa tidur sama sekali. Dia menghabiskan malamnya dengan duduk di lantai dan memandang ke luar jendela. Pandangan matanya kosong, namun pikirannya melayang jauh, ada banyak hal yang dia pikirkan. Apakah dirinya benar-benar harus menghadapi kehidupan seperti ini untuk selamanya?

Ayla memikirkan bagaimana dia telah dipermalukan oleh seorang pria yang bahkan tidak mencintainya. Tidak hanya itu, dirinya juga telah kehilangan sesuatu yang paling berharga bagi seorang wanita. Dia menghela napas dengan berat.

Keesokan paginya, pintu kamar Ayla terbuka dengan keras. Brian berjalan ke dalam ruangan itu sambil menggenggam sebotol obat di tangannya. Dia lalu melemparkan botol itu pada Ayla, "Minum obatnya."

Brian belum ingin wanita ini hamil. Selain itu, Arlini adalah anggota keluarga Ginanjar. Brian tidak bisa membayangkan betapa dia akan membencinya kalau wanita ini sampai mengandung anaknya.

Meskipun Ayla tidak memiliki banyak pengalaman, dia tahu betul apa isi botol yang dilemparkan Brian padanya, 'Brian benar, dia memang membutuhkan obat ini sekarang. Dia masih harus pergi sekolah dan melanjutkan hidupnya.'

Brian kemudian berjongkok di hadapan Ayla. Matanya memerhatikan memar yang ditinggalkannya semalam di lengan wanita itu.

"Kamu tidak boleh hamil tanpa seizinku. Demi keselamatan keluarga Ginanjar, sebaiknya kamu menuruti kata-kataku dengan baik!" dia membuka tutup botol itu dan menuangkan sebutir pil berwarna putih di telapak tangannya. Tanpa memberi aba-aba, Brian kemudian memasukkan pil itu ke dalam mulut Ayla dengan paksa.

Ayla menelannya bulat-bulat, tanpa meneguk air. Matanya seketika dibanjiri air mata.

"Bersiaplah. Kita akan pergi ke suatu tempat." sembari mengatakannya, Brian berjalan dan duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan. Dia menyalakan sebatang rokok, lalu mulai menghisapnya dengan elegan.

Ayla bangkit dengan sedikit kesulitan. "Tapi, aku tidak punya pakaian yang bisa dikenakan."

Tidak seperti Arlini yang memiliki begitu banyak koleksi pakaian bermerek, Ayla hanya memiliki beberapa pakaian santai yang biasa dia kenakan di sekolah. Selain itu, dia juga tidak mungkin keluar dengan mengenakan gaun pengantinnya, kan!

"Nyonya Lesmana, kamu telah menikah denganku. Aku akan memberikanmu semua yang kamu butuhkan." Wanita itu memang benar-benar Arlini. Brian sekarang yakin akan hal itu. Tentu saja dia akan meminta pakaian pada hari kedua pernikahan mereka.

Arlini dan gaya hidupnya yang mewah.

Brian mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang. Sepuluh menit kemudian, pakaian-pakaian dengan merek terkenal pun dibawa masuk ke kamar Ayla.

Melihat segala jenis pakaian dan gaun yang terbuat dari bahan-bahan dengan kualitas yang tinggi itu, Ayla terperangah. Tangannya bergerak menyentuh tekstur pakaian itu. 'Lembut sekali,' pikirnya.

Ayla bukanlah orang yang serakah. Namun saat melihat pakaian-pakaian itu, dia tetap saja merasa tertarik. Dia mengambil sebuah gaun putih sederhana kemudian berjalan ke kamar mandi.

