icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 7
Menerobos Masuk Tanpa Izin
Jumlah Kata:1142    |    Dirilis Pada: 17/03/2022

Jack belum berbicara sepatah kata pun semenjak Rachel datang. Dan sekarang, kalimat pertama yang dikatakan Jack pada Rachel adalah memintanya untuk berhenti.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Jack, Rachel menatap Jack dengan tatapan mencibir.

Beberapa saat yang lalu, ketika Alice ingin melemparkan vas ke arahnya, Rachel menyadari bahwa Jack ingin menghentikan Alice, tapi pada akhirnya Jack kembali duduk dan tidak melakukan apa pun.

Namun, ketika vas itu mengenai Alice dan membuatnya menjatuhkan rak tanpa sengaja, Jack berdiri paling cepat dibanding yang lain. Jack bergegas berlari menuju sisi Alice dan melindunginya dari gelas kaca yang akan jatuh.

Faktanya, ketika Rachel sedang dalam perjalanan ke sini, dia mengenang kembali setiap kenangan masa lalu yang dia miliki. Semuanya terjadi sangat cepat, jadi Rachel pikir dia mungkin sudah lupa segala sesuatu yang baik tentang Jack.

Sayangnya, tidak peduli seberapa keras Rachel berusaha mencoba, dia tidak dapat mengingat hal baik apa pun yang pernah Ayahnya perbuat untuknya.

Baik kata-kata maupun tindakan Jack barusan sudah mengkonfirmasi maksudnya.

"Ayah, aku hanya ada beberapa pertanyaan yang ingin kutanyakan pada petugas kepolisian. Kenapa kamu begitu gugup?"

"Kamu..."

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Caroline barusan, petugas kepolisian merasa bahwa Rachel hanya sedang mencari masalah saja. Salah satu dari petugas kepolisian bertanya dengan tidak sabar, "Apa yang ingin kamu tanyakan?"

Rachel menatapnya, tersenyum dengan tatapan yang terlihat sangat lugu.

Ketika petugas polisi melihat senyum polos dan tatapan matanya, petugas polisi itu mulai ragu apakah dia benar-benar telah menyakiti seseorang.

"Pak Polisi, apakah pemilik rumah berhak mengizinkan dan melarang siapa pun masuk ke rumahnya?" Rachel berkata dengan santai. Suara Rachel terdengar seperti alunan musik di telinga mereka.

"Tentu saja." Polisi mengerutkan kening karena menganggap pertanyaan tersebut tidak masuk akal.

"Bagaimana jika ada yang tinggal di sebuah rumah, tapi pemilik rumah tidak pernah setuju untuk membiarkan orang-orang itu tinggal di sana? Bukankah itu termasuk sebuah pelanggaran? Haruskah pemiliknya melaporkan orang-orang ini pada polisi?" Rachel mengerjapkan matanya dengan polos.

"Itu adalah pelanggaran. Dan tentu saja, pemilik rumah tersebut harus melapor polisi. Kenapa kamu menanyakan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Benar-benar buang waktu kami saja!" Kesabaran petugas polisi mulai menipis.

Rachel menjentikkan jarinya dan berkata, "Terima kasih atas jawaban Anda, Pak. Kalau begitu, tolong usir orang-orang ini dari rumahku dan masalah ini akan terselesaikan."

Semua orang tercengang mendengar perkataan Rachel.

Caroline adalah orang pertama yang menyadari apa yang maksud ucapan Rachel. Dengan suara yang dibuat-buat, dia berkata, "Rachel, apa yang kamu bicarakan? Aku tahu bahwa kamu selalu memiliki masalah denganku dan Alice, tapi kamu harus menghentikan ini semua. Kalau kamu memiliki keluhan, beri tahu aku dan aku berjanji kami akan menyesuaikan sikap dan perilaku kami sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Dan untuk apa yang terjadi kali ini, aku akan meminta Alice untuk meminta maaf padamu, oke? Para polisi ini pasti sangat sibuk, kamu tidak seharusnya..."

"Oh, jangan khawatir, Caroline. Aku tidak akan lupa dengan apa yang telah Alice lakukan, tapi dia akan mendapatkan gilirannya sendiri, oke?" kata Rachel.

Caroline tidak dapat menyelesaikan kalimatnya, dan itu membuatnya gelisah.

Pada titik ini, Alice lagi-lagi kehilangan kesabarannya, "Rachel Verdianto! Kamu tidak berhak untuk menendang kami keluar dari rumah! Jika ada yang harus diusir, itu adalah kamu!"

Setelah mengatakan itu, Alice berkata pada polisi, "Wanita ini sudah lama bukan merupakan anggota keluarga kami. Bukankan kalian baru saja membahas tentang pelanggaran? Wanita itu memasuki rumah kami tanpa izin! Kalian seharusnya menangkapnya!"

"Alice! Cukup! Ayahmu pemilik rumah ini dan Rachel adalah Kakakmu. Ayahmu belum membuat keputusan, kamu tidak bisa..." Caroline mencoba untuk menghentikan putrinya berbicara.

Alice menoleh ke arah Jack, matanya dipenuhi dengan air mata, "Ayah, apa Ayah benar-benar hanya akan duduk diam dan melihatku diinjak-injak oleh Rachel seperti ini? Lihat aku! Aku terluka! Saat Rachel sampai, dia telah merencanakan untuk mengusir kita semua dari rumah. Dia pikir dia siapa?"

Jack sangat marah, dia telah berusaha menekan amarahnya sejak Rachel masuk. Sekarang, setelah melihat istrinya dan putrinya ditindas, Jack sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi.

"Rachel, pergi dari rumahku! Kamu tidak diterima di sini!"

Kata-kata itu mengiang-ngiang di telinga semua orang.

Rachel merasakan kesedihan di hatinya, dan selama beberapa saat, dia hampir saja diliputi kesedihan.

Namun, perasaan seperti ini entah mengapa terasa asing baginya. Sebelum Rachel dapat memikirkan tentang hal itu, Alice segera meraih pergelangan tangannya, berusaha untuk menyeretnya keluar dari rumah.

Mata Rachel seketika menjadi suram. Dia memutar tangannya sendiri untuk meraih pergelangan tangan Alice lebih erat dan memelintirnya.

"Argh!" Alice berteriak. Suara renyah tulang yang terpelintir terdengar dengan jelas, menandakan bahwa pergelangan tangannya telah bergeser.

"Rachel Verdianto!" Jack menggeram.

Wajah para polisi seketika juga berubah. Mereka tidak menyangka bahwa Rachel akan menyerang orang lain di depan mereka!

Kecurigaan para polisi tentang apakah Rachel dapat melukai orang lain atau tidak pun musnah.

Rachel melepaskan pergelangan tangan Alice dan memelototinya. Setelah itu, Rachel menoleh ke arah polisi dan bertanya, "Pak Polisi, Anda melihat apa yang baru saja terjadi, 'kan? Dia mencoba menyerangku dan aku membela diri. Bukankah itu benar?"

"Kamu membuat pergelangan tangannya terkilir! Itu pertahanan diri yang berlebihan!" Salah satu petugas polisi berjalan maju, bersiap untuk menangkap Rachel.

Dia pikir, jika dia tidak memberinya pelajaran, maka hal ini akan membuatnya malu sebagai seorang polisi!

Rachel tersenyum tipis saat Andy berdiri di depannya dan membelanya, "Menurut pasal ke-27 hukum pidana di negara kita, jika penggunaan pertahanan diri seseorang menyebabkan cedera hebat, maka itu diklasifikasikan sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan. Nona Alice Aditama mencoba menyakiti klienku, Nona Rachel Verdianto. Klienku hanya memastikan bahwa dirinya tidak terluka, karena dia tidak tahu apa yang akan Alice Aditama lakukan selanjutnya. Selain itu, klienku juga tidak memberikan dampak terlalu buruk pada Nona Aditama."

Andy memasang ekspresi tegas dan lanjut berkata, "Dengan begitu, para polisi sekalian, apa yang klien saya lakukan masih tergolong pertahanan diri."

