Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
PERMAINAN PENGGODA IMAN

PERMAINAN PENGGODA IMAN

Black Sky

5.0
Komentar
26.2K
Penayangan
74
Bab

21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...

Bab 1 Satu

"Gilaaa, dah miring otak ni orang."

Dalam hati Arga mengumpat mendengar usul yang ditawarkan oleh Dako, usul gila yang dengan cepat disetujui oleh atasannya Pak Prabu, dan kedua temannya yang juga memegang jabatan manager seperti dirinya.

Hari itu, Kantor Arga menerima kunjungan pimpinan pusat yang menetapkan kantornya sebagai cabang perusahaan dengan kinerja terbaik, memberikan bonus liburan dan berhak untuk menggunakan cottage milik perusahaan yang ada disalah satu pesisir pulau jawa.

Tentunya ditambah bonus sejumlah uang. Namun di antara berbagai kegembiraan itu mungkin Arga lah orang yang paling berbahagia. Ya, atas bantuan Pak Prabu, Arga disetujui oleh pimpinan pusat untuk menempati bangku pimpinan yang sebelumnya ditempati oleh Pak Prabu. Prabu sendiri, atas prestasinya diminta untuk membantu pusat.

Setelah rombongan pusat meninggalkan ruangan, Pak prabu langsung mengangkat gelas yang hanya diisi air mineral mengajak bawahannya untuk bertoast ria. Walau bagaimanapun ada kebanggaan atas penghargaan yang diberikan.

Namun Pak Prabu dengan berat hati menyampaikan bahwa dirinya tidak dapat ikut serta dalam liburan itu, karena telah memiliki janji tersendiri dengan istrinya untuk sebuah liburan di pulau dewata.

Arga sendiri tidak begitu peduli dengan keabsenan Pak Prabu, toh dirinya tetap dapat mengikuti liburan rombongan kantor bersama istrinya. Dan ini dapat menjadi kado bulan madu bagi istrinya yang baru dinikahi 3 bulan lalu.

"Tapi apakah Pak Prabu tetap tidak mau ikut rombongan walaupun nantinya kami mengadakan sebuah game dengan perjanjian yang menarik?" celetuk Dako.

"Perjanjian? emang kalian udah bikin perjanjian apa?" Tanya pak Prabu sambil menatap Dako dan Arga bergantian. Seperti halnya Pak Prabu, Arga yang tidak pernah membuat perjanjian apapun tentang liburan pada Dako, pun dibuat bingung.

"Ya, sebagai ucapan terimaksih, saya dan Arga ingin mengusulkan sebuah permainan, untuk membuang kejenuhan atas rutinitas kita, bagaimana jika nanti selama liburan disana kita membebaskan pasangan kita untuk dirayu oleh sesama kita," papar Dako.

"Maksudmu?" tanya Pak Prabu meminta penjelasan yang lebih mendetil.

"Ya, bagi mereka yang beruntung, mungkin dapat dilanjutkan dengan rayuan diatas ranjang, dan atas dasar perjanjian awal tentunya kita tidak boleh melarang untuk penuntasan akhir atas usaha kawan kita. Saya pikir permainan ini bisa menjadi referensi kepuasan bagi kita yang setau saya selalu setia dengan istri masing-masing, tentang cita rasa dan varian kenikmatan dari wanita selain istri kita," tambahnya.

"Gila, bagaimana mungkin usul itu meluncur dengan lancar dari mulut Dako, apalagi dengan membawa-bawa namaku." Hati Arga mengumpat. Namun ketika dirinya ingin menampik usul Dako, Arga melihat wajah Pak Prabu yang berbinar sambil menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Lagian, Kenapa perjanjian ini harus mengatasnamakan balas budi, sialan." hati Arga kembali mengumpat ketika menyadari sulit baginya untuk mengelak dari permainan ini.

"Yang bener Meennn, pastinya loe juga ngajak istri loe yang alim itukan?" seru Munaf memastikan Dako mengajak istrinya yang biasa menggunakan busana tertutup lengkap dengan penutup kepalanya. Dako mengangguk pasti.

Sesaat Arga terdiam, Cut Zuraida istri sahabat karibnya itu memang memiliki daya tarik tersendiri dari tubuhnya yang selalu tertutup, wajah putih bersih, berdagu lancip dan hidung yang mancung. Uuuugghhh, benar-benar tawaran yang menggiurkan, terlalu sayang untuk dilewatkan, tapiii, Kini justru Arga yang bingung.

Mungkinkah, dalam liburan ini dirinya dapat mencumbu tubuh Zuraida, atau bahkan kalau memungkinkan dapat sedikit berkenalan dengan selangkangan wanita yang menjadi fantasi liarnya sebelum menikah dengan Aryanti, istrinya.

