Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Malam di hari itu gelap, guntur bergemuruh dan kilat menyambar di luar. Hujan telah turun sepanjang hari.
Kirana Tjandra sedang meringkuk di atas ranjang. Dia membungkus dirinya dalam selimut, tetapi meskipun dia telah melakukan itu, dia masih tidak bisa menahan gemetar yang melanda tubuhnya.
Dia selalu takut pada malam yang gelap dan penuh badai sejak dia masih merupakan seorang anak kecil. Dia merasa seolah-olah ada tangan tak terlihat yang tak terhitung jumlahnya akan meraihnya dan menyeretnya ke dalam sebuah jurang.
Kirana menggigit bibirnya. Meskipun seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat sekarang, dia masih tidak berani menggerakkan satu pun anggota tubuhnya atau membuat suara.
Critt.
Pintu kamar tidur perlahan terbuka. Kemudian Kirana mendengar suara sepatu kulit yang berderit di lantai kayu.
Jantung Kirana mulai berdetak kencang, dan dia menahan napas begitu lama sampai-sampai dia mulai merasakan nyeri di dadanya. Pikirannya mulai dipenuhi dengan adegan-adegan mengerikan yang seketika membuatnya merinding.
Dia sendirian di dalam vila besar ini. Untuk menjamin privasi tuan rumah, semua pelayan tinggal di rumah lain di belakang kediaman utama.
Hal berikutnya yang Kirana tahu, seseorang menarik selimut yang membungkus dirinya, yang membuatnya semakin gemetar.
"Jangan ...."
Dia berteriak dengan panik, tetapi teriakan itu sama sekali tidak menghentikan penyusup itu untuk menyibakkan selimut dengan kejam. Melalui air matanya, Kirana melihat seorang pria tampan yang mengenakan kemeja putih di depannya. Pria itu adalah Reza Hendrawan, suaminya.
"Mengapa kamu ada di sini?" Kirana merasa ketakutannya berangsur-angsur mereda saat melihat Reza di hadapannya. Jantungnya yang tadi melompat ke tenggorokannya, perlahan kembali ke tempat yang seharusnya.
"Mengapa? Apa kamu mengharapkan orang lain?" Reza melepaskan selimutnya, lalu mendengus dan kemudian mulai membuka kancing kemejanya. Dia membuka kancingnya satu per satu dengan jari-jarinya yang ramping, memperlihatkan dadanya yang berwarna coklat keemasan.
Kirana langsung tersipu dan memalingkan wajahnya.
"Apa kamu merasa malu?" Reza menatap istrinya yang sedang duduk meringkuk di atas ranjang.
Kirana mengenakan gaun tidur slip berbahan sutra. Dia tampak sangat gugup, dan dia tidak ingin menatap pria itu balik. Salah satu tali gaun tidurnya jatuh dari bahunya, dan cara dia meringkukkan badannya mengangkat ujung baju gaun itu ke pahanya. Kulit mulusnya tampak lebih menggoda di bawah cahaya redup.
Reza menelan ludah dan dia merasa sedikit terangsang dengan pemandangan itu.
Kirana dan Reza telah menikah selama tiga tahun lamanya, dan mereka sering berhubungan intim. Melihat ekspresi di wajah Reza, Kirana langsung tahu apa yang sedang dia pikirkan.
"Pergi mandi." Kirana melompat keluar dari ranjang. Dia mengeluarkan piyama Reza dari dalam lemari, menyerahkannya padanya, dan mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, dia mendengar suara air mengalir dari dalam kamar mandi. Kirana merasa matanya perih saat memikirkan apa yang akan terjadi setelah Reza selesai mandi.
Dia dengan patuh memainkan peran sebagai Nyonya Hendrawan selama tiga tahun terakhir. Tetapi ketika malam tiba dan dia dan Reza sendirian di dalam kamar, pria itu akan menyiksanya di atas ranjang.
Pria itu seperti seekor binatang buas yang gila dan tak pernah puas yang tidak berhenti sampai dia benar-benar kelelahan.
Sementara Kirana berada dalam keadaan linglung, pintu kamar mandi terbuka, dan Reza melangkah keluar. Pria itu tidak memakai piyama yang telah dia siapkan untuknya. Sebagai gantinya, dia hanya melilitkan handuk mandi di pinggangnya. Air menetes dari rambutnya sampai ke perutnya dan terserap oleh handuk yang melilit di pinggangnya.
Sebelum Kirana bisa mempersiapkan diri, Reza menarik handuknya dan melemparkannya ke lantai. Dia meraih Kirana dan membaringkannya dengan posisi terlentang di atas ranjang. Hal berikutnya yang Kirana tahu, Reza menyingkirkan celana dalamnya dan menerkamnya, mengakibatkan Kirana menjerit kesakitan.
Reza terus bergerak penuh semangat. Udara panas yang dia hembuskan dari bibirnya membuat daun telinga dan leher Kirana merasa geli. Kemudian dia bergerak untuk mencium dan meraba setiap bagian tubuh Kirana. Kirana tidak bisa menahan erangan dan gemetar karena rangsangan yang dia rasakan.
Bagian sensitif Reza begitu panas dan keras di dalam dirinya, mendorongnya dengan kecepatan yang meledak-ledak. Kirana harus mengakui bahwa suaminya memang ahli di atas ranjang. Selama tiga tahun ini, pria itu sudah hafal di mana tempat paling sensitifnya. Saat ini, pria itu menemukan salah satu titik itu dan memuaskannya, membuatnya gila dalam kenikmatan.