"Kamu siapa?" Petugas polisi menghentikan langkahnya dan menatap Andy dari atas hingga bawah.

Faktanya, ucapan Andy itu benar. Alice adalah orang pertama yang memulai perkelahian. Meski Rachel membuat pergelangan tangan Alice terkilir, itu hanya dilakukan untuk mencegah Alice melakukan tindakan lebih lanjut.

Andy mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada polisi, "Saya Andy Tantowi, pengacara Nona Verdianto."

Petugas polisi melihat kartu nama itu dan bertanya, "Sepertinya saya ingat bahwa Anda yang menelepon kami, 'kan?"

"Ya." Andy tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan walaupun ditatapi oleh petugas kepolisian. Dia hanya mengangguk pada mereka dengan tegas sambil menatap mata mereka.

"Apa Anda menelepon polisi untuk melaporkan bahwa klien Anda telah melukai seseorang?" tanya polisi lainnya dengan ekspresi tidak percaya.

'Orang aneh macam apa yang kami temui hari ini? Apa pengacara ini mencoba melaporkan kliennya sendiri?'

"Tentu saja tidak," kata Andy.

"Lalu, kenapa kamu meminta kami untuk datang ke sini?" Petugas polisi sekarang benar-benar telah kehilangan kesabaran. Jika mereka tidak khawatir bahwa sesuatu mungkin terjadi, mereka pasti sudah pergi!

"Alasanku memanggil Anda sudah dijelaskan oleh klien saya," jawab Andy.

"Apa?" tanya polisi serempak.

"Petugas polisi, tolong usir orang-orang ini," tambah Andy. Setelah itu, Andy menyerahkan sebuah dokumen pada polisi, "Usir mereka dengan alasan menerobos masuk tanpa izin."

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Terlahir Kembali dan Perceraian2 Bab 2 Alice Membuatnya Kesusahan3 Bab 3 Aku Akan Menghantuimu Selamanya4 Bab 4 Kehendak dan Wasiat5 Bab 5 Kembali ke Rumah Keluarga Verdianto6 Bab 6 Melapor Polisi7 Bab 7 Menerobos Masuk Tanpa Izin8 Bab 8 Rachel Sang Pemilik Vila9 Bab 9 Diculik oleh Penyusup10 Bab 10 Berganti Pasangan Sungguh Menyenangkan11 Bab 11 Kamu akan Menyesalinya12 Bab 12 Keadilan untuk Tuan Guzman13 Bab 13 Pelaku Harus Berlutut dan Meminta Maaf14 Bab 14 Para Asisten Rumah Tangga Pergi Meninggalkan Rumah15 Bab 15 Dari Seorang Wanita Kaya Menjadi Wanita yang Memiliki Hutang16 Bab 16 Kebangkrutan Grup Verdianto17 Bab 17 Hutang 19,98 Miliar18 Bab 18 Memohon Kepada Victor19 Bab 19 Pancingan Alice20 Bab 20 Apa yang Bukan Milikmu Tidak Akan Pernah Menjadi Milikmu21 Bab 21 Melindungi Keluarga Verdianto dan Grup Verdianto22 Bab 22 Penyergapan di Tempat Parkir Bawah Tanah23 Bab 23 Kesepakatan untuk Membeli Grup Verdianto24 Bab 24 Bagaimana Aku Bisa Menikahimu Jika Aku Bukan Seorang Pelacur25 Bab 25 Kondisi Victor26 Bab 26 Manajer Proyek yang Aneh27 Bab 27 King of Hearts28 Bab 28 Sang Kaki Tangan, Quintin29 Bab 29 Aku Tidak Pernah Meragukanmu30 Bab 30 Mengapa Kamu Tidak Bisa Memercayaiku Untuk Sekali Ini Saja31 Bab 31 Anjing dan Rachel Tidak Boleh Masuk32 Bab 32 Giliranmu untuk Memenuhi Janjimu33 Bab 33 Wawancara si Pecundang dengan Grup Rayadinata34 Bab 34 Kebaikannya Terbayar, Mempermalukan Alice dengan Nilai Penuh35 Bab 35 Hanya Keberuntungan Belaka36 Bab 36 Menanggung Akibatnya37 Bab 37 Aku yang Mengambil Keputusan38 Bab 38 Ruang Arsip dan Penindasan39 Bab 39 Rasa Malu dan Kekhawatiran40 Bab 40 Abby Dipaksa Berlutut dan Meminta Maaf41 Bab 41 Mundur dan Kamu Akan Berdiri di Tepi Jurang42 Bab 42 Rachel Menyerang Balik43 Bab 43 Permintaan Maaf44 Bab 44 Rahasia Kecil Alice Terungkap45 Bab 45 Rachel, Kamu Benar-Benar Tidak Bisa Menahan Kesepian46 Bab 46 Jangan Berpura-pura Suci47 Bab 47 Apa Kamu Hamil 48 Bab 48 Rachel Sakit49 Bab 49 Kandungan Berusia Empat Minggu50 Bab 50 Sopan Santun Rachel51 Bab 51 Aku Melihatnya Hari Ini52 Bab 52 Aku Memutuskan untuk Melahirkan Bayi Ini53 Bab 53 Aku Ingin Mempertahankan Bayi Ini54 Bab 54 Ivy Dipecat55 Bab 55 Pemeriksaan Fisik Dua Bulan Sebelumnya56 Bab 56 Perjalanan dan Pesta Ulang Tahun57 Bab 57 Siapa Lagi yang Akan Menghadiri Pesta Ini 58 Bab 58 Apa Kamu Mau Aku Merayu Pria itu 59 Bab 59 Aku Mantan Istri Victor60 Bab 60 Pria yang Ingin Menjadi Pendamping Baru Rachel61 Bab 61 Berdansalah Denganku62 Bab 62 Cobalah dan Lihat Apakah Aku Berani atau Tidak63 Bab 63 Sikap Kekanak-kanakan64 Bab 64 Rencana Caroline65 Bab 65 Membela Abby66 Bab 66 Ayah Ingin Menemuiku67 Bab 67 Pedagang Manusia di Bangsal 120668 Bab 68 Arteri Femoralis69 Bab 69 Kakak Sedang Hamil70 Bab 70 Berani-Beraninya Kamu 71 Bab 71 Dia Bisa Menemani Bayinya di Neraka72 Bab 72 Terkurung di Dalam Rumah Sakit73 Bab 73 Kembali Ke Sue Garden74 Bab 74 Terima kasih, Bayi Kecil75 Bab 75 Victor Memutuskan untuk Mempertahankan Bayi Ini76 Bab 76 Kamu Tidak Boleh Pergi Jika Tidak Makan77 Bab 77 Perjanjian78 Bab 78 Menandatangani Perjanjian dengan Tiga Syarat79 Bab 79 Hanya Datang ke Sini untuk Menonton Pertunjukan80 Bab 80 Wanita Genit yang Merayu Suami Orang Lain81 Bab 81 Istri Sah Muncul82 Bab 82 Kamu Harus Berterima Kasih Padaku83 Bab 83 Reputasi Alice Hancur84 Bab 84 Dia Menyimpan Dendam85 Bab 85 Kunjungan Jack86 Bab 86 Hutang87 Bab 87 Meminta Maaf di Depan Makam88 Bab 88 Hinaan dari Para Pelayan89 Bab 89 Ibu dari Penerus Grup Rayadinata90 Bab 90 Lukas Meninggalkan Sue Garden91 Bab 91 Tertangkap Mencuri Makanan92 Bab 92 Peringatan Victor93 Bab 93 Roger telah Kembali94 Bab 94 Rahasia Clara95 Bab 95 Roger Pernah Mencintai Rachel96 Bab 96 Wanita Hamil Seharusnya Tidak Boleh Sakit97 Bab 97 Dua Bersaudara Keluarga Januar98 Bab 98 Pria Berdarah Dingin Mencari Seseorang dalam Hujan99 Bab 99 Fitnah dari Olivia100 Bab 100 Babak 100 Kasus Pencurian di Sue Garden