Boy and Secret

Boy and Secret

Zkalsa

5.0
Komentar
39
Penayangan
23
Bab

Pernikahan tidak selalunya berawal dari hal menyenangkan. Kenzo dan Alesha mengawalinya atas dasar paksaan dari orang tua mereka. Terasa pahit, penuh lika-liku bahkan harus merahasiakan sesuatu yang sebenarnya sulit disembunyikan. Hadirnya janin di rahim Alesha membawa ia pada perasaan cemas, takut bahkan untuk sekedar bernapas seperti sebelumnya. Namun, inilah bumbu kehidupan. Kenzo dan Alesha, melewatinya meskipun keduanya belum saling cinta. Berusaha berkomitmen, walaupun tak mudah.

Bab 1 One Night Stand

Jari-jemari panjang milik seorang laki-laki berkaos putih tersebut mengetuk-ngetuk meja. Bibirnya bergumam rendah mengikuti iringan musik yang terputar pada ponsel. Retina itu beberapa kali memejam, menikmati merdunya lagu yang tengah menggema di kamar tamu.

Tidak ada yang tahu, tetapi inilah kebiasaan sosok Kenzo Bratadikara. Menyendiri di ruang sepi-kamar tanpa penerangan-dengan hanya berteman satu judul lagu kepunyaan boyband negeri ginseng. Tak ada cahaya di tempat ini, kecuali lampu belajar. Itupun terkadang redup sendiri.

Kenzo mendesah pelan. Ketukan pintu di luar sana membuatnya beranjak dari duduk. Lekas membuka, didapatinya perempuan berpakaian santai tengah membawa secarik kertas. Laki-laki tersebut mengambilnya.

"Lagu bertema depresi yang kuketik hampir dua jam. Aku sudah memberikannya padamu. Tawarkan pada agensimu dan jika suka, aku ingin segera ditransfer," ujarnya.

Ia Cashew Alesha, perempuan yang mendadak dijodohkan dengan Kenzo karena janji orang tua mereka untuk menikahkan anak-anaknya ketika sudah dewasa. Hubungan itu tak berjalan baik, Kenzo dan Alesha masih pisah ranjang juga jarang saling sapa.

Perempuan itu berbalik badan hendak pergi, tetapi lengan Kenzo menahannya. "Aku akan memberi ini pada Mr. Zeon sekarang."

"Terserahmu, aku tidak peduli. Kunci pintunya dari luar dan pastikan tak ada jendela yang terbuka. Aku ingin istirahat tanpa gangguan," katanya.

Kenzo melenggang keluar sebelum Alesha. Jika saja ia orang jahat, maka kapan pun laki-laki tersebut bisa membawa pulang perempuan lain sekedar untuk memenuhi hasratnya. Mau bagaimanapun, Kenzo itu normal yang butuh diperhatikan oleh lawan jenis.

Tancap gas melewati jalan raya. Seolah lupa bahwa ia kini berstatus sebagai suami yang meninggalkan tanggung jawab kala mati malam ini, Kenzo menambah kecepatan mesin. Ia tak benar-benar ke rumah CEO perusahaan Entertainment yang menaunginya.

Kendaraan beroda empat itu berhenti di kawasan yang selama ini tak pernah Kenzo injak. Club, area pelampiasan emosi teman-temannya kala mereka frustasi menghadapi haters atau tekanan dari agensi. Kini, Kenzo pun berniat ikut bergaul di dalamnya.

Kedatangan laki-laki itu disambut heboh oleh keempat orang di pojok ruangan. Ia bahkan dituntun untuk duduk pada tengah-tengah sofa dengan dua orang mengapitnya.

Kenzo tak berekspresi lebih. Laki-laki itu hanya menurut kemudian melepas cekalan sahabat-sahabatnya. Ia memilih mengeluarkan ponsel. Berpura-pura menyibukkan diri.

"Ada masalah apa ke sini?" tanya Yondan.

Kenzo geleng kepala. "Di rumah sepi, aku tak bisa tidur."

"Hanya itu?" Young Jae, laki-laki kelahiran negara Korea itu tertawa kecil. "Let's party tonight, Bro!!!"

Seruan tersebut membuat mereka berempat mengangkat gelas masing-masing. Sementara Kenzo yang masih kaku, diberi sodoran satu mug berisi cairan bening oleh Niko. Tatapan penuh yakin dadi mereka yang perlahan meskipun ragu menjadikan Kenzo tak bisa menolak.

"Coba sekali saja, Kenzo. Lupakan beban kita sejenak. Besok pagi, bergelutlah dengan pekerjaan dan tugas kampus lagi. Kita perlu bersenang-senang," bisik Reon.

Mengangguk, Kenzo mulai menyicipi minuman pahit tersebut. Tegukan pertama, ia hampir memuntahkannya karena tak tahan dengan rasa aneh itu. Namun, Niko menahan pergerakan ia. Menyuruh Kenzo untuk tutup hidung lalu meminumnya dengan segera.

Berhasil dengan satu gelas kecil, Kenzo diberi tepukan tangan ramai-ramai. Kini, tak ada lagi di antara mereka yang bersih akan alkohol. Kenzo pun tak bisa lama-lama menjadi laki-laki baik.

Bagi member lain, mungkin sudah biasa. Akan tetapi, rangsangan di tubuh Kenzo berbeda. Laki-laki itu menelengkan kepala beberapa kali karena mendadak pusing. Orang-orang di sekeliling Kenzo menatapnya dengan kernyitan dahi.

"Kenzo, ada masalah?" tanya Young Jae.

Masih dengan menggerakkan kepalanya berharap pening ini hilang, Kenzo mencengkeram erat lengan laki-laki yang baru saja memberinya pertanyaan. Kenzo limbung, pandangannya semakin memburam. Entah mengapa, kakinya seolah menyuruh ia untuk pulang.

