Abby memandang Rachel dan berkata, "Saya bisa menyiapkan sebagian besar hidangan. Jika Nona ingin memakan sesuatu yang tidak bisa kubuat, saya bersedia untuk mempelajarinya."

Rachel meletakkan dagunya di atas tangannya sambil memakan potongan roti terakhir. "Aku tidak menyangka kamu bisa memasak dengan sangat baik," komentarnya.

Tampaknya Abby tidak begitu ceroboh seperti yang dia katakan sebelumnya. Abby hanya tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup.

"Aku sangat menyukai rotinya," kata Rachel sambil menunjuk ke piring roti.

Kedua mata Abby berbinar ketika mendengar ucapan itu, "Aku bisa membuatnya lagi untuk Nona jika Nona menyukainya!"

"Ide bagus." Rachel mengangguk sambil memiringkan kepalanya ke samping, dan menyeringai, "Abby, apa kamu belajar memasak dari anggota keluargamu?"

Abby menundukkan kepalanya, "Aku mempelajarinya sendiri, dan aku sebenarnya adalah anak yatim piatu," nada suara Abby terdengar sedih.

Rachel tercengang, tatapan acuh tak acuh di kedua matanya sedikit berubah, tapi itu hanya berlangsung sesaat dan Rachel sudah menenangkan diri sebelum Abby menyadarinya.

Itu bukanlah rasa simpati, tapi Rachel memang merasa kasihan pada gadis itu.