Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Masih terdengar jelas perintah sang manajer ketika Jaya menendang kakinya dengan keras. "Apa-apaan ini?! Beraninya kamu memintanya untuk berlutut dan meminta maaf kepada pria itu? Kamu tidak tahu siapa dia?" Jaya mengutuk.
Ia berjalan ke arah Kusuma untuk memintanya menolong Dewi mengabaikan wajah masam sang manajer. Namun setelah dipikir-pikir, ia berubah pikiran dan menganggap lebih bijak untuk tidak ikut campur dengan urusan pribadi pasangan tersebut.
Jadi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia berbalik dan berjalan kembali ke arah Dewi.
Semua tampak tercengang, bingung dengan apa sedang ia lakukan.
Sang manajer tidak tahu siapa Dewi. Sebagai seseorang yang berpengalaman dalam bidang bisnis, ia paham mana yang harus diprioritaskan. Ia mendesak para kerumunan untuk bubar karena atasannya dan dua tamu lainnya terhalangi oleh mereka. "Tuan-tuan, tolong minggir." Ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah dengan mereka setelah Kusuma dan teman-temannya meninggalkan klub.
'Dasar bajingan! Beraninya kamu menendangku?! Awas kamu, akan aku patahkan kakimu!' dengan marah ia bersumpah dengan dirinya sendiri.
Saat Darmana melihat saudaranya, ia langsung menyadari apa yang terjadi dengan kartu VIP-nya. Alisnya terangkat sedikit ketika ia mengenali gadis di sebelah Jaya. Rasa semangat menguasainya karena ia sangat ingin menyaksikan hal seru yang akan segera terjadi.