Pemikat Hati: Tak Mau Apa Pun Selain Kamu
Alice benar-benar terkejut mendapatkan serangan yang bertubi-tubi. Para karyawan yang merasa kesal dengan kemunculan Rachel yang tiba-tiba juga terkejut.
Tidak ada yang membayangkan bahwa ada seorang wanita yang muncul entah dari mana dan langsung menampar Alice. Selain itu, wanita itu juga menuduh Alice sebagai seorang pelacur yang tidak tahu malu.
Ivan adalah orang pertama yang mendapatkan kembali ketenangannya karena dia telah menangani situasi serupa seperti ini di masa lalu. Tatapan matanya meredup saat dia berpikir, 'Apa ini pertunjukan yang disebutkan oleh Rachel sebelumnya?'
Mengingat mereka sedang berada di dalam perusahaan, kejadian ini bisa saja merusak reputasi perusahaan menjadi sangat buruk jika keributan ini menjadi lebih buruk. Ivan merenung sejenak, siap untuk menghentikan konfrontasi antara Alice dan wanita asing itu, tapi Rachel malah meraih pergelangan tangannya dan menyeretnya kembali untuk duduk ke kursi di sampingnya.
"Nona Verdianto..."
"Ssst!" Rachel menekankan jari telunjuknya ke depan bibirnya sambil menatap Ivan. Kemudian, dia membantu Ivan untuk meletakkan semua minuman di atas meja.
Setelah itu, Rachel mengambil satu gelas kopi, memasukkan sedotan ke dalamnya dan meletakkan kopi itu di tangan Ivan.
"Pernahkah kamu mendengar pepatah yang satu ini, Ivan?" ucap Rachel. "Pria tidak boleh ikut campur dalam perang di antara wania, kecuali mereka ingin menanggung akibatnya. Duduk manis dan minum kopinya saja sambil menyaksikan pertunjukan dalam diam."