Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Di sebuah rumah yang cukup mewah, seorang pria paruh baya bernama Erwin sedang memelas saat utusan dari sebuah bank menyampaikan kabar penyitaan rumah miliknya.
“Beri saya waktu lagi?” Erwin memohon.
“Ini sudah jatuh tempo. Kami sudah memberi kebijakan dan kesempatan untuk anda, tapi sampai sekarang anda belum juga melunasi hutang-hutang itu,” sahut seorang pria muda yang diutus pihak bank.
Erwin tertunduk lesu, dia benar-benar tak rela rumahnya harus disita bank. Tiba-tiba, seorang wanita cantik nan seksi menghampiri pria muda itu.
“Beri kami waktu seminggu lagi, aku janji akan melunasi hutang Ayahku,” ujar wanita itu yakin.
“Ini sudah jatuh tempo.”
“Aku mohon, beri kami waktu sekali lagi,” lanjutnya dengan wajah yang dibuat sedih. Pria muda itu jadi tak sampai hati melihat wanita secantik dia memohon.
“Baiklah, kami beri waktu seminggu lagi. Kalau enggak juga dibayar, rumah ini kami sita,” sahut pria muda tersebut.
“Ok, deal.”
Setelah pria muda itu pergi, Erwin langsung menuntut penjelasan dari sang putri.
“Ratu, kau ini sedang bercanda ya? Dari mana kita bisa mendapatkan uang sebanyak satu miliar dalam waktu seminggu?” protes Erwin.
“Aku akan pikirkan caranya,” balas wanita cantik yang ternyata bernama Ratu itu.
“Kau jangan melakukan hal yang tidak-tidak!”
“Ayah tenang saja! Serahkan semuanya padaku,” pungkas Ratu, walaupun dia sendiri tak yakin bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu seminggu.
Ratu memutuskan pergi untuk mencari pinjaman atau pun pekerjaan agar dia bisa melunasi hutang sang ayah.
💘💘💘
Kamar hotel super mewah menjadi saksi bisu pergulatan panas dua insan yang dipenuhi hasrat, keduanya terkulai lemas di atas ranjang setelah mencapai puncak kenikmatan.
“Ini bayaran untukmu.” Seorang lelaki berparas tampan bernama Kaisar, melempar beberapa lembar uang seratusan kepada wanita yang baru saja melayani hasratnya.
“Kenapa terburu-buru sekali? Aku masih bisa memuaskan mu lagi,” ucap wanita itu genit, seolah-olah tak rela meninggalkan Kaisar.
“Aku tidak akan memakai wanita yang aku sewa dua kali. Sekarang juga pergi dari sini!” Kaisar mengusir wanita bayaran itu dengan angkuh.
Wanita itu segera beranjak dari sisi Kaisar dengan perasaan kesal. Baru kali ini dia diusir oleh pelanggannya.
Tiba-tiba ponsel Kaisar berdering, dengan malas dia meraih benda pipih itu dan menjawab telepon.
“Ada apa?” tanya Kaisar ketus pada si penelepon yang tak lain adalah temannya, Justin.
“Kau di mana?”
“Di hotel.” Kaisar menjawab dengan singkat.
“Ya ampun, kau tidak punya tujuan lain, ya?”
“Berisik! Ada apa kau meneleponku?”
“Aku dan yang lain sedang berada di Capitano Club, kau tidak ke sini?”
“Iya, sebentar aku akan ke sana.”
“Baiklah, jangan lupa mandi dulu biar tidak sial.”
“Bangsat!” Kaisar memaki Justin lalu mematikan teleponnya.
Setelah memastikan wanita penghibur tadi sudah pergi, Kaisar beranjak dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
💘💘💘
Seharian ini Ratu sudah berkeliling mencari pinjaman kepada teman-temannya, tapi tak ada satu orang pun yang bersedia meminjamkan uang sebanyak itu padanya. Ratu benar-benar galau dan pusing memikirkan semua ini.
Dia memutuskan untuk menenangkan diri di bar dan memesan Brandy.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana caranya mendapatkan uang sebanyak itu?” Ratu mengoceh sendiri, lalu menenggak minuman di tangannya. Itu sudah gelas yang ke lima dan dia mulai mabuk sekarang.
Wajah cantik Ratu sudah merah dan matanya sayu. Tapi dia tak mau berhenti untuk minum.
Tak lama kemudian, Kaisar datang ke bar tersebut dan langsung bergabung bersama teman-temannya.
“Wow, ini dia Casanova kita, Kaisar Mahaprana,” ledek Justin saat melihat Kaisar datang.