icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sang Pengantin Pengganti: Membuat Kenangan Tentang Kita

Sang Pengantin Pengganti: Membuat Kenangan Tentang Kita

icon
Bab 1
Dia Hanya Seorang Wanita Pengganti
Jumlah Kata:1248    |    Dirilis Pada: 17/12/2021

Pada suatu malam yang dingin, langit malam tampak dipenuhi dengan awan-awan hitam, menghalangi bintang-bintang dan bulan, embusan angin malam pun cukup membuat orang merasa menggigil.

Malam ini merupakan malam yang sibuk di Hotel Hyatt, sebuah hotel bintang enam paling mewah di Bali. Seluruh bangunan hotel itu telah dipesan secara khusus oleh seorang pengusaha kelas dunia yang bereputasi tinggi dan berpengaruh besar, dia adalah Brian Lesmana yang tersohor itu.

Brian tampil dengan setelan jas hitam, sedang duduk di sudut ruangan ruang VVIP paling mewah di hotel itu, dengan sebatang cerutu terjepit di antara kedua jarinya yang ramping dan panjang. Kepulan asap dari cerutu itu membumbung di depannya dan sedikit menghalangi pandangannya.

"Tuan Lesmana, hari ini saudara-saudara semuanya sangat bergembira, kami semua sangat menikmati suguhan hari ini. Tapi sekarang hari sudah larut malam," ucap seorang pria berkulit agak gelap yang duduk di sebelah Brian. Pria itu memiliki alis yang tebal dan mata yang besar, membuat penampilannya terlihat berbeda dengan yang lain.

"Tuan Lesmana, saya dengar Nona Ginanjar ini wanita yang pergaulannya sangat luas. Itu sebabnya kenapa dia sangat populer di kalangan pria-pria. Apakah Anda tidak khawatir sama sekali, jika Anda akan dirugikan?" seseorang lainnya turut menimpali.

Mereka bukanlah satu-satunya orang yang menanyakan hal ini, hampir semua orang curiga dengan pernikahan mereka dan menanyakan hal serupa. Hanya saja Brian sendiri juga tidak keberatan menikahi wanita itu, bawahannya dan orang-orang di sekitarnya pun tidak bisa berbuat apa-apa, selain menggosipinya dan mengatakannya setelah minum beberapa gelas.

Brian mendekatkan gelas itu ke bibirnya, lalu menyesap minumannya perlahan. Laki-laki itu tampak tenang, sama sekali tidak terlihat terpengaruh oleh pertanyaan-pertanyaan itu.

"Anton Ginanjar berutang banyak uang padaku, dia mengirimkan putri kesayangannya yang berharga itu padaku pun masih belum cukup untuk menebus semua utang yang dia miliki," jawab Brian dengan datar.

"Tuan Lesmana, maksud Anda, Anton sengaja melakukan ini karena dia berusaha untuk mengulur waktu? Jadi, kalau begitu dia menganggap putrinya sendiri itu terlalu berharga." James Halim, tangan kanan Brian ikut bicara.

Seperti biasa, Brian masih tetap memasang ekspresi dingin. Dia menyesap cerutunya dan menghembuskan asapnya perlahan-lahan, kemudian berkata, "Awasi setiap gerak-gerik Anton dengan baik. Aku akan membuat dia hidup sengsara terasa seperti di neraka!"

"Tuan Lesmana, apakah Anda juga akan membuat istri Anda merasakan hidup bagaikan di neraka malam ini?" salah satu anak buah Brian melontarkan pertanyaan itu dengan wajah yang genit dan tersenyum nakal. "Atau... akan ada sesuatu yang istimewa, 'kah?" Selama ini, dia hanya mengetahui desas- desus putri keluarga Ginanjar itu melalui cerita-cerita yang didengarnya. Dia tidak pernah benar-benar berkesempatan untuk bertemu dengan wanita itu sama sekali. Bahkan, kabarnya hanya segelintir orang yang pernah melihatnya secara langsung.

"Tuan Lesmana, saya pernah mendengar gosip, kabarnya Nona Ginanjar ini memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang seksi. Pria-pria yang melihatnya akan langsung terpesona padanya. Dia memiliki aura yang sensual, membuat semua orang mendambakannya."

