Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Setelah menganalisis reaksi sebelumnya dengan hati-hati, Dewi menyadari bahwa ia tidak bermaksud mempersulit sang sekretaris. Jadi, ketika karyawan Kusuma meminta maaf dengan sikap seolah-olah hidupnya bergantung pada pengampunan dari dirinya, ia hanya mengangguk dan berkata, "Tidak apa-apa. Kantornya ada di lantai berapa?" Kemudian sambil mengangkat bahu, gadis itu menambahkan, "Aku bisa pergi ke sana sendiri." Nada suara Dewi jauh lebih ramah dari sebelumnya. Tanda yang cukup meyakinkan Ranti bahwa sang gadis misterius tidak berniat untuk memecatnya.
Ia menggelengkan kepalanya dan bersikeras, "Tidak, Nona. Tuan Hadi sendiri yang menyuruh saya untuk menemani Anda ke ruangan beliau." Di Grup Hadi, tidak ada karyawan yang berani menentang perintah sang CEO. Intinya, Kusuma akan mendapatkan semua yang dia inginkan. Bagaimana pun caranya.
Merasakan nada gugup dalam suara Ranti, Dewi tahu bahwa wanita itu juga takut pada Kusuma. Informasi itu sama sekali tidak mengejutkannya.
Pria itu menunjukkan wajah tegas hampir setiap saat. Akan lebih mengejutkan jika ada yang mengatakan Kusuma sangat baik sehingga ia tidak tega melukai seekor lalat.
Menurut pendapat Dewi, kebanyakan orang takut pada Kusuma seperti Jaya dan dirinya. Sebagai catatan, mereka berdua biasanya adalah pembuat onar. Namun, di depan Kusuma, mereka akan segera berubah menjadi penakut seperti tikus.
Sekretaris itu tampaknya bertekad untuk melakukan tugas yang telah diberikan, jadi Dewi mengangguk dan mengikutinya ke lantai 66.
Meski sangat luas, seluruh lantai tampak sepi. Hal ini mungkin disebabkan karena banyak karyawan yang sudah pulang kantor. Tapi Dewi merasa tempat ini sunyi senyap seperti kuburan pada tengah malam. Di sebelah kantor CEO ada sebuah area kecil yang terdiri dari beberapa meja. Di pintu ada papan nama yang bertuliskan "Kantor Sekretaris CEO".