Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Callista Ivan

5.0
Komentar
752.7K
Penayangan
149
Bab

Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Bab 1 Susu yang Tumpah Ruah

"Astaga, Nada. Lihat apa yang terjadi sama payudara kamu!" Nek Siti membelalak dengan suara tercekat. Wanita tua itu menatap pada payudara cucunya dengan raut wajah terkejut.

"A ... ada apa, Nek?" Gadis berwajah cantik alami bernama Nada itu terlihat sangat terkejut mendengar pertanyaan dari neneknya.

"Nada, susu kamu keluar lagi?" tanya Nek Siti lagi, saat ia melihat Nada yang tengah bersiap untuk pergi ke sekolah.

Nada merasakan debaran hatinya meningkat. Wajahnya tertunduk, matanya tertuju pada seragam sekolah yang telah basah oleh rembesan air susu. Sebuah kondisi hormonal yang tidak biasa yang telah menimpa dirinya di usia remaja, meskipun ia belum pernah menikah atau memiliki anak.

"Astaga! Iya, Nek. Aduh, bagaimana ini?" kepanikannya makin menjadi, sambil memandang jam dinding yang menunjukkan waktu sudah sangat siang, sedangkan dia tak ada baju ganti lain.

Dengan tenang, Nek Siti mendekat dan merangkul bahunya.

"Sabar, Nak. Coba sekarang kamu ganti seragamnya, pakai kain tebal di payudara . Semoga itu bisa menahan susu kamu," sarannya dengan lembut.

Nada menggeleng cepat, kebingungan masih terlukis jelas di wajahnya, berat menerima kenyataan yang dihadapinya. Gadis itu menghela nafas berat, matanya nanar menatap seragam sekolah yang sudah basah karena rembesan susu.

"Ini seragam terakhir yang aku punya, Nek," suaranya pelan, hampir tak terdengar.

Rasa cemas bercampur kepasrahan tergambar jelas di wajah tanpa riasan itu. Di sudut rumah yang sederhana tersebut, Nek Siti menggumam keras, mencoba mengumpulkan solusi.

"Coba kamu kenakan seragam SMP-mu, Nak. Itu lebih baik daripada kamu tidak sekolah sama sekali. Para guru pasti akan mencarimu, dan kamu tidak ingin kehilangan beasiswa hanya karena sering absen kan?"

Meskipun tawaran itu keluar dari mulutnya, dalam hati, Nek Siti sendiri terasa hampa, sama kesulitan menemukan jalan keluar bagi cucu tercintanya yang hanya bermodalkan keuletan dan tekad kuat demi masa depan yang lebih baik.

"Nenek benar. Lebih baik aku pakai seragam SMP saja, daripada aku nggak masuk sekolah."

"Cepatlah, Nak!"

Setelah mendapat saran dari Nek Siti, Nada cepat-cepat masuk ke kamar untuk berganti seragam. Baju seragam SMP nya sudah polos dan tak ada atribut apapun, sehingga Nada bisa mengenakannya untuk pergi ke SMA.

Beberapa saat, gadis berwajah cantik dan imut itu sudah keluar dari kamarnya. Baju SMP di tubuhnya terlihat sangat pas, dan bahkan terkesan kekecilan sehingga memperlihatkan dada Nada yang menonjol sangat bes4r. Wajar saja, karena di usianya yang baru 16 tahun, ia sudah memiliki dada besar dengan ukuran 38.

Pinggangnya ramping, leher dan kakinya jenjang dalam balutan kulit putih mulus. Pinggulnya juga besar, membuat bentuk tubuh Nada sangat sempurna bak gitar spanyol paling mahal.

"Kamu sudah siap, Nada?" tanya Nek Siti dengan lembut.

"Sudah, Nek. Mana sumpalannya?" jawab Nada dengan antusias.

"Biarkan Nenek yang memasangkannya," ujar Nek Siti sambil menyumpal kedua dada Nada dengan kain tebal, membuat penampilannya terlihat lebih penuh.

Kancing baju di bagian dada Nada bahkan tak muat untuk dikancingkan, namun hal itu tak mengurangi semangat Nada untuk pergi ke sekolah. Meskipun kini tubuhnya terlihat semakin seksi dan menantang.

"Sudah siap, sekarang kamu bisa berangkat ke sekolah," kata Nek Siti sambil merapikan penampilan Nada.

"Iya, Nek. Aku berangkat dulu. Hati-hati di rumah," balas Nada sambil berlalu menuju sekolah.

Setelah berpamitan kepada neneknya, Nada cepat-cepat berangkat ke sekolahnya dengan berjalan kaki. Karena kebetulan jarak sekolahnya juga tak terlalu jauh.

***

"Astaga! Kenapa rasanya nggak nyaman banget? Apa susu ku merembes lagi?" Nada berjalan cepat melalui koridor sekolah dengan perasaan cemas, karena ia merasa bahwa baju seragamnya mulai basah lagi.

Nada berjalan cepat, melalui beberapa cowok yang kini sedang mematung menatapnya. Tatapan mereka sangat liar dan tak bisa berkedip saat melihat keindahan tubuh Nada dalam balutan seragamnya yang kekecilan.

"Wow, Nada," ujar salah seorang cowok yang tiba-tiba langsung menghadang langkahnya.

Nada tersentak kaget. Namun, ia berpura-pura tidak ketakutan dan justru tersenyum menatap pada cowok itu.

"Hey, Kak Aldo. Apa aku bisa lewat? Maaf, tapi kamu menghalangi jalanku," tegur Nada dengan sopan.

Tatapan Nada terlihat risih saat berhadapan dengan Aldo, karena ia tahu bahwa Aldo adalah cowok yang terkenal paling nakal di SMA nya. Di SMA favorit seperti ini, tentu cowok sekelas Aldo bisa saja diterima karena dia adalah anak orang kaya.

"Oh mau lewat ya?" Aldo menyeringai dengan senyum liciknya.

"Iya."

"Boleh saja, asalkan ...." Aldo mengusap bibir bawahnya dengan ibu jarinya.

Matanya tak hentinya memandang dada Nada yang membusung sangat besar dan kencang.

"Asalkan apa?" Firasat Nada mulai tak enak.

"Asalkan aku boleh menyentuh milikmu yang sangat menggoda itu," tunjuk Aldo yang bersiap mengarahkan telapak tangannya ke payudara Nada yang super jumbo itu.

Nada terkejut dengan perlakuan Aldo. Refleks ia langsung mengangkat tangannya tepat di wajah cowok tampan itu.

Plakk!

"Jangan kurang ajar, Kak!" sentak Nada marah.

"Ah, sialan kamu, Nada!" pekik Aldo marah, karena Nada baru saja menamparnya.

Nada gemetar ketakutan dan segera berlari meninggalkan Aldo beserta kawan-kawannya.

"Bos Aldo, lo baik-baik saja?" tanya seorang temannya.

"Gue baik-baik saja, tapi awas aja tuh cewek. Gue pasti akan beli harga dirinya," geram Aldo marah.

"Iya, Bos. Cewek kayak gitu emang harus dikasih pelajaran," kata yang lain menimpali.

Aldo terus menatap ke arah Nada yang sedang berlari menjauh. Sejurus kemudian, sebuah seringai aneh tercipta di bibirnya.

"Aku pasti akan dapetin kamu, Nada," desis Aldo licik.

Setelah hampir mendapatkan pelecehan dari Aldo, seharian ini Nada memilih untuk tidak istirahat keluar kelas. Dia takut jika sampai bertemu dengan Aldo di luar kelas, dan cowok itu akan kembali melakukan perbuatannya yang tertunda.

Nada memilih untuk tetap berada di kelasnya walaupun jam istirahat. Ia yang masih kelas 2 SMA itu, tentu takut pada Aldo yang merupakan kakak kelasnya karena sudah kelas 3.

Akhirnya tak terasa jam pulang pun tiba. Semua siswa berhamburan pulang, dan begitu juga dengan Nada. Ia pulang berjalan kaki bersama sahabatnya yang bernama Ayu.

"Ayu, kenapa kamu nggak minta dijemput saja sama sopirnya papa kamu?" tanya Nada saat berjalan berdua di bawah terik matahari bersama Ayu.

