Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana

5.0
Komentar
12.7K
Penayangan
138
Bab

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Bab 1 Part 01

Terik panas matahari di kota bagian timur Indonesia sangat menyengat kulit siang ini. Lalu lalang kendaraan dan hilir mudik penduduk seperti tidak kenal waktu dan cuaca, semua bergerak dengan tujuan dan harapan yang berbeda beda.

Suasana yang berbeda juga terjadi di dalam acara penting di siang ini. Suara tepuk tangan para peserta bergemuruh terdengar di sebuah hotel berbintang di kota terbesar di bagian timur negeri ini.

Sebuah hajatan yang diberi nama business forum yang digelar di Ballroom Four Points Hotel di Makasar, dan riuh rendah serta tepuk tangan peserta kembali terdengar berkali kali. Hanya hajatan dunia usaha atau acara partai yang biasanya digelar di hari kerja dan siang hari.

Acara besar yang digagas oleh Minning & Energy Magazine mengumpulkan para pelaku usaha di bidang pertambangan, termasuk dari Kadin dan juga HIpmi, dan banyak perusahaan pendukung yang juga bergerak di bidang energy.

Hadirnya para sponsor kakap dari banyak perusahaan besar, perbankan dan juga dunia tambang, membuat acara ini terlihat akan kemewahan dan gaungan gengsinya. Seperti tambang yang sedang jadi primadona berkat harga dan komoditasnya, maka acara tahunan ini pun jadi tolak ukur keberhasilan beberapa unit usaha dan juga entitas bisnis mereka.

Minning & Energy Magazine sendiri merupakan majalah dan portal online rujukan bagi para pelaku bisnis tambang. Karena selain dikelola dengan sangat professional, informasi dan semua yang terkait tentang tambang dan regulasinya memang banyak mengacu ke majalah dan portal ini, sehingga acara sebesar ini pun banyak jadi perhatian pelaku bisnis.

Selain bisnis forum, acara ini juga juga menggelar penghargaan tahunan bagi para insan dan juga unit usaha yang tergabung dalam forum pertambangan dan energi yang mereka gagas. Mulai dari perusahaan raksasa sekelas Adaro, Indika Energy, Bumi Resources hingga usaha tambang rakyat pun ikut diberi penghargaan sepanjang usahanya resmi dan ikut dalam keanggotaan forum ini.

Dari sekian banyak penghargaan berdasarkan kategori, terselip sebuah penghargaan yang juga sangat berarti bagi yang menerimanya, dan untuk kedua kalinya secara berturut turut, untuk kategori perusahaan survey lokal, PT Delta Serasi Indonesia terpilih sebagai perusahaan terbaik untuk cargo survey dan asuransi. Penghargaan yang setahun yang lalu juga disabet oleh perusahaan ini.

Tepuk tangan membahana saat sosok direktur yang mewakili PT Delta Serasi maju ke panggung untuk menerima penghargaan yang diserahkan oleh Ketua Kadin Indonesia. Senyumannya terus menghiasi wajah tampannya, apalagi saat kamera dan blits menerpa wajahnya, ada kebanggaan tersendiri baginya karena eksitensi perusahaannya semakin diakui secara nasional.

Sambutan dari rekan-rekan bisnis dan orang-orang yang duduk disampingnya segera menghampirinya ketika dia kembali ke kursinya.

"congratulation Bro....."

"selamat yah Pak....."

"excellent Chief....."

Dengan sabar dia menerima dan menyalami semua ucapan selamat bagi dirinya dan perusahaannya. Memang dalam beberapa tahun terakhir perusahaan yang dipimpinnya ini menggeliat dan mulai menancapkan kukuknya di dunia pertambangan, terutama di Kawasan Timur dan Tengah Indonesia yang mayoritas tambang dan usaha sejenis banyak menjamur disana.

Jalur acara bergulir kemudian.

Dan sesaat kemudian dia keluar dari ballroom, nampak dia sedang menelpon seseorang disana. Lalu setelah selesai dia menerima beberapa telpon masuk, lalu membalas whatsapp yang dirasanya penting, dan kemudian dia masuk kembali ke ruangan ballroom untuk mengikuti acara lanjutan.

Selesai rentetan acara formal, kemudian dilanjut dengan ramah tamah.

Acara ramah tamah sebenarnya yang paling ditunggu oleh banyak orang. Karena selain lebih rileks, acara ini juga jadi ajang bertemu dan juga lobi sesama pelaku bisnis. Semua membaur dan saling sapa, sambil mengambil minum, makanan dan kudapan, mereka saling berbincang satu sama lain.

"congratulation boss....." sapa lembut seorang wanita dari belakangnya.

Wanita cantik dengan busana hitam elegan, memamerkan senyuman manisnya yang indah untuk sosok yang dia sapa.

Dia kaget, dan segera berbalik

"oh hai....."

"hai juga..... selamat yah...."

"sama-sama Rani...."

Jabat tangan, lalu pelukan dan ciuman di pipi kiri dan kanan kemudian menyusul

"senang lihatnya deh......"

Pria tampan itu tertawa

"berkat kerja keras anak-anak....."

Wanita itu bergerak ke sampingnya, dan seperti sedikit menekan agar posisi mereka beranjak sedikit ke pinggiran ballroom yang ramai sekali

" acara kemana nanti?" tanya wanita itu

" acara kemana maksudnya?"

"ada perayaan mungkin...."

"ngga ada....."

"harus dirayakan dong....."

"hahahaha.... Aku rayakannya dengan anak-anak di kantor....."

Senyuman tipis di bibir wanita itu

" perayaan dengan aku?" pancingnya

Sang pria tersenyum

"boleh juga.... Aku traktir makan....."

Tatapan lembut kini menatap wajahnya

" aku yang pilih tempat?"

"oke..... tinggal pilih waktunya...."

"hmmmm.... Waktunya yang sulit nanti......"

Tertawa mereka terdengar diiringi cubitan lembut di lengan sang pria

"udah ambil makan?"

"ngga makan.... Masih kenyang....."

"oh..."

"kamu?"

"sama....."

Tatapan sang wanita menyapu seantero meja yang berjejer banyak jenis makanan

"aku mau buah palingan....."

"oke....."

"kamu mau?"

"ngga.... Udah makan pudding barusan...."

"manis lho itu...."

" memang sebagai pemanis....."

Wanita ini agak kesal sebenarnya dengan cara menjawab sang pria yang terkesan normatif dan seperlunya. Dia kadang hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan, membuat wanita ini suka sebal namun bercampur greget dengan polah dan laku pria tampan ini.

Beberapa kali temu janji mereka batal dan sering berakhir dengan gagalnya semua janji yang sudah diplaningkan dari awal. Selain kesibukan pekerjaan, cara pria ini meresponnya juga terkesan tidak antusias. Namun ini tidak membuat wanita ini mundur, justri dia semakin penasaran dan tetap maju bergerak.

Terbuat dari apa sih hati kamu, ganteng? Bsiik hati Rani

Dia lalu bergerak mengambil piring kecil, lalu mengumpulkan beberapa potong buah, dan mengambil garpu, menyuapin sepotong semangka ke mulutnya, lalu berjalan ke arah sang pria yang masih berdiri di tempatnya tadi, sambil mengetikan pesan di tangan kanannya, dan tangan kiri masih memegang piring pudding.

"mau?" tawar Rani

Gelengan kepala yang didapatinya

"enak ngga itu?"

"lumayan....." kembali jawaban pendek yang suka bikin dia gregetan

" pengen nyoba....."

" coba aja...lumayan kok rasanya...."

Dasar kurang peka

"mau aku ambilin?" tawar sang pria

Giliran Rani menggelengkan kepalanya

"itu aja aku cobain sepotong..." hidungnya menunjuk potongan pudding di piring

"ih... aku ambil sendok baru yah....."

"sendok itu kenapa?"

"bekas aku?"

"trus masalahnya?"

Sang pria tersenyum kecut

"yah.... Bekas aku aja..... ngga enak lah...."

"ngga punya penyakit menular kan?"

Pria itu tertawa

"ngga lah...."

"ya sudah......"

Dia tersenyum kecil

"cobain....."

Pria itu menyodorkan piringnya, dan Rani kemudian mengambil sendok kecil itu lalu menyendok sepotong pudding coklat

"enak....." komentarnya

Dia tersenyum manis

Lalu

"mau buah?"

"ngga....."

"aku juga ngga penyakitan lho....."

Pria itu tertawa kembali

Dasar yah laki-laki, demikian desah hati Rani.

Meski kesal dan suka dibuat kecewa sendiri, namun sulit rasanya bagi dia untuk mengeyahkan pesona dan ketampanan pria ini. Karisma dan daya Tarik pria ini memang sukar dielakan bagi wanita normal yang memandangnya. Tubuh tinggi, badannya tejaga dengan baik, kulit putih dan wajahnya yang eank dipandang, membuat pria ini selalu membuat dia penasaran dan tidak berhenti mengaguminya.

Memang rasa suka dan perasaan itu suka bikin bete sendiri.

Disaat kita suka, yang kita taksir malah cuek.

Disaat kita dikejar kejar, yang ngejar malah bukan selera kita

Dia meletakan piringnya kembali di meja tempat piring kotor diletakan.

Saat dia berbalik, dia melihat pria itu sedang berbincang dengan beberapa orang peserta yang terlihat menyalaminya, termasuk dengan Merry Arista, MC acara di siang hari ini. Meski ada beberapa pria disitu, namun tidak bisa dipungkiri Merry yang juga suka disebut selebritis lokal di Makasar itu, terlihat mendominasi pembicaraan dengan pria yang didepannya.

Damn Aslan......

Pesonamu kapan sih hilang dari mataku?

Rani lalu bergerak mendekati rombongan yang sedang berbicara, dia segera berdiri disamping Aslan, menyelusup diantara mereka yang sedang berbincang, serta langsung menyapa semua yang berdiri tanpa merasa bersalah, seakan ingin mengenalkan bahwa dialah sosok wanita yang dekat dengan pria itu.

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Juliana

Selebihnya
Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Romantis

5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Romantis

5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku