Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Pada awalnya, Jumila tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Kusuma. Kemudian ia mengingat apa yang terjadi di dapur sehari sebelumnya. 'Apakah Dewi benar-benar membawa makanan itu ke kantor Tuan Hadi? Kenapa beliau bertanya mengenai makanan itu? Apakah rasa makanannya kurang cocok di lidah beliau?' ia termenung.
Karena takut Kusuma marah pada Dewi, Jumila langsung menjawab, "Tuan Hadi, untuk memastikan rasa masakan itu enak, Dewi memasak setiap hidangan beberapa kali. Dia bahkan menderita beberapa luka bakar ringan karena tangannya terkena minyak panas."
Jumila merasa bahwa meskipun bekal itu rasanya tidak enak, Dewi telah bekerja keras untuk membuatnya; niat baik gadis itu layak diperhitungkan.
'Tangannya terkena minyak panas? Apakah permintaan maafnya benar-benar tulus?' Kemarahan di matanya menghilang begitu dia mendengar kata-kata Jumila.
"Aku mengerti." Kusuma mengangguk dan mulai memakan sarapannya.
Tanda-tanda stres di wajahnya mulai berkurang. Jumila menghela napas lega lalu kembali ke dapur.
Setelah makan siang, Dewi segera berpakaian dan meninggalkan vila.
Dewi, Kirani, dan Kristina berkeliling ke beberapa tempat. Mereka sibuk mencari hadiah untuk Kusuma. Tiga orang sahabat itu berjalan keluar dari Gedung Dubhe dan langsung menuju Gedung Merak sambil bergandengan tangan.