Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kompilasi Cerpen Dewasa

Kompilasi Cerpen Dewasa

irbapiko

5.0
Komentar
63.3K
Penayangan
174
Bab

Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!

Bab 1 Pemilik Kost yang Perkasa (part.1)

“Esshh...aduh om Simon...terus oomm...arghhh!” Maya sang mahasiswi cantik dan bertubuh sintal berisi, salah satu penghuni kost milik om Simon itu terus mendesah dan merintih saat tubuh perkasa lelaki yang dipanggil Om Simon itu tengah menggenjot tubuh telanjangnya di ranjang kamar Om Simon yang mewah dan lebar.

Sementara Simon sang lelaki berbadan besar dan tegap itu sedang memajumundurkan pinggulnya untuk menekan habis liang senggama milik Maya.

“Plokkk...plokkk...arghhh....!” gerakan Simon saat menyatukan tubuhnya dengan tubuh Maya memunculkan suara erotis di kamar itu. Tubuh telanjang keduanya telah berpeluh keringat karena percumbuan telah mereka lakukan sejak sejam yang lalu di kamar itu.

“Arghh...maya tubuhmu nikmat sekali sayanggg...ahhhh!” ujar Simon dengan suara gemetar menahan birahi yang sedang membuncah dan keduanya tangannya meremas dua bukit kembar milik Maya yang sedang terlentang di bawahnya.

“Anu om Simon gede bangettt..eshhh...ahhh...owhhh!” desahan Maya dan lenguhannya membuat om Simon semakin mempercepat gerakan maju mundurnya itu.

“Aduhhh..om Simonnn...aku gak kuat lagi ommm...eshhh!” Maya mulai berteriak pelan di kamar itu. Mendengar itu Om Simon pun menghentikan sejenak genjotannya dan ia turun dari kasur kemudian dengan cepat ia membopong tubuh telanjang Maya.

“Aku mau dibawa kemana om?” tanya Maya sambil kedua tangannya bergelayut di leher dan pundak Om Simon.

“Kita crot di kamar mandi yuk, biar kalo sudah selesai kita bisa langsung buru-buru mandi, heheh!” ucap Om Simon sambil terus mengecup bibir Maya.

Sesampainya di kamar mandi setelah menurunkan tubuh Maya lalu Om Simon pun duduk di pinggiran bathub.

“Sini kamu duduk di selangkanganku yuk sayang!’ pinta om Simon dan Maya pun menegrti apa yang diinginkan pria gagah itu. Perlahan Om Simon memegang kontol besarnya yang sudah tegak berdiri itu dan Maya langsung menaiki paha Om Simon dan tak lama kemudian....

“Sleppp...blesss...arghh...owhhh...gede benget om anunya...ahhhh!” Maya terpekik sesaat kontol besar Om Simon terasa sesak menerobos masuk ke lubangnya yang telah basah sejak tadi di kasur.

“Ayo goyang sayang!” pinta Om Simon dan Maya pun yang sudah terbawa nafsu birahi pun mulai goyang maju mundur ssambil mereka berpagutan di kamar mandi itu. Suara desahan dan lenguhan kini berpindah ruang dari kasur ke kamar mandi.

Tak lama kemudian Maya pun mencapai klimaksnya.

“Serrr...serrr...arghhh...aku keluar ommm...arghhh!” gerakan pantat Maya di atas paha Simon pun melambat seiring dengan denyut kencang di liang senggama Maya.

Setelahnya giliran om Simon yang berpacu untuk meraih puncak kenikamatannya. Ia pun meminta Maya berdiri dan kedua tangannya bersandar ke dinding kamar mandi. Om Simon memeluk dari belakang sambil meraba dua bukit kembar milik Maya. Simon pun mengentot Maya dari belakang.

“Sleppp...blesss..arghhhh!” Maya terpekik lagi merasakan benda besar masuk lagi ke lubangnya.

Sekitar lima belas menit Simon genjot tubuh Maya dalam posisi berdiri akhirnya Simon pun klimaks.

“Crotttt...crottt..serrr...arghhh!” tubuh Om Simon sesaat menegang menyemburkan cairan pejunya di pantat Maya. Sementara kedua tangan Simon masih meremas kencang dua bukit kembar milik Maya.

Usai itu mereka secepatnya mandi dan dengan mengendap-endap Maya keluar dari kamar om Simon malam itu untuk menuju kembali ke kamar kostnya.

***

Di sebuah kota besar yang padat dengan mahasiswa dan mahasiswi, terdapat sebuah kost eksklusif yang menjadi pusat perhatian. Kost ini dimiliki oleh seorang pria duda yang dikenal sebagai Om Simonyang berusia 40 tahun. Namun, Om Simon bukanlah duda biasa. Ia memiliki ketentuan unik yang membuatnya terkenal di kalangan mahasiswi: mereka yang ingin ngekos di tempatnya harus berusia di bawah 30 tahun dan berbadan ideal.

Om Simon adalah seorang pria dengan postur tubuh yang tegap dan tinggi, seperti pemeran film Rambo. Setiap perempuan yang melihatnya akan terpana oleh keperkasaan dan pesonanya. Namun, di balik ketampanan dan keperkasaannya, Om Simon adalah seorang pria yang cerdas dan sukses dalam bisnis kos-kosannya yang tersebar di berbagai penjuru kota.

