Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Callista Ivan

5.0
Komentar
5.8K
Penayangan
38
Bab

Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Bab 1 Susu yang Tumpah Ruah

"Astaga, Nada. Lihat apa yang terjadi sama payudara kamu!" Nek Siti membelalak dengan suara tercekat. Wanita tua itu menatap pada payudara cucunya dengan raut wajah terkejut.

"A ... ada apa, Nek?" Gadis berwajah cantik alami bernama Nada itu terlihat sangat terkejut mendengar pertanyaan dari neneknya.

"Nada, susu kamu keluar lagi?" tanya Nek Siti lagi, saat ia melihat Nada yang tengah bersiap untuk pergi ke sekolah.

Nada merasakan debaran hatinya meningkat. Wajahnya tertunduk, matanya tertuju pada seragam sekolah yang telah basah oleh rembesan air susu. Sebuah kondisi hormonal yang tidak biasa yang telah menimpa dirinya di usia remaja, meskipun ia belum pernah menikah atau memiliki anak.

"Astaga! Iya, Nek. Aduh, bagaimana ini?" kepanikannya makin menjadi, sambil memandang jam dinding yang menunjukkan waktu sudah sangat siang, sedangkan dia tak ada baju ganti lain.

Dengan tenang, Nek Siti mendekat dan merangkul bahunya.

"Sabar, Nak. Coba sekarang kamu ganti seragamnya, pakai kain tebal di payudara . Semoga itu bisa menahan susu kamu," sarannya dengan lembut.

Nada menggeleng cepat, kebingungan masih terlukis jelas di wajahnya, berat menerima kenyataan yang dihadapinya. Gadis itu menghela nafas berat, matanya nanar menatap seragam sekolah yang sudah basah karena rembesan susu.

"Ini seragam terakhir yang aku punya, Nek," suaranya pelan, hampir tak terdengar.

Rasa cemas bercampur kepasrahan tergambar jelas di wajah tanpa riasan itu. Di sudut rumah yang sederhana tersebut, Nek Siti menggumam keras, mencoba mengumpulkan solusi.

"Coba kamu kenakan seragam SMP-mu, Nak. Itu lebih baik daripada kamu tidak sekolah sama sekali. Para guru pasti akan mencarimu, dan kamu tidak ingin kehilangan beasiswa hanya karena sering absen kan?"

Meskipun tawaran itu keluar dari mulutnya, dalam hati, Nek Siti sendiri terasa hampa, sama kesulitan menemukan jalan keluar bagi cucu tercintanya yang hanya bermodalkan keuletan dan tekad kuat demi masa depan yang lebih baik.

"Nenek benar. Lebih baik aku pakai seragam SMP saja, daripada aku nggak masuk sekolah."

"Cepatlah, Nak!"

Setelah mendapat saran dari Nek Siti, Nada cepat-cepat masuk ke kamar untuk berganti seragam. Baju seragam SMP nya sudah polos dan tak ada atribut apapun, sehingga Nada bisa mengenakannya untuk pergi ke SMA.

Beberapa saat, gadis berwajah cantik dan imut itu sudah keluar dari kamarnya. Baju SMP di tubuhnya terlihat sangat pas, dan bahkan terkesan kekecilan sehingga memperlihatkan dada Nada yang menonjol sangat bes4r. Wajar saja, karena di usianya yang baru 16 tahun, ia sudah memiliki dada besar dengan ukuran 38.

Pinggangnya ramping, leher dan kakinya jenjang dalam balutan kulit putih mulus. Pinggulnya juga besar, membuat bentuk tubuh Nada sangat sempurna bak gitar spanyol paling mahal.

"Kamu sudah siap, Nada?" tanya Nek Siti dengan lembut.

"Sudah, Nek. Mana sumpalannya?" jawab Nada dengan antusias.

"Biarkan Nenek yang memasangkannya," ujar Nek Siti sambil menyumpal kedua dada Nada dengan kain tebal, membuat penampilannya terlihat lebih penuh.

Kancing baju di bagian dada Nada bahkan tak muat untuk dikancingkan, namun hal itu tak mengurangi semangat Nada untuk pergi ke sekolah. Meskipun kini tubuhnya terlihat semakin seksi dan menantang.

"Sudah siap, sekarang kamu bisa berangkat ke sekolah," kata Nek Siti sambil merapikan penampilan Nada.

"Iya, Nek. Aku berangkat dulu. Hati-hati di rumah," balas Nada sambil berlalu menuju sekolah.

Setelah berpamitan kepada neneknya, Nada cepat-cepat berangkat ke sekolahnya dengan berjalan kaki. Karena kebetulan jarak sekolahnya juga tak terlalu jauh.

***

"Astaga! Kenapa rasanya nggak nyaman banget? Apa susu ku merembes lagi?" Nada berjalan cepat melalui koridor sekolah dengan perasaan cemas, karena ia merasa bahwa baju seragamnya mulai basah lagi.

Nada berjalan cepat, melalui beberapa cowok yang kini sedang mematung menatapnya. Tatapan mereka sangat liar dan tak bisa berkedip saat melihat keindahan tubuh Nada dalam balutan seragamnya yang kekecilan.

"Wow, Nada," ujar salah seorang cowok yang tiba-tiba langsung menghadang langkahnya.

Nada tersentak kaget. Namun, ia berpura-pura tidak ketakutan dan justru tersenyum menatap pada cowok itu.

"Hey, Kak Aldo. Apa aku bisa lewat? Maaf, tapi kamu menghalangi jalanku," tegur Nada dengan sopan.

Tatapan Nada terlihat risih saat berhadapan dengan Aldo, karena ia tahu bahwa Aldo adalah cowok yang terkenal paling nakal di SMA nya. Di SMA favorit seperti ini, tentu cowok sekelas Aldo bisa saja diterima karena dia adalah anak orang kaya.

"Oh mau lewat ya?" Aldo menyeringai dengan senyum liciknya.

"Iya."

"Boleh saja, asalkan ...." Aldo mengusap bibir bawahnya dengan ibu jarinya.

Matanya tak hentinya memandang dada Nada yang membusung sangat besar dan kencang.

"Asalkan apa?" Firasat Nada mulai tak enak.

"Asalkan aku boleh menyentuh milikmu yang sangat menggoda itu," tunjuk Aldo yang bersiap mengarahkan telapak tangannya ke payudara Nada yang super jumbo itu.

Nada terkejut dengan perlakuan Aldo. Refleks ia langsung mengangkat tangannya tepat di wajah cowok tampan itu.

Plakk!

"Jangan kurang ajar, Kak!" sentak Nada marah.

"Ah, sialan kamu, Nada!" pekik Aldo marah, karena Nada baru saja menamparnya.

Nada gemetar ketakutan dan segera berlari meninggalkan Aldo beserta kawan-kawannya.

"Bos Aldo, lo baik-baik saja?" tanya seorang temannya.

"Gue baik-baik saja, tapi awas aja tuh cewek. Gue pasti akan beli harga dirinya," geram Aldo marah.

"Iya, Bos. Cewek kayak gitu emang harus dikasih pelajaran," kata yang lain menimpali.

Aldo terus menatap ke arah Nada yang sedang berlari menjauh. Sejurus kemudian, sebuah seringai aneh tercipta di bibirnya.

"Aku pasti akan dapetin kamu, Nada," desis Aldo licik.

Setelah hampir mendapatkan pelecehan dari Aldo, seharian ini Nada memilih untuk tidak istirahat keluar kelas. Dia takut jika sampai bertemu dengan Aldo di luar kelas, dan cowok itu akan kembali melakukan perbuatannya yang tertunda.

Nada memilih untuk tetap berada di kelasnya walaupun jam istirahat. Ia yang masih kelas 2 SMA itu, tentu takut pada Aldo yang merupakan kakak kelasnya karena sudah kelas 3.

Akhirnya tak terasa jam pulang pun tiba. Semua siswa berhamburan pulang, dan begitu juga dengan Nada. Ia pulang berjalan kaki bersama sahabatnya yang bernama Ayu.

"Ayu, kenapa kamu nggak minta dijemput saja sama sopirnya papa kamu?" tanya Nada saat berjalan berdua di bawah terik matahari bersama Ayu.

Nada merasa tak enak, karena sebenarnya Ayu adalah anak orang kaya. Tapi ia malah memilih menemani Nada berjalan kaki dan panas-panasan seperti ini.

"Nggak apa-apa kok, Nada. Nanti setelah sampai di depan rumah kamu, aku juga bakalan dijemput kok. Lagian aku kasihan karena kamu jalan kaki sendirian." Aruna tersenyum.

"Terima kasih banyak ya, Ayu. Kamu sangat baik."

"Sama-sama, Nada."

Sambil terus ngobrol, tanpa terasa kedua gadis itu pun sudah tiba di gang dekat rumah Nada. Benar saja!

Tak lama, datanglah sebuah mobil yang menjemput Ayu. Nada melambaikan tangan pada sahabatnya itu dan bergegas hendak memasuki gang ke rumahnya.

Namun, baru saja Nada melangkah, tiba-tiba ia merasakan sepasang tangan yang membekap mulutnya dengan sesuatu hingga membuat Nada merasa pusing. Gadis itu pun berontak dan meronta-ronta, tapi tubuhnya mulai terasa lemas.

"Lepas!" teriak Nada tertahan, dan setelah itu ia tak tahu lagi apa yang terjadi padanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Callista Ivan

Selebihnya
Jerat Ranjang Sang Aktor

Jerat Ranjang Sang Aktor

Miliarder

5.0

Karena dijebak oleh seseorang yang menginginkan tubuhnya, Elara justru tak sengaja tidur bersama dengan seorang pria yang sangat familiar baginya. Bukan familiar karena pria itu adalah rekan maupun keluarganya, tetapi karena pria itu merupakan sosok yang selama ini sering menampakkan wajahnya di layar televisi maupun di situs internet. Elara terbangun dengan kebingungan, karena dia mendapati tubuh polosnya tanpa sehelai benang pun. Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah karena saat itu dia sedang berada di balik sebuah selimut bersama dengan pria yang sama sekali tak asing baginya. "Arion Kyle?" Ingin rasanya Elara berteriak dan menjerit kegirangan saat itu. Namun, begitu menyadari bahwa dirinya dan aktor itu sama-sama tak mengenakan busana, seketika rasa senang itu pun berubah menjadi kebencian. Elara segera membangunkan Arion dan langsung marah-marah. "Siapa kamu?" Pria itu bertanya dalam bahasa inggris. Elara benar-benar emosi karena pria itu bersikap seolah tak mengenalinya. Padahal ia yakin bahwa sang aktor juga pasti mengenal dirinya sebagai seorang model papan atas, dan tak bisa dipungkiri lagi bahwa Arion juga menginginkan tubuh indahnya, sama seperti para pria yang lain. Elara pun menuduh bahwa Arion telah menodainya, tetapi aktor berusia 30 tahun itu justru terlihat santai dan tersenyum sinis ke arah Elara. "Aku menodaimu? Apa kamu tidak ingat, jika kamu yang menerobos masuk ke dalam kamarku dan meminta bantuanku untuk menyentuh tubuhmu?"

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+
1

Bab 1 Susu yang Tumpah Ruah

17/03/2025

2

Bab 2 Susui Dia

17/03/2025

3

Bab 3 Aku Butuh Susumu

17/03/2025

4

Bab 4 Menyusui Tuan Muda

17/03/2025

5

Bab 5 Ganti Baju Di Depanku!

17/03/2025

6

Bab 6 Tuan Muda, Ahh!

17/03/2025

7

Bab 7 Kamu Sangat Menggoda

17/03/2025

8

Bab 8 Minta Jatah

17/03/2025

9

Bab 9 Tubuhmu Sangat Menggoda

17/03/2025

10

Bab 10 Menikmati Tubuh Mulusmu

17/03/2025

11

Bab 11 Dikurung di Kamar Mandi

17/03/2025

12

Bab 12 Dipaksa Mengulum Milik Aldi

17/03/2025

13

Bab 13 Tuan Muda, Ahh!

17/03/2025

14

Bab 14 Saling Hisap

18/03/2025

15

Bab 15 Menelan Cairan Cintamu

18/03/2025

16

Bab 16 Ada Hubungan Apa

19/03/2025

17

Bab 17 Orang Baru Atau Orang Lama

19/03/2025

18

Bab 18 Lirik-Lirik Payudara ku

19/03/2025

19

Bab 19 Diantar Pulang Oleh Guru Mesum

19/03/2025

20

Bab 20 Ada Apa Dengan Daffa

21/03/2025

21

Bab 21 Marah atau Cemburu

21/03/2025

22

Bab 22 Aku Butuh Susu Kamu

21/03/2025

23

Bab 23 Menyusu di Rumah Sakit

23/03/2025

24

Bab 24 Ahh! Muncrat Dua Kali

23/03/2025

25

Bab 25 Di Grepe-Grepe di Kamar Mandi

24/03/2025

26

Bab 26 Pertolongan Daffa

25/03/2025

27

Bab 27 Dia Kan

25/03/2025

28

Bab 28 Ahh! Ahh! Dokter Candra

25/03/2025

29

Bab 29 Dijilati Oleh Dokter Mesum

27/03/2025

30

Bab 30 Berpikiran Lain Tentang Nada

27/03/2025

31

Bab 31 Cemburu

27/03/2025

32

Bab 32 Diremas-remas di Ruang Guru

27/03/2025

33

Bab 33 Frustasi

Hari ini07:07

34

Bab 34 Aku Tak Sanggup Lagi

Hari ini07:07

35

Bab 35 Jatah Susuku

Hari ini07:06

36

Bab 36 Ahh! Hisap Terus, Enak

Hari ini07:07

37

Bab 37 Jebol Keperawanan

Hari ini14:03

38

Bab 38 Ahh! Panas! Perih

Hari ini14:04