icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hypersex Of CEO (Penjerat Cinta & Gairah)

Hypersex Of CEO (Penjerat Cinta & Gairah)

Miracleeve

5.0
Komentar
226.9K
Penayangan
133
Bab

Terjebak hanya karena sebuah permainan Truth Or Dare rupanya membawa Thea menemukan kenikmatan dalam hubungan ranjang hangat yang panas dan basah. "Sorry, sir. Just a minute, and let me kiss your lips!" Satu ciuman itu berubah menjadi lumatan ganas yang panas. Alvaro rupanya tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia membawa Thea untuk masuk ke dalam lingkaran rantai emasnya, merantainya di dalam kenikmatan cinta dan juga hubungan BDSM. "Spare your legs! I wanna cum!" Seketika Thea masuk ke dalam dunia Alvaro yang bukan hanya sebatas pemuas napsu, melainkan istri pura-pura Al. Lantas bagaimana jika hubungan mereka yang hanya pura-pura menumbuhkan rasa cinta yang lebih besar?

Bab 1 1 Pertemuan & Tantangan

"Dare!" Thea sungguh berani untuk memilih pilihan itu.

Thea Callia. Dia adalah seorang gadis berusia dua puluh dua tahun yang bar-bar, tetapi sebenarnya sangat lugu.

Semua kenakalan yang Thea buat tak lepas dari pengaruh keluarganya yang hancur.

Thea adalah salah satu contoh dari ribuan anak broken home yang salah jalan, masuk ke dalam pergaulan bebas yang liar.

"Cepetan kasih gue tantangan! Gue bukan pengecut kayak kalian semua!" Thea menunjuk satu per satu wajah teman-temannya.

Teman-temannya tertawa senang, saling bertos ria. Mereka rasanya ingin sekali membuat Thea yang sombong itu menjadi malu.

Hah! Mereka semua akan mempermalukan Thea di kafe yang ramai ini.

"Ok! Lo pilih dare, kan?" tanya Bara.

Bara Liondra, seorang pemuda dengan tato di lengan kanan yang notabennya adalah mantan pacar Thea selama satu Minggu.

Hah?! Iya, mereka berdua mantan, berpacaran karena napsu dan putus karena napsu nyatelah terpuaskan.

Thea mengangkat kepalanya angkuh. Dia memandang Bara dengan tatapan 'bodo amat'.

"Ya iyalah! Gue ini bukan kalian yang isinya cuman badut pengecut, terutama Lo, Bar!" seru Thea.

Bara tersenyum licik sembari meminum vodka-nya.

"Cewek sombong yang gak pernah ngaca! Oke! Sekarang tantangannya adalah ... lo pergi ke meja itu, cium bibir cowok yang ada di sana, dan ajak dia buat one night stand sama Lo malam ini juga!" Sungguh tak main-main apa yang teman-teman Thea minta.

Thea tersenyum remeh. One night stand? Thea adalah ratunya! Sejak dia lulus SMA sudah terhitung belasan kali dia mencicipi bagian bawah para pemain ONS-nya. Itu hal yang sangat biasa bagi Thea.

"Cih! Tantangan itu adalah hal yang sering gue lakuin!" ucap Thea dengan kembali menggunakan nada sombong.

Bara dan teman-temannya yang lain tersenyum licik. Sangat mudah rupanya membuat Thea jatuh ke dalam permainan mereka. Bara dan yang lainnya memang merencanakan ini, target pria yang mereka tunjuk tadi, bukanlah orang sembarangan.

Bara mengenal orang itu, orang yang akan menjadi tujuan Thea adalah sahabat dari kakak Bara.

Thea segera melangkah mendekati meja si pria yang akan menjadi sasarannya. Namun, sebelum itu suara dari teman-temannya memperingati Thea lagi.

"Dan jangan lupa buat rekam semuanya sebagai bukti!" seru salah seorang teman Thea.

Thea berbalik, mata kucingnya menatap kumpulan dari anak-anak nakal itu dengan senyuman remeh.

"Cih! Bayar kalo lo mau videonya!" ucap Thea dengan mengibaskan rambut coklat panjangnya.

Namun, Thea tak sama sekali takut. Dia langsung berjalan kembali dengan angkuh mendekati meja tempat di mana teman-temannya memintanya untuk mencium seorang pria.

Mata Thea yang memang rabun, baru menyadari jika sasarannya itu adalah seorang pria dengan spek Dewa!

'Gila! Ini sih orang ganteng. Tajir banget kayaknya dia!' batin Thea yang malah merasa bersyukur.

Sebelum sampai di hadapan si pria dengan tampilan classy itu, Thea menyempatkan diri untuk berbalik dan melihat teman-temannya.

Dia mengajukan hari tengahnya sekaligus tersenyum mengejek.

"Permisi, sir!" Thea menyapa terlebih dahulu.

Thea agak bingung bagaimana caranya untuk mencium bibir menggoda milik pria di hadapannya itu.

"Hmn?" sahut si pria dengan memandangi Thea dari ujung rambut, hingga ujung kakinya.

Thea berpakaian layaknya anak baru gede zaman sekarang. Celana rok selutut dengan stoking hitam jaring-jaring, dan jangan lupakan crop top berwarna merah darah kesuakaan Thea.

Tentu saja tampilan Thea sangat jauh berbeda dengan pria yang saat itu sedang ada di hadapan Thea. Si pria itu menggunakan setelan jas Gucci dan sepatu Balenciaga.

'Total outfit-nya bisa buat jalan-jalan keliling Korsel seminggu!' Thea membatin.

"Anu ..."

Thea menjeda kalimatnya. Kenapa Thea jadi gugup sih?! Biasanya Thea ini sangat ceplas-ceplos.

'Duh! Ni mulut gue kok jadi bodoh, sih? Ngomong Thea! Ngomong!' batin Thea yang kesal sendiri dengan dirinya.

"Gue ... gue sama teman-teman gue, gue ..." Thea tanpa sadar mengulang-ulang kata-katanya.

Teman-teman Thea yang ada di meja lain, saat itu tengah menatap puas ke arah Thea.

'Mampus! Kalo kali ini Lo gak bisa melakukan Dare ini, gue yang bakal menang, Thea!' batin Bara yang senyumannya licik.

Kembali lagi kepada Thea, dia kini semakin gugup. Bukannya malu ataupun takut, tapi sumpah demi jam tangan Spongebob, Thea baru pertama kali melihat pria setampan, dan seksi yang ada di depannya itu.

Pria itu melirik ke segerombolan anak muda yang Thea maksud. Dia kemudian tersenyum singkat kepada Thea.

"Tantangan? Dare?" tanya pria itu menebak.

"Eh? Kok Lo tahu?" tanya Thea binggung. Dia sama sekali belum memberitahu kan tadi?

Si pria mengangkat bahunya acuh, kemudian kembali memakan sushi-nya.

"Anu, sir-"

"Nama gue Alvaro. Panggil gue Al."

Yap! Dia adalah Alvaro Smith. Dia seorang pria lajang berusia dua puluh lima tahun yang mapan dan memiliki segalanya.

Thea mengedipkan matanya dua kali. Apakah ini artinya si pria tampan itu secara tak langsung mengajak Thea untuk berkenalan?!

"Lo mau apa? Come closer dan bisikin di telinga gue."

Thea menelan ludahnya sendiri. Namun dia tetap menuruti perintah dari Alvaro.

Tangan Thea langsung di tarik begitu saja oleh Alvaro. Dan saat ini Thea sudah ada di pangkuan Al. Tepat di atas paha Kokoh Al dan di depan milik Al yang Thea rasa ukurannya sangat besar.

"Tell me. Apa yang Lo mau?" tanya Al tepat di depan telinga Thea.

Thea bergerak tak nyaman. Sungguh, Thea duduk tepat di atas sesuatu milik Al, yang rasanya sangat besar, dan mengeras saat itu. 'Oh astaga!' batin Thea.

'Dia mengeras! Gue kok deg-degan?!' batin Thea.

Dengan gugup Thea menatap mata Al secara langsung. Jarak mereka saat ini sudah sangat dekat. Sangat amat dekat, hingga Thea mampu mencium aroma Vodka yang keluar dari mulut Al.

Thea kemudian melirik kembali ke arah teman-temannya. 'Gue bisa! Pokoknya gue bakal langsung cium Al, dan abis itu gue minta maaf, dan gue jadiin one night stand sebagai permintaan maaf gue nanti. Ah! Lo pinter banget sumpah The!' batin Thea yang sedang merancang skenario.

"Al, gue tahu gue gak sopan. Tapi please, wait a minute, let me kiss you-"

Cup!

Kedua bola mata Thea membulat sempurna. Denyut jantungnya terasa saling memburu. Bahkan suplai oksigen Thea seolah menyusut.

Alvaro mencium bibir Thea lebih dulu.

Alvaro yang memahami jika Thea mulai kehabisan nafas langsung melepaskan pangutan bibir mereka.

Thea bernapas lega, ini artinya dia sudah menjalankan satu Dare daru Bara sialan itu. Namun, sepertinya tak akan semudah dan sesimpel itu.

Setelah memastikan Thea mengambil nafas dan mengisinya, Al langsung melahap kembali bibir itu.

Ciuman Al bertambah menjadi lumatan yang panjang dan juga panas.

Thea terjebak masuk ke dalam permainan bibir dan lidah Al. Dia mendesah, memjamkan matanya, dan menikmati segalanya.

Thea tak bisa menyembunyikan kenikmatannya di saat Al memanjakan seiisi rongga mulut Thea.

Ciuman mereka bertambah semakin panjang. Sangat panjang, hingga bagian bawah Al semakin mengeras, katakan saja milik Al sudah terbangun dan hal itu adalah karena Thea.

"Eughhh ... eughhhn ...." lenguh Thea dan Al bersama.

Sesaat, wajah Thea memerah, bukan hanya Thea. Namun begitu juga dengan Al. Dia sebelumnya tak pernah menemukan bibir dan rongga mulut senikmat seperti milik Thea.

Al mengehentikan sejenak aksinya dalam menguasai rongga mulut Thea.

"Lo udah bikin junior gue bangun. Jadi ... Lo yang harus menidurkan Al junior di bawah sana."

Dalam hati Thea, dia sedang bersorak. Dia tak perlu repot-repot untuk menawarkan Al ber-night one stand dengannya lagi nanti.

"Sebelum itu, kenalin nama gue Thea. Thea Callia. Ini id line gue." Thea memberikan selembar sticky notes berwarna merah darah. Memasukannya secara langsung ke dalam saku celana Al.

Senyuman Thea itu lugu,tetapi juga nakal. Thea mengambil sisa Vodka yang ada di gelas milik Al. Menyesapnya, dan meninggalkan sisa lip cream merahnya di sana.

"Oke. Di hotel Berlian, jam delapan malem, gue tunggu lo di kamar gue. Kamar 170." Thea tersenyum nakal ke arah Al.

Thea lalu bangkit, dia mengibaskan rambutnya dan berjalan dengan anggun ke arah teman-temannya.

Meninggalkan Al yang merasa tertantang. Tertantang untuk segera menikmati Thea, atau ... jika Al mau, dia bisa membuat Thea yang akan tunduk kepada dirinya nanti.

"Gue bakal bikin Lo mendesah di bawah gue. I'm a dominant, and I will control you, Thea Callia!"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Miracleeve

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku