Terpaksa Menikahi Bad Boy

Terpaksa Menikahi Bad Boy

NEVI ANDRIANI

5.0
Komentar
9.4K
Penayangan
34
Bab

Jangan lupa tekan ❤️ Karena sebuah kesalahpahaman, Ratu dan Kaisar terpaksa harus menikah demi keselamatan Kaisar. Tapi keduanya selalu bertengkar bagaikan anjing dan kucing. Sampai sebuah kejadian dan misteri yang terbongkar akhirnya menyatukan kedua insan itu. Apa yang sebenarnya terjadi? Baca kisahnya di sini.

Bab 1 Episode 1.

Di sebuah rumah yang cukup mewah, seorang pria paruh baya bernama Erwin sedang memelas saat utusan dari sebuah bank menyampaikan kabar penyitaan rumah miliknya.

"Beri saya waktu lagi?" Erwin memohon.

"Ini sudah jatuh tempo. Kami sudah memberi kebijakan dan kesempatan untuk anda, tapi sampai sekarang anda belum juga melunasi hutang-hutang itu," sahut seorang pria muda yang diutus pihak bank.

Erwin tertunduk lesu, dia benar-benar tak rela rumahnya harus disita bank. Tiba-tiba, seorang wanita cantik nan seksi menghampiri pria muda itu.

"Beri kami waktu seminggu lagi, aku janji akan melunasi hutang Ayahku," ujar wanita itu yakin.

"Ini sudah jatuh tempo."

"Aku mohon, beri kami waktu sekali lagi," lanjutnya dengan wajah yang dibuat sedih. Pria muda itu jadi tak sampai hati melihat wanita secantik dia memohon.

"Baiklah, kami beri waktu seminggu lagi. Kalau enggak juga dibayar, rumah ini kami sita," sahut pria muda tersebut.

"Ok, deal."

Setelah pria muda itu pergi, Erwin langsung menuntut penjelasan dari sang putri.

"Ratu, kau ini sedang bercanda ya? Dari mana kita bisa mendapatkan uang sebanyak satu miliar dalam waktu seminggu?" protes Erwin.

"Aku akan pikirkan caranya," balas wanita cantik yang ternyata bernama Ratu itu.

"Kau jangan melakukan hal yang tidak-tidak!"

"Ayah tenang saja! Serahkan semuanya padaku," pungkas Ratu, walaupun dia sendiri tak yakin bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu seminggu.

Ratu memutuskan pergi untuk mencari pinjaman atau pun pekerjaan agar dia bisa melunasi hutang sang ayah.

💘💘💘

Kamar hotel super mewah menjadi saksi bisu pergulatan panas dua insan yang dipenuhi hasrat, keduanya terkulai lemas di atas ranjang setelah mencapai puncak kenikmatan.

"Ini bayaran untukmu." Seorang lelaki berparas tampan bernama Kaisar, melempar beberapa lembar uang seratusan kepada wanita yang baru saja melayani hasratnya.

"Kenapa terburu-buru sekali? Aku masih bisa memuaskan mu lagi," ucap wanita itu genit, seolah-olah tak rela meninggalkan Kaisar.

"Aku tidak akan memakai wanita yang aku sewa dua kali. Sekarang juga pergi dari sini!" Kaisar mengusir wanita bayaran itu dengan angkuh.

Wanita itu segera beranjak dari sisi Kaisar dengan perasaan kesal. Baru kali ini dia diusir oleh pelanggannya.

Tiba-tiba ponsel Kaisar berdering, dengan malas dia meraih benda pipih itu dan menjawab telepon.

"Ada apa?" tanya Kaisar ketus pada si penelepon yang tak lain adalah temannya, Justin.

"Kau di mana?"

"Di hotel." Kaisar menjawab dengan singkat.

"Ya ampun, kau tidak punya tujuan lain, ya?"

"Berisik! Ada apa kau meneleponku?"

"Aku dan yang lain sedang berada di Capitano Club, kau tidak ke sini?"

"Iya, sebentar aku akan ke sana."

"Baiklah, jangan lupa mandi dulu biar tidak sial."

"Bangsat!" Kaisar memaki Justin lalu mematikan teleponnya.

Setelah memastikan wanita penghibur tadi sudah pergi, Kaisar beranjak dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

💘💘💘

Seharian ini Ratu sudah berkeliling mencari pinjaman kepada teman-temannya, tapi tak ada satu orang pun yang bersedia meminjamkan uang sebanyak itu padanya. Ratu benar-benar galau dan pusing memikirkan semua ini.

Dia memutuskan untuk menenangkan diri di bar dan memesan Brandy.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana caranya mendapatkan uang sebanyak itu?" Ratu mengoceh sendiri, lalu menenggak minuman di tangannya. Itu sudah gelas yang ke lima dan dia mulai mabuk sekarang.

Wajah cantik Ratu sudah merah dan matanya sayu. Tapi dia tak mau berhenti untuk minum.

Tak lama kemudian, Kaisar datang ke bar tersebut dan langsung bergabung bersama teman-temannya.

"Wow, ini dia Casanova kita, Kaisar Mahaprana," ledek Justin saat melihat Kaisar datang.

"Berengsek, kau senang sekali mengejekku," sahut Kaisar.

"Hei, itu bukan mengejek tapi memuji," bantah Justin.

"Kalau begitu mulai sekarang berhentilah memujiku karena aku tidak punya uang receh."

"Aku tidak butuh uang receh mu itu, aku sudah banyak uang sejak lahir," balas Justin sombong.

"Oh iya, aku lupa kalau kau pengangguran yang kaya raya," ejek Kaisar.

Justin dan teman-temannya yang lain tertawa mendengar ejekan Kaisar.

Dibandingkan teman-temannya, Kaisar yang paling mapan, karena di usia yang terbilang muda, dia sudah menjadi CEO di perusahaan milik keluarganya dan cukup sukses. Namun di antara semua temannya, cuma dia yang masih jomblo. Kaisar tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan wanita mana pun, dia hanya bermain-main dan menyewa wanita-wanita penghibur untuk memuaskan hasratnya.

Walaupun keluarganya sudah mendesak dia untuk menikah, tapi Kaisar masih ingin menikmati kebebasannya.

💘💘💘

Beberapa jam kemudian, Ratu berjalan sempoyongan keluar dari bar itu, kepalanya berputar karena sudah mabuk berat, bahkan beberapa kali dia nyaris terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan. Dari kejauhan dua orang lelaki yang mengendarai sepeda motor memperhatikannya dengan saksama.

"Mangsa yang empuk," ucap salah seorang lelaki itu, dia lalu melajukan sepeda motornya menuju Ratu dan menarik tas Ratu, sehingga membuat wanita itu hilang keseimbangan dan terjatuh.

Kebetulan di saat bersamaan, Kaisar pun baru keluar dari bar tersebut dan melihat adegan itu.

"Woi!" teriak Kaisar, dia hendak mengejar para jambret itu, tapi mereka sudah terlanjur menjauh.

"Tolong!" Ratu menjerit heboh.

Kaisar berbalik dan bergegas mendekati Ratu, "Kau baik-baik saja?"

"Aku dijambret, bagaimana mungkin masih baik-baik saja!" jawab Ratu ketus.

"Iya, aku tahu."

"Kalau sudah tahu, ngapain nanya lagi, bego!" sungut Ratu.

Kaisar memutar bola matanya demi mendengar ucapan Ratu, "Maksudnya apa ada yang terluka?"

"Tidak ada," jawab Ratu dan hendak berdiri, tapi karena sempoyongan, dia hampir terjatuh lagi. Untung saja Kaisar cepat memeganginya.

"Lepas!" Ratu memberontak agar pegangan tangan Kaisar terlepas, "Aku mau kejar jambret sialan itu."

Ratu berjalan tapi kali ini dia benar-benar jatuh. Kaisar mengembuskan napas lalu mendekati wanita itu.

"Kau ini benar-benar keras kepala! Jalan saja tidak becus, bagaimana mau mengejar jambret?"

"Kalau begitu bantu aku berdiri!" pinta Ratu.

Kaisar membantu Ratu berdiri, tapi tak disangka wanita itu malah menyandarkan kepalanya di dada Kaisar, membuat Kaisar terkejut dan risi dengan tingkahnya.

"Hei, jangan begini!"

"Kepalaku pusing, aku mual." Ratu mengadu sambil memegangi kepalanya.

"Iya, tapi ...."

"Hooeeeekk ...." Ratu akhirnya muntah di baju Kaisar sebelum laki-laki itu selesai bicara.

Kaisar tercengang melihat wanita mabuk itu muntah di bajunya, dia langsung menjauhkan Ratu dari dadanya dengan ekspresi jijik.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa muntah di bajuku?" bentak Kaisar.

Ratu tak menjawab, tubuhnya melemas karena sudah tak sadarkan diri. Kaisar panik bercampur kesal.

"Ya, Tuhan! Apes banget aku hari ini!" keluh Kaisar.

Kaisar pun bergegas menggendong Ratu dan memesankan kamar hotel yang memang disediakan oleh bar itu, karena dia tak tahu harus membawa gadis ini ke mana lagi?

Setelah di dalam kamar hotel, Kaisar membaringkan Ratu di atas ranjang. Sejenak dia memandang wajah cantik Ratu yang masih tidak sadar.

"Cantik tapi menyebalkan," ujar Kaisar.

Kaisar buru-buru membuka bajunya, karena dia sudah benar-benar tak sanggup menahan aroma tidak sedap dari muntahan Ratu di bajunya itu.

💘💘💘

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh NEVI ANDRIANI

Selebihnya

Buku serupa

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku