Ritual Birahi Digunung Keramat
payudaranya dari sela sela BH, sehingga kembali aku melihat p
susu ibuku sampai umur dua tahun, hingga akhirnya Ibuku berhenti memberikan aku susu karen
ama PSK yang biasa mangkal di stasiun, ya?" tanya Mbak Wati terdengar kecew
unya." jawabku jujur. Aku agak kecewa saat M
u membuatku tertawa geli karena berhasil membalas perbuatannya. Aku menciumi baju Mbak Wati, me
nyiumin orangnya." kata Mbak Wati yang terlih
mengeluarkan unek unek, tidak tahukah dia aku sudah sangat tidak sabar untuk m
.!" kata Mbak Wati mulai menurunkan roknya perlahan lahan
membuka seluruh pakaianku secepat yang aku bisa, sehar
ya?" tanya Mbak Wati kembali mel
umi rok Mbak Wati berusaha mencari bau memek
annya. Aku mengambil CD dari tangan Mbak Wati dan menciumnya dengan bernafsu. Beginikah bau memek? Aku semak
sedang kuciumi membuatku tertawa geli melihat wajah Mbak Wati yang terlihat jengkel melihatku mengabaikan tubuhnya. Godaanku berh
a berhadapan dengannya dengan dengkul yang saling bersentuhan. Mataku tidak mampu b
anggukan kepala tanda mengerti apa yang dikatakannya, walau aku sedikit kecewa karena harus melewati proses yang sepertinya tidak berakhir. Tidak masalah buatku yang sudah t
sentrasiku terpecah antara mantra dan tubuh bugil Mbak Wati yang terlihat di depan mataku.. Beberapa kali mataku terbuka menatap tubuh polos Mbak Wati, tidak ada yang terlewat olehku. Sementara bibirku mengikuti apa y
ku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat ke
usesali. Tumbal kenikmatan yang
nya terasa sangat halus. Mbak Wati kembali tersenyum sebelum mulai mencium bibirku dengan bernafsu, lidahnya masuk ke dalam mulutku sehingga air liurnya masuk tertelan olehku. Inilah ciuman pertamaku, Mbak Wati tidak hanya mengulum bibirku dengan bernafsu, tangannya pun aktif memelintir p
n cewek, y?" bisik Mbak Wati, lidahnya menjilat
meraba payudaranya yang menempel di dadaku, tangankupada telinga membuatku semakin blingsatan oleh rangsangan, tidak bisakah Mbak Wati
Aku sudah menanti momen ngentot sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini,
." jawab Mbak Wati membuatku terdiam, Mbak Wati tentu lebih tahu apa yang harus dilak
nentu saat Mbak Wati menjilati puting dad
gannya terus membelai kontolku yang sudah sangat tegang. Seperti penasaran dengan panjang konto
enuntun tanganku agar menyentuh memeknya yang terasa basah. Akhirnya aku bisa memegang memek Mbak Wati, jari
dia tidak merasa jijik saat lidahnya menjilat kepala kontolku, tanpa sadar tubuhku mengejang.
eenak ini, jauh lebih nikmat dibandingkan saat aku beronani, jariku semakin masuk ke dalam memeknya yang basah.. Mba
rus datang. Magma yang terpendam sudah sampai puncaknya Ini
tanpa sadar aku menjambak rambut Mbak Wati, kepalanya aku tekan ke bawah sehingga kontolku
ijik sedikitpun, seolah pejuhku makanan berprotein yang nikmat. Aku terhempas lemas setelah semua pejuku ditelan habis oleh Mbak Wati, mataku menatap sayu melihat m
, lidahnya menjulur memperlihatkan pejuh yang tersisa di mulutnya lal
gka, ternyata Mbak Wati sangat binal melebihi perkiraanku. P
encium bau pejuh yang membaur dengan air liur Mbak Wati, saat dia akan mencium bibirku, reflek aku b
" bisik Mbak Wati. Suaranya terdengar samar, tubuhku sudah terlalu lelah, hanya tidur 1 jam
***
t Mbak Wati mengulum kontolku, perlahan aku membuka mata dan melihat Mbak Wati berjongkok di atas tubuhku dengan kedua tangannya memegang dadaku yang bi
tku langsung sadar sepenuhnya, ternyata yang kurasakan nyata. Mbak Wati sedang mengentotku. Aku bukan lagi seorang perjaka ting ting
yang pernah aku lihat. Perjakaku hilang tanpa aku rasakan, momen yang seharusnya menjadi kenangan terindah, berlalu begitu saja tapi aku sekali tidak menyesalinya, momen
Mbak Wati tersenyum, bergerak liar terus memacu kontolku. Terlihat dia sangat menikmati memperkosaku yang sedang tidur. Pe
ku dengan mata terpejam menikmati se
a memacu kontolku. Rambutnya yang panjang menjadi kusut, tubuhnya basah oleh keringat, membuatnya terlihat semakin cantik dengan dengan penerangan lam
tolku dengan dinding memek Mbak Wati yang lembut dan lunak
ak Wati berkedut kedut meremas kontolku. Kedutannya
rnya tersenyum menatapku sayu, kontolku masih tertanam di dalam memeknya. Mbak Wati menciu
atan dan kenikmatan memeknya, aku baru memulainya. Aku ingin menumpah
hanya mengangkang lebar menyuruhku segera naik ke atas tubuhnya yang montok. Tidak perlu mengulang perintah, Aku segera menindih tubuh Mbak Wati yang refleks m
alam jepitan memeknya, benar benar nikmat, pantas saja
ang.!" Kata Mbak Wati menyambut hujaman kontolku dengan mengangkat pinggulnya, untung saja kasur tempat kami ngentot terletak di lantai
berusaha membalas perbuatannya yang sudah memperkosaku. Perbuatan yang seharusnya dilakukan sa
u lagi menahan pejuku yang memancar deras membasah
eng, Jang....." jerit Mbak Wati semakin mempercepat ge
olku tanpa perlawanan dariku, dia harus merasakan kontolku yang per
k tubuhku dengan erat, tanpa sadar dia mengg
ukah rasa nikmat yang diperoleh Mbak Wati se
Mbak masih pengen kontol kamu di memek." bisik Mbak Wati di telingaku tanpa merasa bersalah s