Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Penulis:Heir
GenreRomantis
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Mengenakan setelan jas yang dibuat dengan rapi, sosok Kusuma terlihat sangat tinggi dan kuat. Berdiri di sana berdampingan dengan Lutfi, dia memancarkan aura yang begitu dominan.
Meskipun dia sudah menyelamatkannya, perasaan kesal melintas di mata Dewi. Orang terakhir yang ingin dilihatnya sekarang adalah playboy terkutuk bernama Kusuma ini.
Kusuma memandang Lutfi dengan dingin dan berkata dengan suara yang menusuk tulang, "Enyahlah!"
Melihat Kusuma yang melindungi Dewi, Lutfi dengan cepat memahami keadaan dan meminta maaf dengan tergesa-gesa, "Maafkan saya, Tuan Hadi. Saya tidak tahu dia adalah wanitamu. Saya tidak akan melakukannya lagi!"
Kemudian dia berlari kabur penuh dengan rasa takut dari sana.
Para penonton yang ada di dekat situ tidak berani berhenti dan menatap. Mereka segera mengalihkan pandangan mereka dan pergi untuk mengobrol dengan tamu lain.
"Kurasa, aku harus mengucapkan terima kasih." Dewi menatap Kusuma dengan pandangan tidak suka sebelum berbalik untuk pergi.
Namun, sebelum dia bisa mengambil satu langkah, Kusuma sudah terlebih dahulu meraih pergelangan tangannya dan menariknya kembali untuk menghadapnya.
Kusuma menatapnya, matanya dipenuhi dengan penghinaan. "Yah, aku minta maaf jika aku sudah mengacaukan rencanamu untuk bisa merayu seorang pria. Apakah kamu marah padaku?"
Dewi mengerutkan kening dengan sinis. "'Merayu seorang pria? Apa yang sedang kamu bicarakan?"
Kusuma berteriak, "Kamu berpakaian sangat seksi tetapi kamu tidak berbicara dengan orang lain. Apakah ini caramu untuk merayu pria kaya? Kamu tampaknya lebih licik dari wanita biasa. Sayang sekali kamu tidak terlihat begitu menarik."
Kusuma merendahkannya tanpa henti.
Dewi tidak mau diam saja dan menelan penghinaannya.
Jadi, dia berpakaian begitu seksi?
Selain lengan dan bahunya, tidak ada bagian lain dari tubuhnya yang terlihat dalam gaun ini.
Ingin merayu pria kaya?
Bagaimana bisa?
Semua orang sudah menyaksikan bahwa Lutfi-lah yang mendekatinya terlebih dahulu. Apakah ini juga bagian dari rencananya untuk bisa merayu pria kaya?
"Apakah kamu itu sudah gila?" Dewi bertanya dengan gigi terkatup.
"Apa? Apakah kata-kataku tadi itu tepat sasaran?" Kusuma mencibir dengan agresif.
Tepat ketika Dewi hendak membalas ucapan itu, sebuah suara terdengar dari belakangnya. "Dewi?"