Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ritual Birahi Digunung Keramat

Ritual Birahi Digunung Keramat

Juliana

5.0
Komentar
141K
Penayangan
347
Bab

"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...

Bab 1 Part 1. RITUAL PERTAMA MELEPAS PERJAKA

PROLOG

Kisah ini berlatar belakang ritual sex di Gunung Kemukus, menceritakan para pelaku yang mempunyai latar belakang berbeda untuk melakukan ritual Sex di Gunung Kemukus. Hingga akhirnya Ritual yang mereka lakukan justru membuka sebuah rahasia yang tertutup rapat selama belasan tahun yang menyeret mereka dalam sebuah konflik yang berkepanjangan. Intrik dan tipu daya yang menghalalkan segala macam cara.

Ujang si pemuda lugu yang tertarik melakukan ritual sex karena kecantikan Mbak Wati, tujuan utamanya adalah sex. Tanpa disadarinya, justru ritual membuat hidupnya berubah 180%. Sebuah teka teki kematian ayahnya yang tertutup rapat selama belasan tahun, terbuka dan menyeretnya dalam pusaran konflik berkepanjangan.

Lilis, wanita cantik berusia 26 tahun yang selalu berpenampilan tertutup/berhijab yang rela melakukan ritual demi mendapatkan keturunan, setelah 10 tahun berumah tangga tidak mempunyai anak. Di Gunung Kemukus justru dia bertemu dengan pria yang diam diam dicintainya, hingga akhirnya mereka melakukan ritual bersama. Ritual yang sangat diimpikannya bisa membuatnya hamil dari benih pria yang dicintainya. Apakah hajat dan keinginannya bisa terkabul atau justru dia akan mendapatkan masalah lain yang akan membuat hidupnya hancur.

Mbak Wati penjual jamu gendong yang cantik dan mempunyai seorang suami cukcould yang sangat terobsesi istrinya melakukan ritual sex di Gunung Kemukus agarr cepat kaya sehingga atas bujukan suaminya dia melakukan Ritual Sex di Gunung Kemukus. Dan pria yang dipilih untuk menjadi pasangan ritualnya adalah, Ujang, pria yang diam diam ditaksirnya. Dengan bantuan suaminya, dia berhasil membujuk Ujang untuk melakukan Ritual sex di Gunung Kemukus.

Ningsih gadis cantik berusia 22 tahun yang melakukan ritual karena merasa hidupnya selalu sial, tiga kali mau menikah dan ketiga calon suaminya mati dengan cara tidak wajar, hingga akhirnya dia mendapatkan petunjuk lewat mimpinya untuk melakukan ritual sex di Gunung Kemukus yang mempertemukannya dengan Ujang. Pertemuan yang merubah hidupnya, ada cinta yang tumbuh pada pandangan pertama. Apakah cinta pada pandangan pertama bisa mempersatukannya dengan Ujang atau justru dia harus menggung aib akibat ritual sex yang dilakukannya.

Bi Narsih, Bibinya Ujang si tokoh utama yang melakukan ritual demi memecahkan rahasia yang selama ini diselidikinya. Misteri yang justru melibatkan keponakanny Ujang dalam pusaran konflik yang sepertinya tidak pernah berakhir. Bahkan pada akhirnya dia terlibat afair dengan Ujang dan melibatkan anaknya dalam afair tersebut.

Lastri, gadis cantik berusia 18 tahun yang terjerumus menjadi PSK di Gunung Kemukus setelah dia hamil dan diusir oleh kedua orang tuanya. Pertemuannya dengan Ujang justru membuatnya menghadapi masalah baru. Dia jatuh cinta pada pria yang baru dikenalnya, hingga ahirnya nasib mempertemukan mereka di Bogor. Apakah cintanya bertepuk sebelah tangan karena masa lalunya yang kelam?

Desy 16 tahun adik sepupu Ujang, anak Bi Narsih, seorang gadis cantik yang tergoda dan rela menyerahkan keperawanannya kepada Ujang karena ingin membalas perbuatan ibunya yang berselingkuh dengan Ujang. Perbuatan bodoh yang seharusnya tidak dilakukan.

Anis, bekas pacar gelap Gobang, ayah kandung Ujang yang tang ke Gunung Kemukus untuk mencari Gobang, justru bertemu dengan Ujang yang wajahnya sangat mirip dengan Gobang. Perselingkuhan yang membuatnya hamil dan mengandung anak Gobang.

Gobang, tokoh yang dianggap sudah mati, ayah dari Ujang. Seorang pereman legendaris yang sangat ditakuti.