***

Tatapan nyalang Alesha tertuju lurus pada laki-laki yang kini tengah berdiri di depan kamarnya. Kenzo terlihat tidak seperti biasanya. Pakaian itu berubah acak-acakan dengan mata beberapa kali terpejam.

"Kenzo, kau ... mabuk?" tanya Alesha ragu-ragu.

Kenzo tertawa remeh sembari berjalan mendekati Alesha. "Aku tidak pernah mengonsumsi alkohol. Aku? Mabuk? Jelas sekali mustahil."

Alesha mencebikkan bibir. Perempuan itu meneliti wajah Kenzo yang tampak sedikit memerah. Ia juga mengendus-endus pakaian laki-laki tersebut. Tidak ada dorongan dari tangan Kenzo meskipun jarak mereka sekarang sangat dekat.

Jari telunjuk Alesha menyentuh tepat di tengah dada bidang Kenzo. Bukannya menampik, laki-laki itu justru terduduk di ranjang milik si istri seolah Alesha baru saja memukulnya kuat yang membuat ia terjatuh begitu saja.

"Mengapa kau mendorong aku? Kau tak suka padaku? Kau benci aku, hah?" Kenzo terkekeh-kekeh. "Aku lelah, Alesha. Pergilah dari sini. Berani sekali kau memasuki kamarku."

Mata Alesha membelalak. Ia menepuk kening Kenzo berharap laki-laki itu cepat sadar. Perempuan tersebut tak ingin tidur malamnya terganggu. Terlebih, ia tahu bahwa Kenzo belum pernah mabuk sebelumnya.

"Jangan memukulku," rengek Kenzo. "Ayah jahat karena mempertemukan aku denganmu, gadis kasar."

"Astaga, kau ini benar-benar menyebalkan. Jika tidak kuat, maka jangan mencoba minuman haram itu!" kesal Alesha.

Perempuan itu bersedekap lengan sembari menunjuk ke arah jalan keluar. "Pergilah, ruangan ini milikku."

Kenzo tidak beranjak dari sana. Akan tetapi, menarik lengan Alesha hingga perempuan itu yang tak siap terduduk di pangkuannya. Kenzo tersenyum simpul lantas membuat gambar abstrak di telapak tangan Alesha.

"Kau jahat, aku tak suka. Kau membuatku tak bisa lagi diperhatikan oleh mama," bisik Kenzo.

"Dasar manja, gila, keluar cepat!" bentak Alesha.

Menghela napas, Kenzo menjatuhkan dirinya pada ranjang dengan Alesha yang masih ia peluk erat. Tubuh perempuan itu, kini menindih di atasnya.

"Jangan macam-macam!" sentak Alesha.

Tanpa permisi, Kenzo membalikkan posisi mereka hingga Alesha yang berada di bawah. Sudut bibir Kenzo tertarik, diusapnya kening Alesha yang malam ini tampak menggoda.

Tangan Kenzo berkepal. Ia letakkan di sisi samping wajah Alesha. Sementara perempuan itu, jantungnya mendadak berdetak lebih cepat. Segala pikiran buruk bergiliran memasuki kepalanya.

Ia berusaha menyingkirkan Kenzo. Akan tetapi, tubuh laki-laki itu terlalu berat untuknya. Alesha tak bisa berbuat apa-apa. Ia bahkan melayangkan bogeman mentah tepat di rahang Kenzo. Namun, justru ia semakin didekap erat.

"Buatlah aku nyaman, hari ini saja," bisik Kenzo.

"Kenzo, sadar! Kau ingin nama baikmu runtuh karena ketahuan memiliki istri? Kau ingin dihujat oleh fans dan teman-temanmu? Bagaimana jika aku hamil? Jangan menyentuhku, kumohon," lirih Alesha.

"Sudah terlanjur, Sayang. Kita bisa menyembunyikannya. Percayalah, aku akan menjagamu. Kita akan baik-baik saja," pungkas Kenzo kemudian bergerak meraba dua gundukan di dada Alesha.

Perempuan itu pasrah. Kakinya di bawah sana benar-benar tak bisa bergerak untuk menghindar. Kenzo semakin lincah mengerayangi tubuhnya. Bahkan, kini bibir mereka sudah menyatu lantaran Kenzo yang terlalu agresif.

Ciuman pertama ini, Alesha akan mengingatnya. Sesuatu yang sempat terlintas di benak perempuan itu benar-benar terjadi sekarang. Suasana di sekeliling mereka seolah mendukung untuk melakukan lebih lagi.

Telinga Alesha perlahan tak dapat mendengar apa-apa, di sini hening. Mata pun tak bisa melihat secara jelas. Gravitasi di ruangan ini seakan menghilang. Alesha terbawa oleh permainan Kenzo. Pikirannya tertutup, ia menyerah dengan keadaan.

Mungkin, setelah ini, posisi aktris terfavorit dalam ajang award sudah bukan menjadi milik Alesha. Piala yang ia terima beberapa hari lalu ialah penutup keberhasilannya. Hujatan akan kebohongan yang perempuan itu sembunyikan, tak lama lagi pasti terbongkar.

Sementara profesi Kenzo yang sebagai idol, bisa jadi pupus di tahun ini. Laki-laki kemungkinan akan bergelut dengan cibiran baik dari agensi maupun penggemar karena perusahaan industri hiburan yang merekrutnya sama sekali tak memperbolehkan ia menikah sebelum kontrak selesai.

Ya, segala kecemasan dan ketakutan pasti keduanya alami entah dimulai besok atau suatu hari nanti. Alesha hanya berharap, semisal terdapat janin yang tumbuh di rahimnya, Kenzo tak menyuruh ia untuk aborsi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku