Gairah Sahabat Suami

Gairah Sahabat Suami

Aleena Mars

5.0
Komentar
519.8K
Penayangan
309
Bab

Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.

Bab 1 Desahan

"Ahh ahh, yess Lex ... disitu, enak banget Lex, aahh ahh!" seorang gadis sedang berada diatas meja kerja dengan kondisi selangkangannya terbuka dengan lebar. Dia sedang menikmati setiap momen jilatan dan hisapan di dalam lembahnya.

Laki-laki itu sedang jongkok dan mengaduk-aduk isi lembah si gadis hingga tubuhnya melenjing penuh dengan desahan kenikmatan.

"Uhgg Siska enak bangett lembah kamu, aku suka yang seperti ini ...," ucap laki-laki tadi. Dia berdiri dan segera membuka sarang burungnya yang sudah tak tahan semenjak tadi ingin dilepaskan. Burung perkututnya sudah berdiri tegak dan mengeras. Besar dan panjang.

"Ayo Lex ... masukin aja. Aku udah nggak tahan. Ini hadiah untuk kamu, sayang!" desah si gadis sambil dengan sendirinya meremas dua gunungnya yang sudah terbuka dengan sangat indah. Siska sudah menelan air liurnya saat melihat burung perkutut Alex yang keluar dari sangkar. Dia sudah tak sabar ingin merasakan keperkasaan sang burung saat menggagahi tubuhnya.

"Dasar, Siska genit. Bilang hadiah apaan, aku kan udah sering masuk ke lembahmu," kekehnya dan blush burung perkutut perkasa itu sudah masuk ke sarangnya dengan dalam. Menggoyangnya maju mundur hingga desahannya memenuhi ruangan.

"Ahhh ummh Lex nikmat banget, goyangan kamu memang nggak ada duanya. You're the best bangett, Lex ahh hmm! Yess fuck me yang dalam, Lex ...." Rancu Siska makin menggila ketika hujaman itu keras mengaduk-ngaduk lembahnya. Ganas dan benar-benar liar. Membuatnya melenjing tak karauan.

Alex Marcus, laki laki bertubuh besar dan berdada bidang bagai roti sobek itu tidak memperdulikan rancu dan desahan Siska yang menggila karena burung perkututnya, dia hanya fokus menghujani benda tumpulnya di lembah Siska. Dia ingin segera mencapai puncak kenikmatan agar bisa segera menuntaskan kegiatan panasnya siang ini.

"Alex umm ahh ... enak banget, Lex. Lebih kencang, Lex. Aku udah nggak tahan lagi mau keluar!" desak Siska.

Dan keduanya melengking. Mendesah. Mengerang. Kedua jemari mereka direkatkan dengan erat. Berhenti sejenak dari gempuran. Merasakan nikmat dari tetesan cairan yang keluar dan kedutan nikmat dari keduanya.

"Nih, Sis, jangan lupa diminum. Sorry tadi aku kebablasan!" Alex melemparkan sekotak obat pencegah kehamilan pada Siska setelah mereka melaksanakan pertempuran panasnya siang ini.

"Hehehehe, iya, nggak apa-apa, Lex, tadi aku juga yang salah, minta buru-buru," Siska berbicara sambil merapikan kembali bajunya. Dia mengambil obat pencegahan kehamilan yang diberikan Alex dan tanpa ragu meminumnya didepan laki-laki itu.

"Jadi, kapan lagi kita akan melakukannya, Lex? Aku selalu nggak sabar menunggu giliran kamu memanggil ke ruanganmu ini," ucap Siska bergelayut manja di lengan kekar bosnya.

"Nantilah aku kabarin lagi. Aku mau ada meeting siang ini," Alex melirik jam tangannya.

Alex tidak menyadari dari balik pintu yang sengaja tidak ditutup rapat, sepasang mata sedang menatap mereka. Beberapa kali dia menelan air liurnya saat burung perkutut tadi bergerak maju mundur dengan ganas di sarang Siska. Sampai dia tidak sadar apa yang sedang dipegangnya jatuh ke lantai.

Brukk! Suara itu mengganggunya dan dia berjalan menghampiri pintu. Alex melihat satu buah kue dengan full cream yang berserakan di lantai. Saat Alex melihat ke sekeliling, tak ada siapapun. Dia tersenyum.

"Rupanya ada kucing nakal yang mengintip. Lihat saja, aku akan beri pelajaran yang tak terlupakan untuk kucing tersebut." Alex meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Iya, Lex, ada apa?" Suara seorang pria menyahut dari seberang sana.

"Bini lo jadi nggak sih nganter kue, Ar?" ucapnya.

"Loh, emangnya dia belum sampai, Lex? Tadi, dia bilang sama gue lagi dijalan ke tempat lo. Tumben banget. Apa dia kena macet dijalan ya. Emang acaranya udah mendesak, bro? Coba nanti gue telpon dia sebentar," sahut Arya. Alex tersenyum, sekarang dia yakin akan sesuatu hal.

"Owh, nggak usah lo telpon bro, mungkin dia memang kena macet dan sebentar lagi sampai. Ehm, by the way, gue udah lama nggak mampir ke rumah lo, trus emangnya elo nggak berencana ngasih hadiah sama gue?" desak Alex.

"Ya ampun, bro. Umur lo udah tua kali, masa masih mau minta kado sama gue kayak anak kecil aja lo!" Suara di seberang telpon terdengar bergerutu.

"Cuihh pelit amat sih lo, Ar. Gue ini kan teman seperjuangan dan setali tiga uang sama elo. Masa kado kecil aja lo nggak siapin buat gue sih?" suara Alex terdengar memaksa saat meminta kado pada Arya.

"Ya udah, lo datang aja deh ke rumah nanti malam. Gue yang traktir lo, lo tinggal bawa diri aja ke rumah!" Alex tersenyum saat mendengar permintaannya disetujuin sama Arya.

"Nah, gitu dong. Nggak gitu juga, Ar, nantilah gue juga bawa sesuatu yang spesial kesana. Kita udah lama nggak minum bareng kan?" celetuk Alex.

"Hahahaha, sialan lo. Gue udah lama nggak minum. Gue udah tobat, Lex. Lo janganlah ngajarin gue sesat lagi. Lo tau sendiri kan sejak gue kawin, gue udah tinggalin itu semua. Gue sayang sama bini gue, Lex," ucap Arya setengah terkekeh.

"Heh, pengecualian kali. Setaun sekali juga belum tentu gue minta. Ini hari kan ultah gue, nggak apa-apalah kalo lo minum sedikit. Lagian kalo elo mabok kan di rumah dan udah ada pelampiasannya," Kekeh Alex tetap berusaha membujuk Arya untuk memperbolehkan bawa minuman nanti malam ke rumahnya.

"Ya udah lo bawa aja deh. Jangan bawa banyak-banyak!" Akhirnya Arya menyerah dengan keinginan Alex. Atau memang Arya yang nggak pernah bisa menolak keinginan Alex.

"Beres. Kita mabok sampai pagi ya. Hahahaha, lagian besok weekend bro. Lo lupa?" Alex tetap ngomporin temannya.

"Sialan lo, Lex. Kalo soal begituan lo gercep banget!"

"Udahlah, nggak apa-apa kali. Apa lo sejak kawin jadi suami suami takut bini?" ledek Alex.

"Gila lo ya, nggak-lah. Gini-gini dimata bini gue, gue tuh lakinya yang baik dan alim. Pokoknya lo nggak usah terus ngerayu gue pake alasan ini itu. Lo datang aja, cuma mungkin gue datang agak telat, lo nggak apa-apa kan kalo tunggu gue?" Alex tersenyum puas kembali saat diberitahu Arya i nanti malam akan pulang telat.

"Oke oke. Gue nungguin lo sampe pulang. Jangan malem banget nanti gue malah molor di rumah lo!"

"Ya, nggak apa-apa kali kalo lo molor di rumah gue. Kita juga udah lama nggak ketemu dan ngobrol. Nginep-lah sesekali di rumah gue. Tenang aja, gue masih ada satu kamar kosong!" Tawar Arya.

"Oke, kalo gitu gue nginep deh di rumah lo!" Bak gayung bersambut, Alex memang menginginkan hal itu.

"Sip. Datang aja langsung ke rumah gue, alamatnya nanti gue kirim."

Setelah berkata seperti tadi, telpon mereka terputus. Dan tak lama Setelah Arya mengirimkan alamat rumahnya.

"Hehehe, kucing nakal. Kita akan segera bertemu. Aku sudah nggak sabar buat ngeliat wajah kucing nakal dan usil yang suka mengintip kayak kamu. Kamu, harus bisa jadi hadiah untukku, apapun itu, aku pasti akan mendapatkannya."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Aleena Mars

Selebihnya

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku