Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Dewi menunggu, tetapi Kusuma tidak membalas pesannya bahkan setelah kelas yang berikutnya dimulai.
Sementara itu, sebuah mobil Emperor melaju ke arah Grup Hadi.
Pria di bangku belakang itu membaca pesan yang sudah ia terima berkali-kali, dan hatinya menjadi senang.
Tresna yang duduk di bangku penumpang membuka jadwal Kusuma dan memulai laporannya. "Tuan Hadi, mulai besok Anda akan pergi ke Singapura selama beberapa hari. Terjadi sebuah kecelakaan di salah satu pabrik di sana, dan masalah yang ada masih belum terselesaikan."
Pada malam hari, Dewi berbaring di tempat tidur dan sangat memperhatikan setiap suara yang masuk dari luar jendela. Namun, saat ini sudah lewat tengah malam dan ia masih belum mendengar suara mobil Kusuma.
'Apakah dia marah padaku? Apakah dia benar-benar memutuskan untuk tidak pulang?
Apakah aku sudah melewati batas? Bagaimanapun, ini adalah rumahnya dan aku mengusirnya dari sini.'
Dewi merasa tertekan dan lelah dengan pikiran seperti ini yang ada di dalam kepalanya.
Lalu Dewi mengirim pesan lain untuk melihat bagaimana pria itu menanggapi akan pesan tersebut. "Tuan Hadi," Dewi hanya mengetik itu di ponselnya.
Hal yang mengejutkannya adalah Kusuma segera menjawab, dengan jawaban satu kata, "Ya?"