"Tapi, agar permainan ini semakin seru, kita tidak boleh memberitahukan istri-istri kita tentang permainan ini, disamping untuk menghindari timbulnya pertengkaran suami istri, saya rasa ada tantangan tersendiri bagi kita untuk dapat menikmati tubuh target kita," ucap Dako dengan tatapan tajam ke arah Arga, dihias senyum penuh misteri.

Arga bingung dengan tatapan itu, muncul pertanyaan besar di kepalanya, apakah Dako yang menjadi temannya sejak bangku SMP itu memang menjadikan istrinya sebagai target utama dalam permainan ini.

Sekilas Arga teringat pernyataan Dako dihari pernikahannya, yang mengakui keindahan tubuh istrinya, saat melototi tubuh Aryanti yang dibalut kebaya transparan yang sangat ketat dengan puring tipis yang hanya menutupi bagian dada.

"Untuk Pak Prabu, sepertinya kita harus memberikan persyaratan tambahan, bapak hanya boleh mengajak simpanan bapak, Hahahaha."

Celetukan dari Munaf, kontan membuat Pak Prabu terbahak tertawa, Arga pun tersenyum kecut mengingat istri sah Pak Prabu, Bu Sofia yang merupakan aktifis arisan ibu-ibu pejabat.

Sebenarnya, Bu Sofia, istri pak Prabu yang telah memasuki umur 40-an, masih terbilang cantik dan selalu tampil seksi dengan pakaiannya yang selalu mengekspos daerah terlarang, dan pastinya masih sangat layak pakai. Hanya saja yang membuat tidak kuat adalah mulutnya yang selalu aktif mengkritik setiap sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya. Alias cerewet.

Mungkin itulah sebabnya Pak Prabu memilih sebuah hubungan rahasia dengan Sintya, resepsionis kantor yang terkenal montok dan murah hati kepada kaum lelaki dalam hal berpakaian, dan tentunya lebih penurut dibandingkan Bu Sofia

"Tidak, tidak. Pak Prabu silahkan saja mengajak kedua istrinya, dengan tetap merahasiakan hubungannya dengan Sintya bukankah kita melakukan permainan ini dengan diam-diam, karena bisa saja saya berhasil mendapatkan tubuh Bu Sofia dengan meminjam kamar kalian, dan pastinya Pak Prabu tidak bisa melarang saya untuk melakukan itu, bukan begitu Pak prabu?" papar Dako.

Pernyataan Dako sontak membuat Arga, Munaf dan Aditya terkejut, kata-kata Dako sudah kelewat batas, meskipun dirinya memang memiliki hasrat yang sama untuk menunggangi tubuh montok istri Pak Prabu itu, tapi tidak selayaknya hal itu diungkapkan langsung dihadapan Pak Prabu, yang nota bene adalah atasannya.

"Whuahahaha... saya selalu suka dengan ide gilamu, Dako, silahkan nikmati Sofia sepuasmu bahkan kalau kau juga ingin mencicipi Sintya silahkan saja, tapi jangan salahkan saya bila nanti membuat istrimu yang alim itu terkapar olehku," jawaban Pak prabu membuat Dako tersenyum kecut. ternyata tidak hanya Dako yang tersenyum menyambut tawaran Pak Prabu tetapi juga Aditya, Munaf dan tentu saja Arga.

"OK, jika semua memang semua telah sepakat, ada baiknya kita mempersiapkan istri-istri kita untuk menyambut pertempuran yang panjang besok lusa." Pak Prabu menyudahi rapat tambahan para pimpinan itu dengan tertawa terbahak.

"Tunggu pak, saya hanya ingin memastikan, perjanjian ini hanya berlaku saat liburan sajakan?" semua tersenyum dengan pertanyaan Aditya yang sedari tadi lebih banyak diam dan hanya mengangguk-agukkan kepala. Andini, gadis remaja yang dinikahi Aditya hampir berbarengan dengan hari pernikahan Arga itu memang seorang gadis lugu yang dinikahinya satu bulan setelah gadis itu lulus dari bangku SMU.

Pastinya Aditya tidak berbeda dengan Arga yang merasa keberatan dengan permainan yang diusulkan Dako, karena mereka sendiri masih belum puas mengayuh tubuh istri mereka.

"Itu Pasti, permainan kita ini cukuplah menjadi skandal saat liburan, karena tentunya kita tidak ingin rumah tangga kita ataupun rumah tangga rekan kita berantakan," pungkas Dako sambil merapikan beberapa berkas yang ada dihadapannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Black Sky

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku