Gairah Sahabat Suami
ri seb
berteriak saat dia turun sambil menenteng dasi. Mas Arya
t tanganku bergerak dengan cepat memakaikan dasi, "Nah, udah oke dan keren, Mas!"
an mendarat di keningku. Seperti biasanya sebelum Mas Arya
kamu lembur lagi?" Aku bertanya dan sud
n bekerja. Aku bertanya karena nanti malam, malam jum'at. Ada hasrat yang ingin aku
r saja. Aku bawa kunci cadangan seperti biasa. Kenapa Nay?" Mas Arya membuka
lebih cepat. Kalau aku bahas sekarang sebelum dia berangkat kerja, yang a
cilku, hanya ingin Mas Ar
ja kamu bisa pulang lebih cepat!" dihatiku padahal sa
ja, selalu memenuhi apa yang aku minta, tapi juga nafkah dan lahi
gga dekat atau jauh. Mereka selalu saja memesan kue untuk acara ulang tahun anak, arisan atau selamatan. Aku menerima semua kar
dari kami, hanya saja memang kami kurang sekali berolahraga ranjang dengan kesibukan Mas Arya
h sumber keharmonisan rumah tangga kami. Saling percaya. Apalagi Mas Arya membatasi jam pertemuanku diluar bersama te
h. Menjadi istri yang selalu menurut apa katanya
rumah, aku rasa jadwal kampus mereka bisa di sesuaikan untuk menemani
nggak suka Dian dan Nada ke rumah, tapi kalau ke rumah pasti saja ada omongan dari mertua yang membuat telinga-ku panas, kepala-ku pus
ayang dan diperhatikan. Aku nggak perlu dikasih hadiah intan berlian, cukup Mas Arya bisa meluangkan waktu
i rumah bu Mina. Nanti juga ada bu Lastri yang bantu aku dirumah kok." Aku mencoba menghilangkan rasa kecewaku dengan menghibur
alam mobil, dia berbalik lagi, "Oya, kalau hari jum'at kamu
ih Mas,
lau kamu bisa bikin kue ulang tahun, trus dia pesan satu untu
dia sendiri yang sudah memutuskan dan pastinya aku nggak mungkin bisa menolaknya. Ingin sekali
, aku pasti dicuekin. Disenggol atau ditawari makan pun pasti nggak jawab. Tidur pun s
gkin request tertentu?" dan pada akhirnya aku mengalah. Mau nggak mau menurut padany
Alamat kantor dan uang transferan kuenya nanti aku transfer ke rekeningmu, ok?" aku hanya mengangguk. Nggak mau membantah.
mati. Trus dia nggak makan, ck, ck, ck, kelakuan anak orang kaya memang beda. Nggak pernah
*
gantar kue tadi siang, pulang ke rumah aku gelagapan dan lemas sendiri. Bahkan d
atu-satunya untuk menghilangkan bayangan tadi sia
n dan suara desahan tadi sia
h tepatnya itu milik sahabat suami kamu sendiri, Nay. Please lupain!" gumamk
gga di kedua gunung kembarku dan aku juga nggak menggunakan kain segitiga. Cairan soda berwar
n tidur bebas. Alasan lainnya karena aku ingin selalu menyambut Mas Arya pulang dengan keadaan seperti
ng pun. Aku hanya tinggal berdua dengan Mas Arya dan jujur kalau m
ng masih jam setengah tujuh malam. Sontak dengan penuh kegembiraan aku
cepat. Aku nggak mau melewatkan kesempatan ini. Aku akan meray
erat. Aku seolah nggak sabar ingin menyalurkan semua gairah-ku malam ini dengan Mas Arya. Pokoknya, aku sudah bertekad nggak akan ngi