Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dipaksa Open BO

Dipaksa Open BO

WAZA PENA

5.0
Komentar
44.8K
Penayangan
40
Bab

TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !

Bab 1 Ayah tiri kejam

Amira gadis yang masih berusia 17 tahun itu harus mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari ayah tirinya. Meninggalnya sang ibu membuat kehidupannya berantakan, Amira menyangka ayah tirinya itu akan mengurusinya beserta adiknya dengan baik. Tapi nyatanya semua itu tidak seperti yang diharapkan Amira.

Amira harus rela tidak melanjutkan sekolahnya setelah lulus SMP. Ekonomi keluarganya sangat lah tidak baik, apalagi Amira yang juga harus mengurusi adiknya yang bernama Yeni. Gadis kecil yang masih duduk di bangku kelas 2 SD, tentunya membutuhkan perhatian dan biaya sekolahnya juga. Yang akhirnya Amira bekerja di sebuah toko sembako yang berada tidak jauh dari rumahnya. Semua itu dilakukannya karena ayah tirinya tidak pernah menafkahinya dan seolah tidak perduli.

Pak Wanto yang gemar ber mabuk-mabukan, gemar berjudi, dia juga bersikap keras kepala. Sikapnya berubah setelah istrinya meninggal. Dia sering kali memarahi Amira dan adiknya, dua orang anak yang seharunya disayangi, justru diperlukan tidak baik di rumah itu.

Malam itu sekitar pukul 19:00 Amira yang baru saja pulang kerja, dia kaget ketika masuk kedalam rumahnya mendapati sang Ayah tengah meminum minuman beralkohol. Di meja itu terdapat beberapa botol minuman keras. Sontak Amira kaget, dia perlahan-lahan melangkah kakinya untuk segera menghampiri adiknya di kamar.

Namun seketika ayahnya itu memanggil,"Amira"

Dengan cepat Amira menghentikan langkahnya, dia menoleh ke arah ayah tirinya itu dengan muka tegang.

"Kenapa kamu jam segini baru pulang?" Pak Wanto bertanya dengan nada yang terdengar keras.

"Maaf, Pak. Tadi toko tempat aku kerja agak telat tutupnya karena banyak yang beli," jawab Amira dengan gugup.

"Alesan aja kamu! Sudah sini, pijitin bapak!" bentaknya.

Amira hanya bisa menghela nafas dalam-dalam, dia sebenarnya sangat kecapekan karena memang baru saja pulang kerja. Tapi karena takut. ayah tirinya itu bertindak kasar, yang akhirnya Amira berjalan mendekatinya lalau duduk di sebelah ayah tirinya itu yang terlihat sedang mabuk.

Aroma dari alkohol itu begitu menyengat, hal itu membuat Amira meras tidak nyaman berada di dekat ayah tirinya. Tapi mau gimana lagi, Amira tidak bisa berbuat banyak selain harus menuruti apa yang dikatakannya. Jika tidak dia akan berlaku kasar.

"Cepat pijat pundak bapak!" Pak Wanto lagi-lagi memerintahkan.

"Iya, Pak."

Tanpa banyak bicara lagi, Amira hanya menurutinya, dia meminta pundak ayah tirinya itu. Amira merasa tidak nyaman dengan aroma alkohol di ruangan itu, apalagi ayah tirinya itu tidak henti-hentinya menenggak minuman keras itu. Walaupun kondisinya sudah mabuk, tetapi dia tetap saja ingin menghabiskan semua minuman yang ada di atas meja.

Amira hanya bisa diam dengan mata yang berkaca-kaca, bagaimana tidak. Ayah tirinya itu yang bersikap sangat baik dan sangat perhatian, namun setelah sang istri meninggal, sifatnya berubah menjadi orang yang gampang marah. Tak sampai disitu, ayah tirinya itu juga selalu mabuk dan ingin selalu berjudi, sehingga Amira kadang tidak bisa menyimpan uang hasil dirinya bekerja, karena ayah tirinya selalu meminta uang untuk digunakan berjudi. Jika tidak dikasih, maka dia akan mengamuk dan tidak segan-segan melukai Amira serta adiknya.