Perasaan gembira itu membuat kepala Kirana berputar, dan dia bisa merasakan setiap sentakan yang diberikannya menjalar ke tulang punggungnya. Dia kecanduan akan perasaan itu. Saat Reza bergerak semakin cepat dan berirama, dia melengkungkan punggungnya dan kemudian mengangkat pinggulnya. Dia tak mampu mengendalikan diri dan mengiringi setiap dorongannya. Dia merasa perlu diisi.
Suara dua tubuh berkeringat yang saling beradu memenuhi ruangan itu bersama dengan gerutuan seksi Reza.
"Aku ingin mendengarmu mendesah, sayang. Ayolah. Keluarkan suara itu untukku." Suara Reza yang dalam dan memikat menyihir Kirana hingga benar-benar lupa diri.
Dia akhirnya membuka bibirnya yang dari tadi tertutup rapat dan membiarkan kenikmatan yang dirasakannya berubah menjadi erangan kesenangan yang lembut namun tak terkendali. Akhirnya Reza semakin terangsang saat mendengar istrinya mengerang. Dia hampir tidak bisa menahan diri.
Setelah berhubungan badan dengan Kirana di atas ranjang, Reza mengangkatnya, meletakkannya di lantai, dan berhubungan badan dengannya di sana. Dia juga membawanya ke kamar mandi dan di balkon. Dia membuat Kirana puas lagi dan lagi seolah-olah dia tidak pernah lelah. Akhirnya Kirana kelelahan, dan tertidur di dalam pelukannya.
Kirana membuka matanya setelah waktu yang lama. Mendengar suara napas Reza yang berirama, dia tahu bahwa pria itu sedang tidur nyenyak. Dia melepaskan tangannya dari pinggangnya, turun dari tempat tidur, dan berjingkat ke arah jendela. Dia duduk dan menatap kosong ke langit malam yang ada di luar.
Tiga tahun telah berlalu. Selama itu, Reza tidak pernah sekali pun memanggilnya dengan panggilan "sayang" kecuali saat mereka sedang berhubungan intim.
Kirana membalikkan badannya dan menatap wajah tampan Reza yang sedang tidur. Mata pria itu selalu dingin dan tanpa emosi ketika dia memandangnya kecuali ketika mereka berada di tempat tidur.
Bab 1 Seks Tanpa Cinta
09/10/2022
Bab 2 Tiga Tahun Pernikahan Tanpa Cinta
09/10/2022
Bab 3 Seperti yang Kamu Inginkan
09/10/2022
Bab 4 Tidak Ada Tempat untuk Pergi
09/10/2022
Bab 5 Cinta Tidak Bisa Dipaksakan
09/10/2022
Bab 6 Ayo Kita Mabuk-mabukan!
09/10/2022
Bab 7 Di dalam Bar
09/10/2022
Bab 8 Aku yang Traktir Minumannya
09/10/2022
Bab 9 Setiap Menit Bersamanya Terasa Menyiksa
09/10/2022
Bab 10 Menjauhlah dari Dia
09/10/2022
Bab 11 Sisi Lain Kirana
09/10/2022
Bab 12 Seorang Wanita yang Menawan
09/10/2022
Bab 13 Apakah Kamu Serius dengan Perceraian Itu
09/10/2022
Bab 14 Kondisi Pasien Sangat Kritis
09/10/2022
Bab 15 Aku Tidak Akan Melahirkan Bayimu
09/10/2022
Bab 16 Aku Tidak Akan Menceraikanmu!
09/10/2022
Bab 17 Sebuah Tempat untuk Mencari Sensasi
09/10/2022
Bab 18 Ciumannya
09/10/2022
Bab 19 Aku Tidak akan Kembali ke Tempat Itu
09/10/2022
Bab 20 Apa Kamu Gila
09/10/2022
Bab 21 Wanita yang Sudah Menikah Lebih Terampil Merayu
09/10/2022
Bab 22 Dia Pasti Berhubungan dengan Banyak Pria
09/10/2022
Bab 23 Kamu Harus Datang Sendiri dan Mengambil Tubuhnya
09/10/2022
Bab 24 Beraninya Kamu Memukul Istriku
09/10/2022
Bab 25 Seorang Pria Berengsek
09/10/2022
Bab 26 Tidak Semudah Itu
09/10/2022
Bab 27 Aku Tidak akan Menjejakkan Kakiku Lagi ke Villa Ini
09/10/2022
Bab 28 Kamu Harus Membayar Atas Apa yang Baru Saja Kamu Lakukan
09/10/2022
Bab 29 Kamu Bukan Pelacur, 'kan
09/10/2022
Bab 30 Kamu Membuatku Muak!
09/10/2022
Bab 31 Api Cinta
09/10/2022
Bab 32 Minta Maaf Padanya
09/10/2022
Bab 33 Keluar
09/10/2022
Bab 34 Kamu Terlalu Bangga
09/10/2022
Bab 35 Tidak Ada Pria yang akan Menolaknya
09/10/2022
Bab 36 Karir Adalah Hal yang Paling Penting Bagi Seorang Pria
09/10/2022
Bab 37 Akulah Satu-satunya Nyonya Hendrawan
09/10/2022
Bab 38 Dia Selalu Menjadi Korban
09/10/2022
Bab 39 Bercerai
09/10/2022
Bab 40 Siapa Orang Tua itu
09/10/2022