Mang Karta, paman Ujang suami dari Bi Narsih orang yang dianggap sebagai ayah oleh, Ujang.

**************************===========================*****************************

Tepat perkiraan Mbak Wati, kami tiba di Solo pukul 07.00, dari stasiun kami meneruskan perjalanan menggunakan becak ke terminal bus. Ternyata perjalanan dilanjutkan dengan Bus arah Purwodadi, perjalanan yang melelahkan.

"Masih jauh, Mbak?" tanyaku setelah kami duduk berdempetan di dalam bus tidak ber AC sehingga jendela harus dibuka lebar untuk mengurangi udara dalam bus yang pengap dan panas.

"Kata temen Mbak dari sini sekitar satu jam lagi, kita turun di Barong." jawab Mbak Wati yang terlihat lelah namun tetap terlihat bersemangat. Senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya yang menurutku sangat sensual.

"Mbak, capek?" tanyaku melihat matanya yang letih tapi semangatnya terlihat nyata.

"Capek, tapikan nanti dapet yang enak." goda Mbak Wati dengan senyum manisnya. Senyum yang tidak pernah gagal membuat jantungku berdegup kencang.

"Eh, iya Mbak." jawabku tersipu malu karena tahu apa yang dimaksud, Mbak Wati. Saat bus mulai keluar terminal, kantukku semakin tidak tertahankan hingga akhirnya aku benar benar tertidur.

"Jang, Ujang, bangun, sudah mau sampai.!" kata Mbak Wati sambil membangunkanku. Dengan mata masih mengantuk, aku menatapnya bingung.

"Sudah sampai, Mbak?" tanyaku melihat ke luar kaca mobil, walau aku sebenarnya tidak mengenal daerah sini, semuanya terlihat sangat asing..

"Sebentar lagi. Minum dulu Jang, biar matamu melek." kata Mbak Wati memberikan botol mineral yang isinya tinggal separuh, aku langsung meminumnya hingga tidak tersisa.

"Barong, kiri..!" kata Mbak Wati berdiri, aku ikut berdiri dan mengambil tas tas yang berisi pakaian kami, sudah seharusnya aku membawa semua tas yang berisi pakaian dan perlengkapan berat lainnya karena itu tugas lelaki.

"Mau ke Gunung Kemukus, Mbak?" tanya seorang bapak bapak yang tidak digubris oleh Mbak Wati yang terus berjalan ke arah pintu depan dan aku tidak perlu mewakili Mbak Wati menjawab pertanyaan si Bapak yang terlihat bergairah melihat Mbak Wati.

"Kita jalan kaki saja ya, Jang..! Badan Mbak pegal dari kemarin sore duduk saja." kata Mbak Wati saat kami sudah turun dari bus yang langsung melaju meninggalkan kami.

"Iya, Mbak..!" jawabku setuju, berjalan bisa mengendorkan otot otot kami yang kaku.

Kami berjalan bergandengan, beberapa tukang ojek yang sedang mangkal menawari kami, semuanya kami tolak dengan halus. Berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang wanita cantik sangatlah berbeda rasanya, ada kebanggaan yang muncul saat orang melihat ke arah Mbak Wati sambil bisik bisik yang tidak bisa kami dengar.

Akhirnya kami sampai pada sebuah waduk yang berbama wadung Kedung Ombo yang dibangun pada tahun 1985 hingga 1989, Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989 .

Menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3

kabupaten, yaitu Sragen , Boyolali , Grobogan.

Sebanyak 5268 keluarga kehilangan tanahnya

akibat pembangunan waduk ini.

Pada tahun 1994, belum semua bagian waduk yang terendam oleh air sehingga kami masih busa berjalan ke Gunung Kemukus tanpa menggunakan perahu, sekarang jalan menuju ke Gunung Kemukus sudah tenggelam berganti menjadi jembatan.

"Masih jauh, Mbak?" tanyaku melihat jalan lurus ke arah Gunung Kemukus yang berupa tanah yang lebih tinggi dari pada kiri kanannya. Seperti jalan yang diapit oleh dua jurang dangkal.

"Nggakak tahu, Mbak belum pernah. Cuma kata teman Mbak dari Barong kurang lebih satu kilo meter." jawab Mbak Wati mengusap keningnya yang berkeringat akibat matahari yang terik sementara di kiri kanan kami tidak ada pohon.

Kami terus berjalan di atas tanah kering yang berdebu hingga akhirnya kami sampai di pintu gerbang Gunung kemukus, Mbak Wati segera membeli tiket masuk yang aku lupa berapa harganya waktu itu. Setelah berjalan ke dalam, kami masuk ke sebuah warung yang terlihat sepi.

"Bu, kopinya satu dan teh manis ! " kata Mbak Wati ke pemilik warung yang menyambut kami dengan mata berbinar. Sepertinya kami pelanggan pertama yang masuk ke tempat ini.

"Ko, sepi, bu ?" tanya Mbak wati menyadarkanku dengan situasi sekeliling kami yang sepi. Sejak kami memasuki loket, sepanjang jalan berjajar warung warung yang terlihat sepi pembeli. Berbeda dengan tempat ziarah yang sudah terkenal dan selalu ramai dikunjungi peziarah yang datang dari setiap penjuru.

"Di sini ramainya malam Jum'at pon dan Jum" at kliwon, Mbak. Sampeyan dari mana, sudah berapa kali kesini ? Makannya juga, ggak?" tanya pemilik warung membombardir dengan berbagai pertanyaan, pandangan matanya penuh selidik bergantian ke arahku dan Mbak Wati.

"Baru sekarang, ibu. Saya dari Bogor, Jawa Barat, Iya Bu, sekalian nasinya.. Masih ada kamar kosong, Bu? "Tanya Mbak Wati sambil menoleh ke arahku karena bunyi perutku sangat keras hingga terdengar olehnya. Aku tersenyum malu.

"Masih banyak yang kosong, kecuali malam Jum'at Pon, semua kamar di sini penuh." jawab pemilik warung sambil menyuguhkan kopi dan teh manis ke hadapan kami. Dia kembali menyiapkan nasi dan lauk pauknya untuk disuguhkan kepada kami. Melihat nasi yang masih panas, membuatku semakin lapar.

Setelah selesai ngopi dan makan, pemilik warung mengajak kami masuk ke dalam warung, ternyata ada beberapa buah kamar berdinding triplek yang berjejer. Kami memilih kamar paling pojok agar tidak terganggu oleh pengunjung lain. Kamar yang kami tempati hanya berukuran 2 x 2 tanpa ranjang, kasur tergeletak di lantai. Kamar ini seperti kamarku di desa.

Aku segera merebahkan tubuhku yang terasa letih, mengikuti Mbak Wati yang sudah lebih dahulu membaringkan tubuhnya. Tubuh kami saling berdempetan membuat jantungku berdebar kencang, inilah pertama kali aku berada di kamar hanya berduaan dengan seorang wanita. Bau tubuh Mbak Wati membuatku semakin bergairah. Aku ingin memeluknya, tapi aku tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya.

"Kamu mau langsung ngentot, atau mau mandi dulu?" tanya Mbak Wati sambil memelukku yang terpaku kaget dengan tawarannya.

"Ter serah..!" jawabku gugup. Payudara Mbak Wati terasa lunak menekan tubuhku.

"Kamu ditanya malah gugup..!" goda Mbak Wati semakin mempererat pelukannya, bahkan wajahnya menempel pada wajahku sehingga aku bisa merasakan nafasnya yang menerpa wajahku.

Aku semakin gelisah, tanganku tepat berada di selangkangan Mbak Wati, seolah Mbak Wati sengaja melakukannya. Pikiranku kosong tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa berharap Mbak Wati yang akan memulainya lebih dahulu,, mengajariku harus melakukan apa terhadapnya.

"Kita langsung mandi di sendang Ontrowulan, Jang. Setelah itu kita ziarah ke makam, Pangeran Samudra, setelah itu kita bisa bebas ngentot." Kata Mbak Wati, berbisik di telingaku, membuatku sedikit kecewa dengan keputusannya padahal aku sudah sangat ingin merasakannya, hal yang selalu dibanggakan oleh teman temanku yang sudah melepas masa perjakanya. Ya, memang seharusnya seperti itu, ritual harus mengikuti aturan dan tata cara yang benar. Pikirku berusaha menghibur diriku sendiri, tidak akan lari Gunung dikejar. Masanya melepas perjaka hanya tinggal menghitung jam.

"Iyyya, Mbak..!" jawabku. Sabar Jang, tinggal beberapa jam lagi. Aku menarik nafas sepanjang yang aku bisa.

"Gak bawa handuk, Mbak?" tanyaku heran melihat Mbak Wati langsung keluar kamar tanpa membawa apa apa, hanya tas tangan yang dibawanya.

"Kita mau mandi kembang tidak boleh pakai handuk, biar air sendang meresap ke tubuh kita." jawab Mbak Wati mengingatkanku saat aku mandi di tempat tempat keramat bersama Mang Karta, aku tidak boleh melap tubuhku yang basah karena akan mengurangi kekuatan mistis yang terdapat di air.

Sesampainya di sendang, aku heran karena tidak melihat sebuah sendang melainkan bilik kamar mandi yang di temboknya tertulis SENDANG ONTROWULAN. Yang dimaksud sendang, ternyata hanya sebuah sumur di dalam kamar mand, konon di sinilah Dewi Ontrowulan menyucikan diri sebelum akhirnya moksai, Mbak wati membeli kembang, lalu mengajakku masuk ke dalam bilik kamar mandi tempat sendang ontrowulan, membuat jantungku berdebar kencang. Aku akan bisa melihat tubuh bugil Mbak Wati hal yang belum pernah aku alami.

"Kamu kenapa, Jang?" tanya Mbak Wati yang melihatku tegang menanti apa yang akan terjadi.

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Juliana

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Ritual Birahi Digunung Keramat
1

Bab 1 Part 1. RITUAL PERTAMA MELEPAS PERJAKA

05/12/2023

2

Bab 2 Part 2. DEMENAN

05/12/2023

3

Bab 3 Part 3. RITUAL LENDIR

05/12/2023

4

Bab 4 Part 4. Malam Pertama, Kisah Mbak Wati

05/12/2023

5

Bab 5 Part 5. Rebutan Kenikmatan

05/12/2023

6

Bab 6 Part 6. Kisah Lastri Tragedi berkedok ritual

04/12/2023

7

Bab 7 Part 7. Ritual Birahi Liar

04/12/2023

8

Bab 8 Part 8. Pertemuan Yang Mengejutkan

04/12/2023

9

Bab 9 Part 9. Pasangan Ritual Nikmat

05/12/2023

10

Bab 10 Part 10. Swinger Berkedok Ritual

05/12/2023

11

Bab 11 Part 11. Curi Curi Kesempatan 3some

05/12/2023

12

Bab 12 Part 12. Malam Tanpa Bulan

05/12/2023

13

Bab 13 Part 13. Lilis Dapat Genjotan Nikmat

14/12/2023

14

Bab 14 Part 14. Pemanasan Nikmat Menjelang Malam Jum'at Pon

15/12/2023

15

Bab 15 Part 15. Bayangan Kenikmatan

16/12/2023

16

Bab 16 Part 16. Gairah Liar Malam Jum'at Pon

17/12/2023

17

Bab 17 Part 17. Ritual Menjebol Perawan

18/12/2023

18

Bab 18 Part 18. Gairah Bibi Binal

19/12/2023

19

Bab 19 Part 19. Luapan Birahi Mbak Wati

20/12/2023

20

Bab 20 Part 20. Jeritan Kenikmatan Wati

21/12/2023

21

Bab 21 Part 21. Sarat Ritual Sodok Nikmat

22/12/2023

22

Bab 22 Part 22. Jemput Gadis Calon Ritual Nikmat

23/12/2023

23

Bab 23 Part 23. Ritual Dengan Dua Gadis

24/12/2023

24

Bab 24 Part 24. Rahasia yang Terungkap

25/12/2023

25

Bab 25 Part 25. Rintihan Kenikmatan Lilis

26/12/2023

26

Bab 26 Part 26. Jebol Perawan Wina

27/12/2023

27

Bab 27 Part 27. Akhirnya Jebol Kenikmatan

28/12/2023

28

Bab 28 Part 28. Jang, Ningsih Hamil !

29/12/2023

29

Bab 29 Part 29. Selaput Dara

30/12/2023

30

Bab 30 Part 30. Mimpi yang Aneh

31/12/2023

31

Bab 31 Part 31. Dua Ronde, Udah KO

01/01/2024

32

Bab 32 Part 32. Rahasia Nikmat dari Masa Lalu

02/01/2024

33

Bab 33 Part 33. Menjelang Pernikahan

03/01/2024

34

Bab 34 Part 34. Kegilaan Gairah Bi Narsih

04/01/2024

35

Bab 35 Part 35. Gairah Kenikmatan Desi

05/01/2024

36

Bab 36 Part 36. Hari Pernikahan

06/01/2024

37

Bab 37 Part 37. Rintihan Kenikmatan Ningsih

07/01/2024

38

Bab 38 Part 38. Pulang Ke Bogor

08/01/2024

39

Bab 39 Part 39. Perjalanan Nikmat ke Karawang

09/01/2024

40

Bab 40 Part 40. Menyusun Rencana Nikmat

10/01/2024