"Pijat yang kencang!" bentaknya yang seketika membuat Amira terperanjat kaget.

"Iya, Pak," jawab Amira dengan gemetaran karena saking takutnya.

Perlakuan kasar dan sikap ayah tirinya yang berubah membuat Amira ingin keluar dari rumah itu dan kembali ke keluarganya yang ada di kota Surabaya. Tapi itu sangatlah sulit dilakukan, karena setiap kali Amira mendapatkan gaji, dia tidak bisa mengumpulkan uang itu, karena memang untuk kebutuhan keluarganya, belum lagi ayahnya yang selalu meminta uangnya untuk berjudi dan membeli minuman keras, sehingga Amira hanya bisa berharap ada seseorang yang bisa membantunya untuk keluar dari ruang itu dan pulang kembali ke keluarganya yang jauh di sana.

Amira sempat ingin kabur membawa adiknya, namun gagal karena ayah tirinya itu memergokinya, dan kejadian itu juga lah yang membuat ayah tirinya semakin bertidak kasar dan sering memukul. Sehingga mau tidak mau Amira harus tetap tinggal di rumah itu, walaupun sebenarnya sudah tidak kuat dengan penderitaan yang dirasakannya setiap hari.

"Pak ... Bisa enggak bapak jangan minum-minum itu lagi? Kasihan aku sama Yeni, Pak." Amira berusaha membuat ayah tirinya sadar.

Namun nyatanya ucapan Amira malah membuat ayah tirinya itu marah.

"Heh. Kamu ini tahu apa? Hah! Masih kecil udah banyak omong!"

Amira kaget ketika ayah tirinya membentak seperti itu, yang akhirnya dia memilih untuk diam dengan mata yang berkaca-kaca. Batinnya serasa remuk mendapati perlakuan ayah tirinya yang benar-benar sudah tidak seperti dulu lagi. Sosok ayah yang menurut Amira akan bisa menggantikan ayahnya yang sudah meninggal, tapi malah berprilaku buruk, dan tidak seperti dulu sewaktu ibunya masih hidup.

"Eh, mana uang kamu," pinta pak Wanto dengan nada yang sengau.

"Pak, aku belum gajian." Amira terlihat gugup dan ketakutan.

"Emangnya bapak tidak tahu kamu gajian tanggal berapa?! Jangan bohong kamu! Mana uang kamu!" bentaknya lagi. Suaranya semakin keras.

Amira gemetaran, karena memang kenyataan dia belum mendapatkan gaji dari hasil kerjanya karena bos pemilik toko sedang berada di luar kota.

"Sumpah, Pak ... Aku belum gajian, bos aku masih di luar kota, entah besok atau hari apa pulangnya aku juga engga tahu, Pak," ucap Amira yang sudah tidak bisa membendung air matanya.

Bukanya diam ketika Amira berkata seperti itu, pak Wanto semakin menjadi-jadi. Dia marah dan menampar anak tirinya itu.

PLAK!

Sontak Amira hanya bisa menangis dengan perlakuan kasar ayah tirinya. Sambil memegangi pipinya Amira berusaha menjauhi ayahnya itu karena takut dia akan terus memukulnya.

"Mana uang kamu, cepat!" bentak pak Wanto. Matanya menata tajam.

"Pak ... Sumpah aku belum gajian, ada juga itu buat biaya makan, Pak," ucap Amira disela tangisnya.

"Makan apa? Udah sini cepat, ambil!"

Karena ayahnya semakin teriak-teriak dan terlihat sangat marah, Amira juga merasa tidak enak dengan tetangga rumahnya, yang akhirnya dia melangkahkan kakinya, ia bergegas masuk kamar. Sambil menangis dia membuka lemari untuk mengambil uang simpanannya untuk belanja sehari-hari, dan itu pun hanya tinggal seratus ribu.

