Pemikat Hati: Tak Mau Apa Pun Selain Kamu
Penulis:Mon
GenreRomantis
Pemikat Hati: Tak Mau Apa Pun Selain Kamu
Ivan mengkhawatirkan Rachel, tapi dia tidak berani menjawab perkataan Victor lagi.
Di sisi lain, Rachel masih belum mau mati.
Dia menggunakan sisa kekuatannya untuk mendorong tangan Victor dari lehernya. Setelah merasa bahwa napasnya sedikit lebih baik, Rachel menatap Victor dengan matanya yang sudah memerah.
"Jika aku mati di sini sekarang, maka aku akan mati sebagai istrimu, masih merupakan anggota keluarga Rayadinata. Suatu hari nanti, ketika kamu mati, kamu akan dikuburkan di sebelahku dan aku akan menghantuimu di akhirat!"
Rachel berkata dengan susah payah, wajahnya menjadi merah karena hampir kehabisan napas. Sedikit demi sedikit, kekuatan Rachel untuk melawan Victor pun hilang. Dan perlahan, Rachel bisa merasakan kesadarannya pun ikut menghilang.
"Kamu pikir kamu siapa? Kamu tidak pantas dikuburkan di makam keluargaku." Nada suara Victor terdengar dingin, "Jika kamu mati, aku akan mengkremasi tubuhmu dan membuang semua abumu ke tempat sampah. Wanita sepertimu lebih pantas beristirahat dengan sampah!"
Mendengar perkataan Victor membuat Rachel tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kamu tertawa?" tanya Victor.
"Bahkan jika kamu membuang abuku ke tempat sampah, itu tidak akan mengubah fakta bahwa aku adalah istri sahmu dan aku adalah bagian dari silsilah keluargamu. Kamu membenciku, bukan? Maaf, tapi kamu tidak akan pernah bisa menyingkirkanku, bahkan jika aku mati!"
Victor menatap Rachel tajam sambil mengencangkan cengkeramannya di lehernya, kemudian dia mengangkatnya ke udara. Rachel dibuat menjerit kesakitan dan beberapa bulir air mata mengalir ke pipinya.
Tepat ketika bayangan tentang pasangan tak tahu malu di kehidupan sebelumnya terlintas di benak Rachel, Victor tiba-tiba melepaskannya.
Tubuh Rachel pun jatuh ke lantai. Rachel merasa seolah-olah setiap tulang di tubuhnya patah, bahkan gerakan sekecil apa pun bisa membuatnya kesakitan.
"Uhuk! Uhuk!" Rachel terbatuk-batuk keras dan bernapas terengah-engah.
Ivan melirik ke arah Rachel dengan dingin, kemudian dia menundukkan kepalanya, "Tuan Rayadinata, ini semua salahku. Aku tidak mendesaknya untuk pergi tepat waktu. Aku bersedia menanggung akibatnya."
Wajah Alice memucat ketakutan ketika dia melihat Victor mencekik Rachel. Dia berlutut dan memohon, "Victor, aku... Ini salahku! Aku tidak memeriksa koper Rachel dengan lebih cepat. Itu sebabnya dia memiliki kesempatan untuk berbohong dan mengulur waktu untuk dirinya sendiri."
Rachel bisa merasakan dadanya sesak ketika dia terbatuk.
"Aku tidak mengambil apa pun yang menjadi milikmu," ujar Rachel dengan suara serak.
Victor mengeluarkan tisu basah untuk membersihkan tangannya yang dia gunakan untuk menyentuh leher Rachel. Kekecewaan terlihat begitu jelas di wajahnya.
"Kamu tidak mengambil apa-apa? Kamu membeli semua pakaianmu menggunakan uangku. Beraninya kamu mengatakan bahwa kamu tidak mengambil barang-barangku?"
Rachel mengatupkan bibirnya, dia tidak bisa membantah ucapan Victor. Di hari pernikahannya, Alice telah membakar semua pakaian yang Rachel beli dengan uangnya sendiri. Alice berkata bahwa pakaiannya terlalu vulgar dan Victor mungkin tidak ingin melihatnya memakainya.
"Buka pakaiannya dan usir dia!" Setelah mengatakan itu, Victor pergi tanpa ragu-ragu dengan diikuti oleh Ivan di belakangnya.
Baru setelah mereka berdua pergi menjauh, Alice bangkit dan berjalan menuju Rachel. Kelembutan yang sebelumnya dia tunjukkan telah menghilang.
"Rachel, kamu menikahi Victor dan tidur dengannya, lalu apa? Pada akhirnya, dia mengusirmu! Kamu ingin membuatnya jatuh cinta padamu, bukan? Itu tidak akan pernah terjadi! Apa kamu benar-benar berpikir aku memintamu untuk memakai riasan tebal dan menambah berat badan karena Victor menyukainya? Benar-benar konyol! Aku tidak percaya kamu benar-benar memercayainya. Tidak ada pria yang akan menyukai wanita gemuk dan idiot sepertimu! Aku hanya bermain-main denganmu. Aku hanya ingin membuatnya semakin membencimu!"
Wajah Rachel berubah menjadi pucat pasi ketika mendengar perkataan Alice, dia bahkan tidak memandangnya. Rachel bersikap acuh tak acuh terhadap perkataan Alice, seolah-olah dia hanya mendengarkan omong kosong belaka.
Melihat Rachel yang tidak memberikan tanggapan sama sekali, Alice menggertakkan giginya dengan kesal, "Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
"Huh! Kamu sangat menyedihkan." Rachel terkekeh, mencoba menahan rasa sakitnya.
Rachel yakin bahwa dia telah menderita luka dalam yang serius. Berbicara sedikit saja sudah cukup membuatnya merasa kesakitan seolah-olah organ-organ di dalam tubuhnya sedang dipelintir.
Namun, dia tidak bisa memperlihatkan sisi lemahnya sekarang. Jika tidak, Alice akan terus menyiksanya. Wanita ini benar-benar sangat jahat.
"Apa katamu?" Mata Alice membelalak lebar karena terkejut mendengar cibiran Rachel. Dia merasa terpancing oleh ucapan itu.
"Aku berkata," Rachel menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi rasa sakit di dadanya, "Kamu menjalani kehidupan yang menyedihkan dan konyol. Kamu adalah orang paling menyedihkan yang pernah kutemui! Disebut anak haram pasti membuatmu merasa rendah diri, bukan? Kamu telah mencoba yang terbaik untuk mencuri semua yang kumiliki sejak kita masih kecil, karena aku adalah putri kandung Keluarga Verdianto, sedangkan kamu hanya anak simpanan yang kotor. Kamu itu hanyalah anak haram!"
"Rachel! Tutup mulutmu!" teriak Alice. Tampaknya perkataan Rachel berhasil membuatnya kesal.
Rachel kemudian menyeringai dan melanjutkan, "Dua tahun terakhir ini, aku memercayaimu, tapi kamu menipuku dengan memanfaatkan keinginanku untuk menarik perhatian Victor. Kamu membodohiku untuk melakukan hal-hal bodoh di depannya, sehingga dia akan membenciku. Pada awalnya, dia tidak memiliki perasaan apa-apa padaku, kemudian perlahan-lahan dia mulai membenciku. Dan sekarang, dia terlalu jijik untuk melihatku. Kamu pasti bangga dengan pencapaian ini, bukan?"
Alice mengepalkan tangannya sambil menatap Rachel dengan penuh kebencian, "Kamu harus menyalahkan dirimu sendiri karena begitu bodoh!"
"Kamu benar, aku memang bodoh." Rachel mengakui. Saat ini, Rachel merasa malu atas apa yang telah dia lakukan dalam dua tahun terakhir.
Meskipun dirinya merupakan putri dari keluarga yang kaya dan berkuasa, kehidupan yang Rachel jalani selama ini sangat menyedihkan. Bagaimana bisa dia berakhir seperti ini?
"Kamu sadar diri juga." Ekspresi wajah Alice membuatnya tampak seperti dia adalah pemenang di antara mereka berdua.
"Aku hampir mati dan itu cukup untuk menyadarkanku. Lagi pula, otakku tidak lambat sepertimu." Rachel ingin memastikan bahwa dia tidak mengalami patah tulang, jadi dia mencoba bangun dengan menopang dirinya menggunakan kedua tangannya. Namun, rasa sakitnya terlalu berat untuk ditanggungnya, jadi Rachel kembali terjatuh.
Rachel mengerang kesakitan, butir-butir keringat bercucuran di dahinya dan tangannya menopang pada lantai yang keras. Pembuluh darah di punggung tangannya menonjol karena Rachel mengerahkan semua kekuatan yang bisa dia kumpulkan.
Kini wajah Alice berubah menjadi suram.
"Akhirmu sudah dekat, Rachel. Beraninya kamu berbicara seperti itu padaku? Ingat, kamu bukan lagi istri Victor dan kamu bukan lagi bagian dari Keluarga Rayadinata! Neneknya sudah mati sekarang, jadi tidak ada orang yang bisa melindungimu! Jika kamu memiliki otak di kepalamu yang kosong itu, kamu seharusnya berlutut dan memohon padaku untuk membujuk Ayah agar mengizinkanmu pulang!"
Ketika Alice menyebut Nenek Victor, raut wajah Rachel terlihat sedih.
Nenek Victor yang memilih Rachel untuk menjadi istri Victor. Tidak lama setelah Rachel menikah dengan keluarga Rayadinata, wanita tua itu meninggal karena sakit. Saat masih hidup dulu, Nenek Victor adalah satu-satunya pelindung Rachel. Selama waktu itu, Rachel menjalani kehidupan yang bermartabat di dalam kediaman Keluarga Rayadinata.
"Apa kamu pikir kamu dapat menikahi Victor dan berbagi Grup Rayadinata dengannya setelah aku menceraikannya?"
Mendengar perkataan Rachel, Alice berdiri dengan bangga, "Kamu bisa melakukannya, jadi aku juga mungkin bisa."
"Tidak bisa," ujar Rachel lemah tapi tegas.
"Mengapa kamu begitu yakin bahwa Victor akan setuju untuk menikahimu? Hanya karena dia juga anak haram, kamu pikir kamu cukup baik untuk menjadi istrinya? Ibumu adalah seorang simpanan, seorang perusak rumah tangga! Tidak sepertimu, Victor lahir bahkan sebelum Ayahnya menikah. Dan Ibunya tidak pernah menghancurkan pernikahan pria itu! Karena itu, kamu tidak akan pernah pantas menjadi istri Victor," ujar Rachel.