icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati

Bab 4 Kamu Tidak Mampu untuk Membelinya

Jumlah Kata:646    |    Dirilis Pada: 18/11/2021

Setelah merasakan tatapan Dewi, Kusuma meliriknya.

Sepertinya itu membuat Dewi terkejut karena dia bergerak dengan cepat untuk menundukkan kepalanya dan menatap lipstik yang dia bawa. Berpura-pura bersikap tenang, dia bertanya kepada Kirani, "Apakah menurutmu warna ini cocok untukku?"

Namun, Kirani tidak menjawab pertanyaannya. Dia menarik lengan baju Dewi dengan penuh semangat dan berkata, "Kamu dan Tuan Hadi bertemu lagi! Sungguh sebuah kebetulan!"

Kristina bertanya, "Dewi, siapa wanita di sebelah Tuan Hadi itu?"

Kemudian Kirani bertanya, "Dewi, apakah Tuan Hadi ada di sini untuk bertemu denganmu?"

Dewi memandang dua wanita di sampingnya dengan perasaan kesal.

Tiba-tiba, suara yang tidak dikenal terdengar di dekat mereka. "Menurutku warna itu tidak cocok untukmu. Lagi pula, kamu tidak mampu untuk membelinya."

Bingung, Dewi mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pemilik suara itu dan dia menemukan bahwa yang berbicara itu adalah wanita yang ada di sebelah Kusuma.

Apakah mereka sudah saling mengenal satu sama lain?

Olga Malik, rambut cokelat keritingnya diikat ke belakang menjadi gaya updo yang terlihat segar, berjalan ke arah mereka berdiri sambil bergandengan tangan dengan Kusuma. Dia membentangkan jari-jarinya yang ramping dilengkapi dengan kuku yang dicat rapi dan dengan anggun mengambil kotak lipstik dari tangan Dewi. "Aku akan membeli ini. Kemasi lipstik ini untukku!"

Kemudian dengan senyuman menghina terpasang di bibirnya, dia menatap Dewi dari atas ke bawah.

Di matanya, Dewi hanyalah seorang mahasiswa yang berpura-pura menjadi seorang wanita kelas atas dan bersikap elegan.

'Mengapa Kusuma sempat melirik wanita ini? Ya, dia memang cantik, tapi dia tidak semenarik diriku!' pikir Olga.

Tidak senang, Dewi membentak Olga, "Mengapa kamu menatapku dengan tatapan seperti itu? Selain itu, bagaimana kamu bisa tahu aku mampu membelinya atau tidak?"

Kemudian Dewi merebut kotak itu dari tangan Olga. "Aku akan membayar untuk ini sekarang!" ucapnya kepada sang pramuniaga toko.

Sang pramuniaga tetap diam, tetapi dia mengeluarkan mesin pembayaran dan menggesek kartu Dewi sebelum dia berbalik untuk mengemasi kotak lipstik itu.

Wajah Olga langsung berubah menjadi menggelap. "Beraninya kamu berbicara seperti itu padaku? Kamu pikir kamu itu siapa? Kamu harusnya menyadari posisimu sebelum berbelanja di mal kelas atas seperti Plaza Cahaya Internasional!"

Dewi mencibir dan kini gilirannya untuk memandang Olga dari atas ke bawah. "Huh! Apa yang membuatmu berpikir bahwa kamu itu adalah orang yang pantas untuk berbelanja di tempat yang bagus seperti ini? Siapa yang memberimu hak untuk memandang rendah orang lain? Aku khawatir rangkaian lipstik ini tidak cocok untuk usiamu."

Tidak perlu dijelaskan, Olga merasa tidak senang dengan cara Dewi memperlakukannya. Lagi pula, sebagai anak yang paling dicintai dari keluarga Malik, dia selalu membuat orang-orang berlutut padanya sejak dia masih kecil. Tidak ada yang pernah berbicara tidak sopan dengannya seperti yang dilakukan Dewi sekarang ini.

Sebagai tanggapan, Olga mengambil napas dalam-dalam sebelum dia berbalik dan berjalan ke arah Kusuma. Bertingkah seperti seorang korban, Olga memanyunkan bibirnya padanya dan berkata, "Tuan Hadi, wanita itu memperlakukan saya dengan tidak sopan dan mengatakan bahwa saya tua."

"Aku tadi tidak mengatakan kamu sudah tua. Kamu sendiri yang mengatakannya." Dewi menggelengkan kepalanya pada Olga seolah-olah dia sedang menonton drama.

"Kamu!" Meskipun Olga sangat marah, dia tidak tahu bagaimana caranya untuk membalas ucapan Dewi. Dia tidak punya pilihan selain meminta bantuan Kusuma. "Tuan Hadi, Anda tidak bisa membiarkan dia memperlakukan saya seperti itu."

Ketika Kusuma memandang Dewi dengan cermat, dia baru menyadari bahwa gadis inilah yang telah menciumnya di bar!

Tiba-tiba, mata semua orang terfokus pada Kusuma seolah-olah mereka sedang menunggu untuk mendengar apa yang akan dia katakan. Namun, dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tetapi akhirnya menahan diri untuk melakukan itu.

Olga menatap pria pendiam itu sambil memasang ekspresi sedih. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia harus membuang keinginan itu karena dia takut pada Kusuma.

Sementara itu, yang tepat berdiri di belakang mereka adalah Edi, asisten Kusuma. Semakin lama dia memandang Dewi, semakin dia merasa wanita itu tampak tak asing baginya. Tiba-tiba, sebuah ingatan muncul di kepalanya. Sambil menggaruk kepalanya, dia berjalan pada Kusuma dan berkata, "Tuan Hadi... ini adalah..."

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Perjanjian Perceraian2 Bab 2 Tangkap Wanita Itu3 Bab 3 Memamerkan Cinta Mereka4 Bab 4 Kamu Tidak Mampu untuk Membelinya5 Bab 5 Tidak Pantas Untuk Memasuki Mal Ini6 Bab 6 Berikan Aku Informasi Tentang Wanita Itu7 Bab 7 Memberimu Pelajaran8 Bab 8 Aku Tidak Ingin Menjadi Kotor9 Bab 9 Menabrak Kusuma10 Bab 10 Keributan11 Bab 11 Permintaan Maaf12 Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung13 Bab 13 Merasa Ragu Untuk Bercerai14 Bab 14 Peluncuran Produk15 Bab 15 Merayu Pria Kaya16 Bab 16 Terjatuh Bersama17 Bab 17 Satu Triliun Rupiah18 Bab 18 Video19 Bab 19 Ke New York20 Bab 20 Apakah Dia Bertemu Lawan Sepadan21 Bab 21 Kusuma Menggoda Dewi22 Bab 22 Kusuma Tahu Kebenarannya23 Bab 23 Pindah Rumah24 Bab 24 Diantar Ke Universitas25 Bab 25 Bukan Seorang Pria26 Bab 26 Kakak27 Bab 27 Markas Besar Grup Hadi28 Bab 28 Saya Ingin Anda Mencicipinya29 Bab 29 Hangus30 Bab 30 Kado untuk Kusuma31 Bab 31 Siapa yang Menindas Pacarku32 Bab 32 Tomboi Apa-apaan Ini 33 Bab 33 Aku Ingin Meminta Maaf Kepadamu34 Bab 34 Sebuah Pertarungan35 Bab 35 Dia Layak Mendapatkannya36 Bab 36 Jiwa Pemberontak37 Bab 37 Menjauh Dari Kusuma, Sang Dosen38 Bab 38 Sayangku39 Bab 39 Hukuman40 Bab 40 Di Kuburan41 Bab 41 Aku Pria yang Sudah Menikah42 Bab 42 Dia Sangat Tampan43 Bab 43 Aku adalah Suamimu44 Bab 44 Kelas Menari45 Bab 45 Kelas Bahasa Inggris46 Bab 46 Pelajaran Bahasa Inggris47 Bab 47 Kamu Menang48 Bab 48 Kembali Dari Singapura49 Bab 49 Sakit Kepala50 Bab 50 Kebenaran Telah Terungkap51 Bab 51 Tidak Tahu Malu52 Bab 52 Pencium yang Baik53 Bab 53 Mereka Bersama-sama Menipuku54 Bab 54 Sebuah Konfik55 Bab 55 Tidak Ada yang Boleh Keluar56 Bab 56 Berlutut Dan Minta Maaf57 Bab 57 Kamu Tidak Perlu Melakukan Apapun Selain Menghitung Uang58 Bab 58 Seorang Pria Yang Picik59 Bab 59 Apa Kamu Tinggal Dengan Seorang Pria 60 Bab 60 Sungguh Kejutan yang Hebat!61 Bab 61 Pengertian dan Kartu VIP62 Bab 62 Kamu Bernilai Sepuluh Triliun63 Bab 63 Lepaskan Sepatumu64 Bab 64 Aku Sudah Menikah65 Bab 65 Tertangkap Basah66 Bab 66 Tenangkan Suamimu67 Bab 67 Di Bioskop68 Bab 68 Hati yang Patah69 Bab 69 Datang Untuknya70 Bab 70 Hancurkan Toko Sialan Ini71 Bab 71 Pria yang Tidak Fleksibel72 Bab 72 Kamu Berani Menyebut Kusuma Hadi 73 Bab 73 Menikahi Galila74 Bab 74 Lebih Sering Mengenakan Gaun75 Bab 75 Ini Istriku76 Bab 76 Berhati-hatilah Dengan Megan77 Bab 77 Pertengkaran78 Bab 78 Hadiah79 Bab 79 Lakukan Apa Pun Untuk Kalian80 Bab 80 Tiga Syarat81 Bab 81 Berjalan Di Atas Landak Tanpa Alas Kaki82 Bab 82 Memberi Tamparan Di Wajahnya83 Bab 83 Tamparan84 Bab 84 Maafkan Aku85 Bab 85 Seorang Pria yang Tidak Bersalah86 Bab 86 Bersikap Baiklah Pada Dirimu Sendiri87 Bab 87 Terluka88 Bab 88 Jatuh Cinta89 Bab 89 Rayuan90 Bab 90 Di Rumah Sakit91 Bab 91 Hati-hati92 Bab 92 Kusuma, Aku Menyukaimu93 Bab 93 Aku Sudah Mendengar Apa yang Kamu Katakan94 Bab 94 Ayo Pulang95 Bab 95 Apa yang Hendak Kamu Beli96 Bab 96 Beraninya Kamu97 Bab 97 Kamu Tidak Membutuhkan Seorang Istri98 Bab 98 Apakah Kamu Sedang Mencoba untuk Meminta Maaf 99 Bab 99 Biarkan Aku Menghangatkanmu100 Bab 100 Istriku yang Keras Kepala