Amira enggak tahu lagi besok harus bagaimana mencari biaya untuk makan. Dia melirik kearah adiknya yang sudah terlelap di atas tempat tidur. Hati Amira benar-benar sakit.

"Amira!"

Suara teriakan itu mengagetkannya, yang akhirnya Amira buru-buru keluar menghampiri ayah tirinya dengan membawa selembar uang pecahan seratus ribuan. Tanpa bicara lagi pak Wanto langsung meraih uang itu dari tangan anak tirinya.

"Cuma segini?"

"Iya, Pak. Enggak ada lagi," jawab Amira sambil menangis.

"Kamu pasti bohong. Ambil lagi capat!"

"Enggak ada, Pak. Sumpah enggak ada lagi." Amira berusaha meyakinkan ayah tirinya.

Melihat Amira yang sudah menangis seperti itu, Pak Wanto akhirnya dengan muka masam dia langsung melangkahkan kakinya dengan sedikit sempoyongan. Sedangkan Amira hanya bisa menatapnya sambil terus menangis melihat kelakuan ayah tirinya itu.

"Awas aja jika besok kamu tidak bisa ngasih uang sama bapak!"

Pak Wanto tiba-tiba aja mengancam, matanya terlihat tajam menatap Amira.

*****

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh WAZA PENA

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Dipaksa Open BO
1

Bab 1 Ayah tiri kejam

06/01/2024

2

Bab 2 Teman yang baik

14/01/2024

3

Bab 3 Ditagih hutang

14/01/2024

4

Bab 4 Ayah tiri mulai nakal

14/01/2024

5

Bab 5 Nafsu bejat ayah tiri

14/01/2024

6

Bab 6 Mencoba kabur

14/01/2024

7

Bab 7 Gelagat aneh ayah tiri

14/01/2024

8

Bab 8 Dipaksa jual diri

14/01/2024

9

Bab 9 Nafsu liar pak Dodi

14/01/2024

10

Bab 10 Desahan keras Amira

14/01/2024

11

Bab 11 Minta jatah lagi

16/01/2024

12

Bab 12 Hadirnya Lelaki Tampan

17/01/2024

13

Bab 13 Amira membuat bos besar jatuh hati

18/01/2024

14

Bab 14 Diperlakukan Bak Ratu

18/01/2024

15

Bab 15 Menikahi Amira

19/01/2024

16

Bab 16 Birahi Pengantin Baru

20/01/2024

17

Bab 17 Suami Nafsu Besar

21/01/2024

18

Bab 18 Rendi Semakin Buas

22/01/2024

19

Bab 19 Pak Wanto Meminta Jatah lagi

23/01/2024

20

Bab 20 Mata Nakal Amira

24/01/2024

21

Bab 21 Amira Ingin cepat hamil

25/01/2024

22

Bab 22 Amira Hamil

26/01/2024

23

Bab 23 Tergoda Istri Yang Hamil

27/01/2024

24

Bab 24 Pembantu Penggoda

28/01/2024

25

Bab 25 Penuh gairah

29/01/2024

26

Bab 26 Aldi Tergoda Amira

30/01/2024

27

Bab 27 Nafsu Liar Suami

31/01/2024

28

Bab 28 Kesempatan rumah kosong

01/02/2024

29

Bab 29 Gairah Brutal Aldi

03/02/2024

30

Bab 30 Amira Melahirkan

04/02/2024

31

Bab 31 Ditagih Pak Wanto

06/02/2024

32

Bab 32 Aldi mengajak selingkuh

08/02/2024

33

Bab 33 Ambisi menghamili Amira

09/02/2024

34

Bab 34 Selingkuh dengan pembantu

11/02/2024

35

Bab 35 Sekertaris Semok hot

13/02/2024

36

Bab 36 Mesum di kantor

19/02/2024

37

Bab 37 Birahi di kamar mandi

21/02/2024

38

Bab 38 Birahi

24/02/2024

39

Bab 39 Rendi semakin brutal

28/02/2024

40

Bab 40 End

01/03/2024