Sang Pengantin Pengganti: Membuat Kenangan Tentang Kita
Luna tahu semua yang telah Aditya lakukan untuknya.
Dia mengambil cangkir kopi dan meminum kopi yang tersisa. Kue mousse di depannya masih terlihat sangat lembut dan enak.
Dia begitu terbiasa dengan perasaan memiliki Aditya di sisinya sepanjang waktu.
Begitu Aditya menerima pesannya, dia langsung meneleponnya. Luna bertanya sambil menarik napas, "Apakah kamu masih belum tidur?"
Berdiri di depan jendela tinggi, Aditya bertanya, "Apakah kamu kesal karena aku meneleponmu?"
Luna cemberut dan membalas, "Sekarang seharusnya sudah dini hari di Amerika." Dia mengingatkannya dengan ramah.
Dia tahu bahwa Aditya adalah tipe pria yang akan mengabaikan kesehatan demi pekerjaan.
Namun, apakah dia mulai peduli sekarang? Apakah dia khawatir tentangnya?
Dia tidak yakin dengan jawabannya.
Luna tidak berani mengakui perasaannya dan dia tidak mau.
"Aku tahu." Aditya menghela napas berat. Dia merasa sangat gelisah sejak dia berada jauh dari Luna.
Nikita selalu membuatnya merasa cemas, jadi dia ingin menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin agar dia bisa kembali ke sisi Luna.
"Ini sangat larut. Kamu seharusnya tidak bekerja pada jam ini dan tidak peduli seberapa penting pekerjaanmu, itu tidak sepenting kesehatanmu." Meskipun dia mengatakan itu, dia tahu bahwa Aditya tidak akan mendengarkannya.