Para pria yang duduk di sekeliling sofa, satu per satu ikut ambil bagian dalam percakapan itu. Mereka semua tampak begitu antusias membicarakan si pengantin wanita yang batang hidungnya pun masih belum kelihatan sampai saat ini.

Namun, tampaknya tidak semua orang senang dengan topik pembicaraan itu. Wanita yang berdiri di sisi kanan Brian seketika memasang ekspresi cemberut di wajahnya saat mendengar nama Arlini Ginanjar disebut dalam percakapan itu, terlihat jelas sekali kalau dia tidak menyukai wanita yang sedang dibicarakan para pria itu.

"Cukup!" seru wanita itu memotong pembicaraan mereka. Dia merasa telinganya panas mendengarkan mereka membahas wanita itu terus menerus.

"Oh! Ternyata Nona Anna marah." Semua orang tahu dengan jelas bahwa Anna, wanita yang telah mengikuti Brian sepanjang hidupnya, memiliki perasaan khusus terhadap laki-laki itu. Mereka berdua memang memiliki hubungan yang tidak biasa, tetapi bukan hubungan yang intim.

Hari ini bagi Anna adalah hari yang menyebalkan karena secara resmi, ini artinya dia telah gagal menikah dengan Brian, dan menyandang status Nyonya Lesmana, dan kini posisi itu telah direbut oleh seorang wanita bernama Arlini Bagi Anna, Arlini bahkan tidak pantas mendapatkan Brian.

"Apakah kamu marah?" Brian mematikan cerutunya di asbak kemudian mengangkat pandangannya ke arah Anna. Meskipun hampir tidak terlihat, sebuah senyum tipis muncul di bibirnya.

"Brian." Anna hanya memanggil namanya dan tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu. Dia tahu betul posisinya dalam hidup Brian. Tidak peduli sedekat apapun dirinya dengan pria itu, yang bisa Anna lakukan hanyalah menjalankan tugasnya. Dia tidak akan pernah bisa melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

"Tuan Lesmana, apakah Anda bersedia memperkenalkan istri baru Anda pada kami?" tanya anak buah Brian yang lain. Segera setelah dia mengatakan itu, beberapa anak buah Brian yang lain ikut melontarkan pertanyaan yang sama.

Brian mengangkat gelas di genggamannya dengan anggun kemudian menghabiskan minumannya dalam satu tegukan. Dia meletakkan gelas kosong itu di atas meja lalu mengangguk setuju.

Sementara itu, di sebuah kamar presidensial suite di hotel itu, Ayla sedang menunggu dengan cemas. Wanita itu mengenakan gaun pengantin mewah yang dibuat secara khusus dari Paris. Wajahnya didandan dengan riasan yang lembut nan menawan. Hari ini adalah hari pernikahannya. Meskipun demikian, tidak ada satu pun kerabatnya yang hadir di hari penting itu. Dirinya hanya menandatangani namanya di selembar kertas dan seketika itu, dia langsung kehilangan seluruh hidupnya.

Ayla sebenarnya merasa begitu enggan dan sangat tidak setuju dengan situasi yang sedang dia hadapi saat ini. Namun, demi ayahnya dan untuk menghidupi keluarganya, dia harus menggantikan saudari perempuannya dan menikahi iblis bernama Brian Lesmana.

Dia duduk dengan gelisah di sudut ruangan, tubuhnya gemetar karena cemas. Ayla baru berusia dua puluh dua tahun, hidupnya baru saja dimulai. Namun sekarang, dia tiba-tiba harus menikah dengan seorang pria yang usianya enam tahun lebih tua darinya. Meskipun ruangan itu sangat mewah dan terang benderang, tapi Ayla tetap merasa takut.

Hatinya dipenuhi dengan rasa ketakutan, tapi dia sama sekali tidak punya pilihan lain.

Karena seharian belum makan, dia merasa kelaparan bahkan sekarang dia merasa agak pusing. Apalagi di kamar itu tidak ada yang bisa dia makan, karena tidak ada makanan apapun selain sebotol anggur dan beberapa gelas di atas meja. Ayla tidak pernah minum minuman keras sepanjang hidupnya. Dia juga adalah seorang murid yang teladan bagi guru-gurunya.

Dia tahu betul bahwa sejak dia berjanji untuk menjadi pengantin pengganti, hidupnya telah hancur berantakan. Dia hanya bisa berharap masa depannya bisa lebih baik dari apa yang dia rasakan sekarang.