Brian duduk di sofa, memerhatikan itu semua. Alisnya sedikit mengernyit ketika melihat Ayla memilih gaun putih yang polos di antara pakaian-pakaian yang mewah itu. Terkadang, sulit baginya untuk memahami apa yang ada di dalam kepala wanita itu.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dia Hanya Seorang Wanita Pengganti2 Bab 2 Dia Benci Melihat Kemunafikannya.3 Bab 3 Dia Tidak Berhak Memilih4 Bab 4 Dia Berkompromi Untuk Bertahan Hidup5 Bab 5 Berjanji Padanya6 Bab 6 Memberinya Kesempatan7 Bab 7 Mengganggunya Secara Tidak Sengaja8 Bab 8 Wajahmu yang Cantik adalah Asetmu9 Bab 9 Hanya Dia yang Berhak Marah10 Bab 10 Dia Memiliki Wanita Lain11 Bab 11 Sengaja Mencari Masalah.12 Bab 12 Dia Masih Toby yang Dulu13 Bab 13 Harga Dirinya14 Bab 14 Pelecehan15 Bab 15 Dia Memiliki Tunangan16 Bab 16 Kebebasannya17 Bab 17 Dia Menyerah Lagi18 Bab 18 Dia Ingin Mengenalnya19 Bab 19 Mencoba Yang Terbaik Untuk Melihatnya20 Bab 20 Berpura-pura Tidak Ada yang Terjadi21 Bab 21 Harga yang Harus Dibayar22 Bab 22 Mereka Adalah Orang Yang Berbeda23 Bab 23 Dia Adalah Istriku24 Bab 24 Dia adalah Penguasa25 Bab 25 Jangan Menangis Lagi26 Bab 26 Pria Itu Adalah Mimpi Buruknya27 Bab 27 Apa Lagi yang Bisa Dia Harapkan28 Bab 28 Dia Tidak Punya Tempat Untuk Pergi29 Bab 29 Aku Mohon, Tolong Bantu Aku30 Bab 30 Dia Bersedia Melakukannya31 Bab 31 Mereka Semua Adalah Orang-Orang yang Tidak Bermoral32 Bab 32 Tugas dan Kewajiban Seorang Istri33 Bab 33 Tidak Ada Hal Lain, Selain Penghinaan34 Bab 34 Aku Tidak Bisa Mengatakan Tidak35 Bab 35 Dia Telah Kehilangan Hak untuk Mencintai Pria itu.36 Bab 36 Membuat Keputusan Demi Lala37 Bab 37 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Kendalinya38 Bab 38 Dia Tidak Menginginkan Seorang Bayi39 Bab 39 Dia Sengaja Mempersulit Ayla40 Bab 40 Kamu Adalah Istri Sahnya41 Bab 41 Dia Merasa Kasihan Kepada Ayla42 Bab 42 Dia Melakukan Semua Hal Sesuka Hatinya.43 Bab 43 Jika Ayla Bahagia, Dia Juga Akan Bahagia44 Bab 44 Jatuh Cinta Padaku Adalah Kehancuran45 Bab 45 Biarkan Dia Menyaksikan Itu Semua46 Bab 46 Menghadiri Acara Pernikahan Toby47 Bab 47 Ayla Tidak Punya Pilihan Selain Menghindar48 Bab 48 Perkataan Brian Menyentuh Hati Ayla49 Bab 49 Tidak Bisa Membayar Hutangnya50 Bab 50 Brian Tidak Demam51 Bab 51 Brian Tidak Akan Membuat Pengecualian52 Bab 52 Ayla Tidak Begitu Membenci Brian53 Bab 53 Menjadi Istrinya Yang Asli54 Bab 54 Tidak Akan Membiarkan Keinginan Mereka Tercapai55 Bab 55 Lupakan Dia56 Bab 56 Bayi Dalam Kandungannya57 Bab 57 Dia Mengira Ayla Berbohong Padanya58 Bab 58 Jangan Bilang Kalau Kamu Sudah Hamil59 Bab 59 Memaksa Ayla Mengugurkannya60 Bab 60 Upaya Terakhirnya61 Bab 61 Bersedia Kembali Padanya62 Bab 62 Aborsi63 Bab 63 Dia Berharap Mati64 Bab 64 Apa Aku Masih Hidup65 Bab 65 Hidupnya Seharusnya Sudah Berakhir66 Bab 66 Dia Tidak Pantas Untuk Menjadi Seorang Ibu67 Bab 67 Dia Sudah Putus Asa68 Bab 68 Dia Tidak Ingin Pergi Dari Sana69 Bab 69 Mencoba Untuk Melupakannya70 Bab 70 Dia Selalu Dipaksa Di Dalam Situasi Seperti Ini71 Bab 71 Ayla Mengabaikan Brian72 Bab 72 Rasa Sakit Membuatnya Mati Rasa Dan Kedinginan73 Bab 73 Dia Mabuk Tapi Tidak Membuat Adegan74 Bab 74 Apakah Anna Sedang Mencoba Untuk Pamer75 Bab 75 Dia Sedang Merencanakan Sesuatu76 Bab 76 Segelas Susu Dengan Obat Tidur77 Bab 77 Bertemu Dengan Lukas Lagi Secara Kebetulan78 Bab 78 Dia Lupa Dengan Janjinya Kepadanya79 Bab 79 Menantang Prinsipnya Sedikit Demi Sedikit80 Bab 80 Kebetulan Atau Memang Sengaja Diatur 81 Bab 81 Lukas Menyatakan Perasaannya Pada Ayla82 Bab 82 Jelmaan Iblis83 Bab 83 Lucas Terluka Karena Ayla84 Bab 84 Tidak Akan Semudah Untuk Bisa Mati85 Bab 85 Lala Hilang86 Bab 86 Babak 86 Ayla Sang Pion87 Bab 87 Kesulitan Lain88 Bab 88 Membuatnya Sulit Bertahan89 Bab 89 Ayla Tidak Ingin Menjadi Kelemahannya90 Bab 90 Apakah Tuhan sedang bermain-main dengannya 91 Bab 91 Dia Membayarnya Kembali Dengan Hidupnya92 Bab 92 Janji Mereka yang Telah Dilanggar93 Bab 93 Dia Memberikan Cintanya Pada Lala94 Bab 94 Ini Merupakan Perpisahan yang Panjang95 Bab 95 Lelaki Yang Tak Terlupakan Olehnya96 Bab 96 Cinta Tanpa Syarat97 Bab 97 Dia Tidak Ingin Bertemu Dengannya Sekarang98 Bab 98 Menanti Cintamu99 Bab 99 Itu Adalah Dia100 Bab 100 Pertemuan yang Tak Terduga