Nada merasa tak enak, karena sebenarnya Ayu adalah anak orang kaya. Tapi ia malah memilih menemani Nada berjalan kaki dan panas-panasan seperti ini.

"Nggak apa-apa kok, Nada. Nanti setelah sampai di depan rumah kamu, aku juga bakalan dijemput kok. Lagian aku kasihan karena kamu jalan kaki sendirian." Aruna tersenyum.

"Terima kasih banyak ya, Ayu. Kamu sangat baik."

"Sama-sama, Nada."

Sambil terus ngobrol, tanpa terasa kedua gadis itu pun sudah tiba di gang dekat rumah Nada. Benar saja!

Tak lama, datanglah sebuah mobil yang menjemput Ayu. Nada melambaikan tangan pada sahabatnya itu dan bergegas hendak memasuki gang ke rumahnya.

Namun, baru saja Nada melangkah, tiba-tiba ia merasakan sepasang tangan yang membekap mulutnya dengan sesuatu hingga membuat Nada merasa pusing. Gadis itu pun berontak dan meronta-ronta, tapi tubuhnya mulai terasa lemas.

"Lepas!" teriak Nada tertahan, dan setelah itu ia tak tahu lagi apa yang terjadi padanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Callista Ivan

Selebihnya

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+
1

Bab 1 Susu yang Tumpah Ruah

17/03/2025

2

Bab 2 Susui Dia

17/03/2025

3

Bab 3 Aku Butuh Susumu

17/03/2025

4

Bab 4 Menyusui Tuan Muda

17/03/2025

5

Bab 5 Ganti Baju Di Depanku!

17/03/2025

6

Bab 6 Tuan Muda, Ahh!

17/03/2025

7

Bab 7 Kamu Sangat Menggoda

17/03/2025

8

Bab 8 Minta Jatah

17/03/2025

9

Bab 9 Tubuhmu Sangat Menggoda

17/03/2025

10

Bab 10 Menikmati Tubuh Mulusmu

17/03/2025

11

Bab 11 Dikurung di Kamar Mandi

17/03/2025

12

Bab 12 Dipaksa Mengulum Milik Aldi

17/03/2025

13

Bab 13 Tuan Muda, Ahh!

17/03/2025

14

Bab 14 Saling Hisap

19/03/2025

15

Bab 15 Menelan Cairan Cintamu

19/03/2025

16

Bab 16 Ada Hubungan Apa

20/03/2025

17

Bab 17 Orang Baru Atau Orang Lama

20/03/2025

18

Bab 18 Lirik-Lirik Payudara ku

20/03/2025

19

Bab 19 Diantar Pulang Oleh Guru Mesum

20/03/2025

20

Bab 20 Ada Apa Dengan Daffa

21/03/2025

21

Bab 21 Marah atau Cemburu

21/03/2025

22

Bab 22 Aku Butuh Susu Kamu

21/03/2025

23

Bab 23 Menyusu di Rumah Sakit

23/03/2025

24

Bab 24 Ahh! Muncrat Dua Kali

23/03/2025

25

Bab 25 Di Grepe-Grepe di Kamar Mandi

24/03/2025

26

Bab 26 Pertolongan Daffa

25/03/2025

27

Bab 27 Dia Kan

25/03/2025

28

Bab 28 Ahh! Ahh! Dokter Candra

25/03/2025

29

Bab 29 Dijilati Oleh Dokter Mesum

27/03/2025

30

Bab 30 Berpikiran Lain Tentang Nada

27/03/2025

31

Bab 31 Cemburu

27/03/2025

32

Bab 32 Diremas-remas di Ruang Guru

27/03/2025

33

Bab 33 Frustasi

02/04/2025

34

Bab 34 Aku Tak Sanggup Lagi

02/04/2025

35

Bab 35 Jatah Susuku

02/04/2025

36

Bab 36 Ahh! Hisap Terus, Enak

02/04/2025

37

Bab 37 Jebol Keperawanan

02/04/2025

38

Bab 38 Ahh! Panas! Perih

02/04/2025

39

Bab 39 Mandi Bareng

04/04/2025

40

Bab 40 Dicumbui Dokter Sialan Itu Lagi

04/04/2025