Simpanan Ayah Mertua

Simpanan Ayah Mertua

ATM Berjalan

5.0
Komentar
45.1K
Penayangan
45
Bab

Naya Agustin, "aku mencintaimu, tapi cintamu untuknya. Aku istrimu, tapi kenapa yang memberi segalanya ayah mertuaku?" Kendra Darmawan, "kau Istriku, tapi ayahmu musuhku. Aku mencintamu, tapi sayang dosa ayahmu tak bisa kumaafkan." Rendi Darmawan, "Jangan pedulikan suamimu, agar aman dalam dekapanku."

Bab 1 Nyaris Terenggut

"Aku sudah menyerahkan semua uang padamu. Lalu, kemana uang itu? Kamu tahu, bukan? Hubungan kita tidak direstui ibuku, sehingga aku harus banting tulang agar bisa menikah? Agar aku bisa buktikan kepada ibuku kalau kita bisa membuat pesta pernikahan tanpa bantuan darinya?"

Seorang pria tampak mencecar dan memaki seorang gadis, di sebuah gubuk yang ada di tepi sawah. Pria yang kerap disapa Kendra itu tidak sanggup menahan emosinya, ketika mengetahui uang yang selama ini dititipkan kepada sang kekasih habis tanpa sisa. Digunakan untuk bermain judi, oleh calon mertuanya sendiri.

"Ma-maksudmu aku, Mas. Aku sungguh tidak memiliki maksud untuk menyerahkan uang itu kepada ayah. Hanya saja aku tidak sanggup menolak keinginan ayah yang ingin meminjam uang itu." Gadis bertubuh mungil itu mulai terisak. "Kalau aku tidak mau, ibu yang akan menjadi sasarannya. Aku tidak mau itu terjadi, Mas."

"Ck, benar kata ibuku. Tidak seharusnya aku menikah denganmu!" Kendra memotong perkataan gadis yang telah dipacarinya selama dua tahun belakangan ini. Sungguh ia kecewa dan sakit hati pada gadis bernama Naya Agustin tersebut.

"Mas, tolong mengerti. Aku tidak bisa menolak keinginan ayah. Aku sangat menyayangi ibu."

"Bukan begitu caranya. Kamu tidak bisa menuruti keinginan ayahmu seperti ini. Kalau sudah habis begini, bagaimana caranya kita menikah? Semua yang yang aku titipkan padamu sudah habis tak bersisa. Sekarang apa? Pakai apa kamu mau bayar wedding organizer yang telah aku booking? Dengan apa? Tubuhmu?"

Kendra menatap tajam kepada Naya, yang tampak ketakutan karena suaranya yang begitu tinggi.

"Lebih baik batal saja. Daripada harus menanggung malu. Aku sudah terlanjur mengatakan kepada semua warga kampung akan mengadakan acara pernikahan besar-besaran. Tapi nyatanya ini yang kudapat," keluh Kendra, patah semangat. Ia tidak bisa membayangkan betapa malunya jika menikah tanpa pesta, pasca satu tahun lebih merantau ke negeri orang. Hanya demi sebuah pesta pernikahan.

Sekaligus membuktikan kepada sang ibu, ia sanggup menanggung hidup Naya tanpa bantuan dari harta kedua orang tuanya.

Bahkan Kendra sudah membuat sebuah tabungan untuk membuka toko kecil-kecilan setelah menikah nanti. Tapi nyatanya apa? Naya malah memberikan seluruh uang yang di kirim kepada ayahnya untuk berjudi.

Kini Kendra pulang hanya untuk mendengar kepahitan.

Tubuh Kendra terasa lemah. Ia bersandar pada tiang gubuk yang kini mereka tempati. Tatapannya begitu nanar menatap hamparan sawah yang terbentang luas.

"Maafkan aku, Mas. Aku mohon maafkan aku. Aku akan melakukan apa saja asalkan kita tidak batal menikah. Aku sangat mencintaimu. Maafkan kebodohanku yang tidak menjaga amanat darimu." Naya melompat turun dari gubuk dan bersimpuh di hadapan Kendra.

Gadis itu benar-benar takut sekarang. Kendra tidak lagi mau menikah dengannya, setelah uang yang ada di rekening habis tanpa sisa. Naya berani bersumpah demi apapun, dua minggu yang lalu masih cukup untuk menggelar pesta pernikahan. Akan tetapi, tadi pagi sudah habis tanpa sisa, setelah ATM nya hilang beberapa hari yang lalu.

Anehnya, sang ayah tiba-tiba saja datang dan menyerahkan kartu tersebut. Dengan dalih, ditemukan di dekat kamar mandi. Padahal Naya tidak pernah mengotak-atik kalau bukan untuk mengambil uang.

Naya tidak pernah menyangka bisa menjadi seperti ini. Andai saja hari itu ia mendengarkan kata hatinya, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Andai saja hari itu ia pergi ke mesin ATM untuk memeriksa saldo, tentu saja ini tidak akan pernah terjadi. Ia dan Kendra sudah pergi ke wedding organizer untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Bukannya duduk di sebuah gubuk yang ada di tepi sawah, membicarakan pembatalan rencana pernikahan mereka.

"Tidak. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Kita cukup sampai disini." Kendra mencengkram kuat lengan Naya dan menuntunnya untuk berdiri. "Tapi, aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja. Kamu harus tetap tanggung jawab dan mengganti uang itu!" Menyergah tepat di hadapan wajah cantik Naya.

Naya menggeleng cepat. "Aku mohon, Mas. Jangan begini, ayah sudah janji akan mengganti uang itu. Katanya dia menang judi."

"Tidak, aku tidak lagi ingin menikah denganmu. Aku tidak sudi memiliki istri pembohong dan mertua tukang judi seperti ayahmu!"

Kendra mendorong Naya, hingga terduduk di atas lantai papan gubuk. Sebelum gadis itu sempat bangkit, Kendra segera beringsut naik dan menindih tubuh mungilnya.

"Apa yang kamu lakukan, Mas?"

Naya tersentak. Ketika Kendra menyilangkan kedua tangannya di atas kepala. Tanpa belas kasih Kendra menahan kedua tangan Naya, agar tidak bisa melawan apa yang akan dilakukannya.

"Jangan banyak tanya.. Cukup diam dan nikmati saja." Kendra mengusap salah satu dada Naya, yang masih tertutupi baju kaos lengan panjang. "Aku akan mengambil bayaran atas uang yang telah dihabiskan oleh ayahmu." Meremas kuat benda bulat dan kenyal milik Naya.

Kendra yang telah dikuasai emosi, akan mengambil kegadisan Naya sebagai ganti rugi agar sakit hatinya terbalaskan. Setelah ini ia akan kembali ke Malaysia dan menghapus seluruh mimpinya untuk menikah dengan Naya.

"Ampun, Mas. Aku mohon jangan," lirih Naya. Disaat Kendra menaikan rok panjang yang ia kenakan dan melepaskan celana dalam yang dikenakannya.

Naya memberontak. Tapi tak memiliki efek apapun, karena tubuhnya yang mungil tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kendra yang tinggi. Bahkan pergerakan Naya malah menjadi kesempatan emas bagi Kendra untuk melucuti seluruh pakaiannya.

Sehingga tubuh mungil nan putih mulus itu terpampang nyata di hadapannya. Dua gundukan kenyal yang begitu padat dengan ujung merah muda langsung menyapa. Seonggok daging yang ada diantara

dua paha Naya pun tak kalah menggiurkan. Semakin membakar hasrat Kendra untuk menikmatinya.

"Mas, jangan!?" sergah Naya, dengan nafas yang memburu. Ketika Kendra mulai mengulum salah satu ujung dadanya, seraya mengeluarkan senjatanya yang telah mengeras sempurna. Menggesekkan kepada Naya, yang masih utuh tersebut.

"Mas, aku mohon ... jangan begini!!"

Naya menangis. Terisak, dan terus saja meronta di bawah kuasa Kendra. Ia benar-benar takut Kendra masuk dan merenggut kegadisannya. Terlebih lagi kini pria itu sudah berada di depan pintu. Sekali mengentak, usai sudah semuanya.

"Ma-mas ...."

Naya pasrah. Ketika Kendra mulai mencoba masuk. Mendorong miliknya yang besar dan panjang masuk ke dalam liang kenikmatannya. Tubuh Naya menegang saat Kendra berkali kali gagal karena ukurannya yang sangat sempit.

Namun ...,

"Apa yang kalian lakukan di gubukku?"

Sergah seorang pria paruh baya, yang tiba-tiba saja sudah berada di depan gubuk. Tubuhnya menegang melihat sepasang anak manusia yang ingin melakukan hubungan suami istri, padahal mereka berdua belum sah sama sekali.

"Pak Yatno!"

Kendra tersentak melihat pria yang kerap disapa Yatno, yang tidak lain adalah ketua pengurus masjid di kampung mereka.

"Ini tidak seperti yang Bapak lihat," sambung Kendra seraya memasang celananya dengan benar. Beruntung ia hanya menurunkan celananya hingga lutut, sehingga bisa secepat kilat bisa berkemas. Tapi tidak bagi Naya. Ia harus menebalkan muka untuk meraih roknya yang mengenakannya hingga dada.

"Kalian belum menikah. Tapi sudah melakukan ini? Tidak bisa dibiarkan!" sergah Yatno. Mengacungkan sabitnya kepada Naya dan Kendra secara bergantian.

"Ini tidak seperti yang Bapak lihat." Kendra mengangkat kedua tangannya. "Naya tidak terima saya putuskan, makanya dia goda saya dengan bertelanjang di depan saya, Pak. Siapa yang tidak tergoda? Saya rasa jika Bapak di posisi saya juga mau."

"Bohong! Dia ingin perkosa saya, Pak. Sebagai balasan atas kelakuan ayah saya yang menggunakan tabungannya untuk main judi." Naya membela diri.

"Ck, jangan lagi berbohong kamu. Lihat, tubuhmu polos. Aku tidak!"

Kendra tidak mau kalah.

"Itu karena kamu yang memaksa. Lihat, ada luka lebam di tubuhku!" memperlihatkan tangannya yang biru karena cengkraman Kendra.

"Tidak peduli siapa yang salah, yang jelas kalian harus dinikahkan saat ini juga!"

Yatno mengambil keputusan. Dengan ancaman sabit di tangannya, pria paruh baya itu menggiring Kendra dan Naya keluar dari area sawah menuju ke balai desa. Mereka akan dipaksa menikah saat ini juga.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat

Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat

Renell Lezama
5.0

Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku