Juliana
Buku Juliana(17)
Gairah Pelarian Cinta
Adventure Kepala ku mulai naik turun mengoral penis nya yang membuatku selalu terbayang. Sementara tangan kiri ku ikut mengocok naik turun.
"Oooohhhh.... Cinta Stop...! Nanti keluaarrr! Aaaahhhh.....", lenguh Robi meminta ku berhenti mengoral penisnya.
Aku berhenti dan kemudian berbalik badan, kami kembali saling pandang tanpa bicara satu kata pun.
Lalu tiba-tiba tubuhku dipeluknya dan segera dibaliknya hingga kini posisi kami berganti menjadi Robi diatas tubuh ku dalam posisi missionary.
Robi memandang tajam mata ku bebrapa saat seakan meminta ijin pada ku, aku hanya mengangguk dan berkata.
"Pelan-pelan, ya!".
Robi membelai pipi ku dan sesaat kemudian ia mencium kembali bibir ku agak lama dan setelah itu ia bicara dengan suara bergetar.
"Jika sakit ngomong, ya. Ini juga yang pertama bagi ku, yang!".
Aku hanya memejamkan mata saat kurasakan penisnya sudah berada di depan bibir vagina ku, di gesek-gesekannya sejenak supaya aku kembali bisa mengeluarkan cairan lubrikasi ku.
Sambil terus menggesekkan penisnya di bibir vaginaku, Robi kemudian menggenggam penis nya dan mengarahkan serta menuntunnya ke bibir vagina ku.
"Aawww....", pekik ku sambil meringis kesakitan saat kepala penis nya mulai membuka jalan, menuju vagina ku, 1/4 batangnya sudah memenuhi vagina ku yang kurasakan sesak dan penuh.
"Sakit, Rob!", keluh ku.
Robi yang melihatku meringis kesakitan kemudian ia mendiamkan sejenak sambil ia mengelus rambut dan mendaratkan ciumannya ke kening ku.
Aku seperti merasa nyaman dengan perlakuannya barusan, sambil tersenyum aku berbisik pada nya.
"Ambillah sayang, aku ikhlas menyerahkan untuk mu".
Aku kembali memejamkan mata dan berusaha pasrah dan rileks, aku tahu ini bakalan sangat sakit dan merupakan kebanggan bagi kaum perempuan tapi rasa sayang ku menutup kesadaran ku saat itu, aku menanti dengan berdebar menyerahkan kehormatan ku pada lelaki yang sudah menaklukan hati ku.
Melihat aku dengan pasrah di bawah membuat Robi mantap untuk memasukkan penis nya lebih dalam lagi hingga bisa merobek selaput darah ku.
Lalu ia menghentakkan pinggulnya dengan keras sehingga membuat ku menjerit kembali.
"Aaaaaawwwww..... Aduh.....! Aaaaaahhhhkkkk....". Membalas Penkhianatan Istriku
Romantis "Ada apa?" tanya Thalib.
"Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower.
"Ya bagus dong."
"Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!"
"Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?"
Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower.
"Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah.
"Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher.
"Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih.
Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi.
Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu. Antara Kerja dan Kenikmatan
Romantis Kupejamkan mataku, dan kukecup bibirnya dengan lembut, dia menyambutnya. Bibir kami saling terpaut, saling mengecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend! Tapi sepertinya pikiranku mulai buyar, semakin larut dalam ciuman ini, malah dalam pikiranku, hanya ada Nita.
My logic kick in, ku hentikan ciuman itu, kutarik bibirku mejauh darinya. Mata Nita terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda, begitu indah. Fu*k the logic, kusambar lagi bibir yang terpampang di depanku itu.
Kejadian ini jelas akan mengubah hubungan kami, yang seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih dari kerjaan, sebatas teman dan lebih dari teman. Surga Dunia Ibu Kandung
Romantis Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu.
Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi.
Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “
“Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta.
Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam … Gairah Citra dan Kenikmatan
Romantis Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat.
Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari.
Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin. Anda mungkin suka
Kisahku dalam Pelukan Gigolo dan Brondong
WHS Production Di tengah kesehariannya yang monoton sebagai seorang wanita paruh baya bernama Amanda, dia merasa terperangkap dalam kebosanan dan kekecewaan dalam pernikahannya. Merasa tidak puas dengan hubungan yang sedang dia jalani, Amanda mulai mencari kesenangan di luar pernikahannya.
Dengan pertolongan teman-temannya yang lebih muda, Amanda memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan dengan seorang gigolo. Namun, meskipun awalnya memberinya sensasi baru, Amanda masih merasa kekosongan dalam hatinya yang tidak terpenuhi.
Tak lama kemudian, Amanda bertemu dengan seorang pria muda yang misterius bernama Alex. Alex, seorang brondong yang cerdas dan berwawasan luas, menarik perhatian Amanda dengan kepribadiannya yang penuh pesona. Mereka mulai menjalin hubungan yang intens, di mana Amanda menemukan kepuasan yang selama ini dia cari.
Namun, hubungan terlarang mereka tidak luput dari konsekuensi. Amanda harus menghadapi pertentangan dari lingkungannya, termasuk keluarga dan teman-temannya. Selain itu, Alex juga memiliki ambisi dan cita-cita pribadi yang mungkin tidak selaras dengan keinginan Amanda.
Saat Amanda mulai mempertimbangkan apakah hubungan dengan Alex layak untuk diperjuangkan, dia menyadari bahwa apa yang dia butuhkan sebenarnya bukanlah pengganti dari kebosanan, tetapi sebuah pemahaman diri yang lebih dalam dan hubungan yang benar-benar memenuhi kebutuhannya sebagai individu.
Melalui perjalanan emosional yang penuh liku-liku ini, Amanda belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa ditemukan di luar, melainkan di dalam dirinya sendiri. Dia harus menemukan kedamaian dan kepuasan dalam kehidupannya yang sekarang, tanpa tergantung pada hubungan yang mungkin hanya membawa kehampaan dan ketidakpuasan.
Dengan itu, Amanda memutuskan untuk menemukan kebahagiaan dalam dirinya sendiri, mengambil kendali atas hidupnya, dan membangun hubungan yang lebih sehat dan bermakna dengan orang-orang di sekitarnya.