Perutnya keroncongan dan berbunyi. Ayla sudah tidak sanggup menahan rasa laparnya itu. Bibirnya yang tadinya mengkilap telah mengering karena dia menggigitnya saat berusaha untuk menenangkan diri. Ayla telah menunggu-nunggu kemunculan iblis itu.

Tiba-tiba, pintu kamar itu pun terbuka dan dua orang yang tidak dia kenal masuk ke dalam ruangan. Kedua pria itu memiliki perawakan yang kasar dan mereka berdua jelas bukanlah Brian Lesmana.

"Nyonya Lesmana, Tuan Lesmana ingin bertemu dengan Anda," salah satu dari mereka berbicara dengan nada yang kasar dan agak tidak sopan.

"Di mana dia?" Ayla bertanya kembali dengan sedikit terbata-bata, tubuhnya refleks bergerak mundur bagaikan seekor kelinci yang ketakutan.

Namun, kedua pria itu tidak menjawabnya. Alih-alih, mereka menggenggam lengannya dan menariknya keluar dari ruangan dengan kasar. Ayla yang tidak siap mendapat perlakuan seperti itu, dia hampir saja terseret karenanya.

Dia mulai meronta dan berusaha untuk melepaskan diri, tapi usahanya sia-sia.

"Lepaskan aku!" Sebelum Ayla Ginanjar menyadari apa yang sedang terjadi, tubuhnya sudah terhempas ke lantai. Walaupun lantai itu dialasi dengan karpet, tapi bagaimanapun juga tubuhnya tetap akan merasa sakit setelah dia dihempaskan dengan cukup keras seperti itu.

"Arlini Ginanjar, angkat wajahmu!" Brian berbicara dengan nada yang kuat dan datar.

Arlini! Arlini Ginanjar. Oh, ya! Sekarang dia adalah Arlini Ginanjar, bukan Ayla Ginanjar.

Namun, Ayla tidak berani mengangkat wajahnya. Kalau saja mereka menyadari dan dapat mengenalinya, maka dia mungkin bisa mati saat itu juga!

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dia Hanya Seorang Wanita Pengganti2 Bab 2 Dia Benci Melihat Kemunafikannya.3 Bab 3 Dia Tidak Berhak Memilih4 Bab 4 Dia Berkompromi Untuk Bertahan Hidup5 Bab 5 Berjanji Padanya6 Bab 6 Memberinya Kesempatan7 Bab 7 Mengganggunya Secara Tidak Sengaja8 Bab 8 Wajahmu yang Cantik adalah Asetmu9 Bab 9 Hanya Dia yang Berhak Marah10 Bab 10 Dia Memiliki Wanita Lain11 Bab 11 Sengaja Mencari Masalah.12 Bab 12 Dia Masih Toby yang Dulu13 Bab 13 Harga Dirinya14 Bab 14 Pelecehan15 Bab 15 Dia Memiliki Tunangan16 Bab 16 Kebebasannya17 Bab 17 Dia Menyerah Lagi18 Bab 18 Dia Ingin Mengenalnya19 Bab 19 Mencoba Yang Terbaik Untuk Melihatnya20 Bab 20 Berpura-pura Tidak Ada yang Terjadi21 Bab 21 Harga yang Harus Dibayar22 Bab 22 Mereka Adalah Orang Yang Berbeda23 Bab 23 Dia Adalah Istriku24 Bab 24 Dia adalah Penguasa25 Bab 25 Jangan Menangis Lagi26 Bab 26 Pria Itu Adalah Mimpi Buruknya27 Bab 27 Apa Lagi yang Bisa Dia Harapkan28 Bab 28 Dia Tidak Punya Tempat Untuk Pergi29 Bab 29 Aku Mohon, Tolong Bantu Aku30 Bab 30 Dia Bersedia Melakukannya31 Bab 31 Mereka Semua Adalah Orang-Orang yang Tidak Bermoral32 Bab 32 Tugas dan Kewajiban Seorang Istri33 Bab 33 Tidak Ada Hal Lain, Selain Penghinaan34 Bab 34 Aku Tidak Bisa Mengatakan Tidak35 Bab 35 Dia Telah Kehilangan Hak untuk Mencintai Pria itu.36 Bab 36 Membuat Keputusan Demi Lala37 Bab 37 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Kendalinya38 Bab 38 Dia Tidak Menginginkan Seorang Bayi39 Bab 39 Dia Sengaja Mempersulit Ayla40 Bab 40 Kamu Adalah Istri Sahnya41 Bab 41 Dia Merasa Kasihan Kepada Ayla42 Bab 42 Dia Melakukan Semua Hal Sesuka Hatinya.43 Bab 43 Jika Ayla Bahagia, Dia Juga Akan Bahagia44 Bab 44 Jatuh Cinta Padaku Adalah Kehancuran45 Bab 45 Biarkan Dia Menyaksikan Itu Semua46 Bab 46 Menghadiri Acara Pernikahan Toby47 Bab 47 Ayla Tidak Punya Pilihan Selain Menghindar48 Bab 48 Perkataan Brian Menyentuh Hati Ayla49 Bab 49 Tidak Bisa Membayar Hutangnya50 Bab 50 Brian Tidak Demam51 Bab 51 Brian Tidak Akan Membuat Pengecualian52 Bab 52 Ayla Tidak Begitu Membenci Brian53 Bab 53 Menjadi Istrinya Yang Asli54 Bab 54 Tidak Akan Membiarkan Keinginan Mereka Tercapai55 Bab 55 Lupakan Dia56 Bab 56 Bayi Dalam Kandungannya57 Bab 57 Dia Mengira Ayla Berbohong Padanya58 Bab 58 Jangan Bilang Kalau Kamu Sudah Hamil59 Bab 59 Memaksa Ayla Mengugurkannya60 Bab 60 Upaya Terakhirnya61 Bab 61 Bersedia Kembali Padanya62 Bab 62 Aborsi63 Bab 63 Dia Berharap Mati64 Bab 64 Apa Aku Masih Hidup65 Bab 65 Hidupnya Seharusnya Sudah Berakhir66 Bab 66 Dia Tidak Pantas Untuk Menjadi Seorang Ibu67 Bab 67 Dia Sudah Putus Asa68 Bab 68 Dia Tidak Ingin Pergi Dari Sana69 Bab 69 Mencoba Untuk Melupakannya70 Bab 70 Dia Selalu Dipaksa Di Dalam Situasi Seperti Ini71 Bab 71 Ayla Mengabaikan Brian72 Bab 72 Rasa Sakit Membuatnya Mati Rasa Dan Kedinginan73 Bab 73 Dia Mabuk Tapi Tidak Membuat Adegan74 Bab 74 Apakah Anna Sedang Mencoba Untuk Pamer75 Bab 75 Dia Sedang Merencanakan Sesuatu76 Bab 76 Segelas Susu Dengan Obat Tidur77 Bab 77 Bertemu Dengan Lukas Lagi Secara Kebetulan78 Bab 78 Dia Lupa Dengan Janjinya Kepadanya79 Bab 79 Menantang Prinsipnya Sedikit Demi Sedikit80 Bab 80 Kebetulan Atau Memang Sengaja Diatur 81 Bab 81 Lukas Menyatakan Perasaannya Pada Ayla82 Bab 82 Jelmaan Iblis83 Bab 83 Lucas Terluka Karena Ayla84 Bab 84 Tidak Akan Semudah Untuk Bisa Mati85 Bab 85 Lala Hilang86 Bab 86 Babak 86 Ayla Sang Pion87 Bab 87 Kesulitan Lain88 Bab 88 Membuatnya Sulit Bertahan89 Bab 89 Ayla Tidak Ingin Menjadi Kelemahannya90 Bab 90 Apakah Tuhan sedang bermain-main dengannya 91 Bab 91 Dia Membayarnya Kembali Dengan Hidupnya92 Bab 92 Janji Mereka yang Telah Dilanggar93 Bab 93 Dia Memberikan Cintanya Pada Lala94 Bab 94 Ini Merupakan Perpisahan yang Panjang95 Bab 95 Lelaki Yang Tak Terlupakan Olehnya96 Bab 96 Cinta Tanpa Syarat97 Bab 97 Dia Tidak Ingin Bertemu Dengannya Sekarang98 Bab 98 Menanti Cintamu99 Bab 99 Itu Adalah Dia100 Bab 100 Pertemuan yang Tak Terduga