Dalam ruang tamu kostnya yang elegan, terdapat beberapa mahasiswi yang sedang duduk bersama, berbincang-bincang tentang ketentuan unik Om Simon. Salah satu dari mereka, Lisa, baru saja pindah ke kota ini untuk melanjutkan kuliahnya. Dia mendengar kabar tentang kost Om Simon dari teman-temannya dan merasa penasaran.

"Bukankah aturan-aturan di sini agak aneh?" tanya Lisa kepada teman-temannya.

Salah seorang teman, Maya, tersenyum. "Iya, mungkin agak aneh, tapi katanya Om Simon baik banget. Dia memastikan kita nyaman tinggal di sini."

Ketika Lisa bertemu dengan Om Simon untuk wawancara sebagai calon penghuni kost, dia merasa terpana oleh pesona dan keperkasaan pria itu. Om Simon pun menjelaskan alasannya memiliki ketentuan tersebut.

"Dulu, istri saya pergi karena kami menghadapi kesulitan ekonomi," kata Om Simon dengan sedikit keraguan dalam suaranya. "Tapi sekarang, saya ingin memberikan yang terbaik untuk penghuni kost saya. Saya ingin mereka merasa aman dan nyaman tinggal di sini."

Lisa merasa yakin bahwa Om Simon adalah pemilik kost yang baik, meskipun aturan-aturan di sini agak tidak biasa. Dia pun memutuskan untuk tinggal di kost Om Simon dan segera merasa seperti di rumah sendiri.

Selama beberapa bulan berikutnya, Lisa dan penghuni kost lainnya membentuk persahabatan yang erat. Mereka sering berkumpul di ruang tamu kost, berbagi cerita, dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan perkuliahan mereka. Om Simon, meskipun terlihat keras dan kuat, juga terbukti menjadi figur yang penuh perhatian dan mendukung para penghuni kostnya.

Tidak hanya itu, Om Simon sering memberikan nasihat bijak kepada mereka tentang kehidupan, cinta, dan ambisi mereka. Penghuni kostnya merasa beruntung bisa tinggal di tempat yang tidak hanya nyaman fisiknya, tetapi juga memberikan dukungan emosional.

Dengan berjalannya waktu, Lisa dan penghuni kost lainnya merasa bahwa ketentuan-ketentuan unik Om Simon tidak lagi aneh. Mereka menyadari bahwa kebaikan hati dan perhatian Om Simon kepada mereka jauh lebih berharga daripada penampilannya yang menakjubkan.

Di sebuah kota besar, kehidupan di kost Om Simon terus berlanjut dengan dinamika yang tak terduga. Ternyata, pria gagah perkasa ini diam-diam sangat disukai oleh tiga mahasiswi cantik dan berbadan bagus yang ngekos di tempatnya: Lisa, Maya, dan Dita. Ketiganya, dengan kepribadian dan motivasi yang berbeda, berusaha untuk merebut hati Om Simon.

Lisa, sang penghuni baru, adalah yang pertama mencoba mendekati Om Simon. Dia merasa terpesona oleh pesona dan ketampanan sang pemilik kost. Setiap kali ada kesempatan, Lisa berusaha membuat Om Simon tersenyum, memasakkan makanan kesukaannya, atau sekadar mengajaknya berbincang. Lisa ingin Om Simon melihatnya sebagai wanita yang menyenangkan dan menarik.

Maya, yang telah tinggal di kost Om Simon lebih lama, memiliki pendekatan yang berbeda. Dia merasa bahwa Om Simon adalah pria yang pantas untuk diajak serius. Setiap malam, Maya mencoba membuat suasana romantis di kost dengan lilin-lilin wangi dan makan malam yang lezat. Dia ingin menjadi wanita yang bisa membuat Om Simon jatuh cinta dan ingin menikahinya suatu hari nanti.

Sementara itu, Dita memiliki motif yang lebih praktis. Dia ingin mendapatkan keringanan biaya bayar kost. Dia mencoba berbicara dengan Om Simon tentang kesulitan keuangan yang dia hadapi dan berharap dia bisa mendapatkan diskon atau kemudahan lainnya. Dita tahu bahwa Om Simon adalah orang yang baik hati, dan dia berusaha memanfaatkan kesempatan ini.

Om Simon, dengan bijak, merespons perasaan ketiga mahasiswi ini. Meskipun dia merasa terhormat karena disukai oleh mereka, dia juga merasa bertanggung jawab sebagai pemilik kost. Dia tahu bahwa mencampuri hubungan dengan penghuninya bisa menjadi masalah besar.

Ketika dia menemani Lisa, Maya, atau Dita di ruang kerjanya yang bersebelahan dengan puluhan kamar kost, dia selalu menjaga sikap profesional. Dia mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian, memberikan nasihat bijak, dan mencoba memberikan semangat dalam menjalani hidup mereka. Dia tidak ingin membuat mereka merasa tidak nyaman atau terlalu berharap.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh irbapiko

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku