Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pengantin Pengganti Yang Buruk Rupa

Pengantin Pengganti Yang Buruk Rupa

DFE

5.0
Komentar
4.2K
Penayangan
29
Bab

||Mafia Love Story|| Dewasa|| BDSM Story Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya tidak pernah menjadi miliknya. Hingga suatu hari, ia dipaksa untuk menggantikan kakak tirinya menikahi seorang pria. Pria yang tidak pernah dikenalnya. Pria yang tidak pernah di temui atau dilihatnya. Pria yang dikenal kejam, buas, possesif... Ketua mafia LaRocca. Dimitri LaRocca.

Bab 1 Sembunyi, Angela

Semua masih gelap ketika Angela terbangun. Ia menolehkan wajahnya ke arah jendela kamar dan menemukan pecahan cahaya remang mulai merobek kegelapan langit malam.

Angela menutupkan telapak tangannya ke wajah setengah mengantuknya sambil menghela nafas. Lega karena akhirnya terbangun dari mimpi buruknya.

Angela tidak ingat dengan jelas apa mimpinya. Tapi kengerian yang mengikuti masih terasa, menghimpit dadanya bak sebuah bongkahan batu.

Sisi wajahnya yang basah membuat gadis itu bertanya-tanya, apakah ia menangis dalam tidurnya?

Sudah lama sekali ia tidak tidur dengan nyenyak. Dan walaupun ia tahu ia bermimpi, ia tidak pernah bisa mengingat mimpinya. Atau mungkin ia sebenarnya tidak bermimpi dan semua ini hanyalah khayalannya? Entahlah.

Bunyi alarm yang mendadak berbunyi dari ponsel yang ada di sisi ranjang mengagetkan Angela. Dengan kelabakan gadis itu meraba dalam kegelapan mencari benda itu untuk mematikan alarm. Tidak bisa melihat jelas, bukannya menemukan benda yang dicari, ia malah tanpa sengaja menyenggol ponselnya terjatuh dari atas meja dan terlempar ke lantai.

“Oh… shit,” Angela menggumam.

Ia menarik tubuhnya dari kasur dan kini mulai meraba-raba lantai. Tangannya menemukan benda yang dicari dan ia pun kembali membenamkan tubuhnya ke ranjang dan mengamati.

Ponselnya masih menyala, tapi sebuah retakan kini menghiasi layarnya.

Angela mendesah. Ia sebenarnya tidak terlalu menggunakan benda itu sebagai alat komunikasi. Toh ia tidak memiliki teman. Tidak pernah ada yang mencoba menghubunginya atau mengajaknya pergi. Ia bahkan tidak memiliki social media. Untuk apa punya ponsel jika ia tidak pernah kemana-mana dan tidak pernah melakukan apa-apa.

Tapi ia suka membaca. Dan ia menyimpan aplikasi-aplikasi baca online di ponselnya. Itulah satu-satunya hiburan yang bisa di lakukannya di tempat itu. Satu-satunya pelariannya. Terutama sejak kejadian sebulan yang lalu dimana…

Angela menggelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak ingin terseret kesedihan sepagi ini. Ia perlu mencari cara untuk memperbaiki ponselnya.

Tapi bagaimana caranya? Ia tidak memiliki uang. Dan orang yang bertanggung jawab akan dirinya, kedua orang tuanya, bukanlah orang yang memperlakukannya dengan baik.

Ayahnya, Rollan Koslov, adalah seorang pemimpin organisasi gangster yang cukup ditakuti di LA.

Rollan memiliki istri yang cantik dan dua anak yang sempurna, Theo dan Inessa. Istri Rollan, Rosa adalah salah seorang model sebelum menikahi Rollan, bermata biru dan berambut pirang, kelebihan yang menurun kepada kedua anak mereka.

Keluarga yang sempurna bukan? Sayangnya, Rollan bukanlah pria yang baik. Ketika Theo berumur 5 tahun dan Inessa 3 tahun, Rollan memperkosa pembantu mereka hingga hamil dan sembilan bulan kemudian lahirlah Angela.

Rosa mengusir wanita itu begitu Angela lahir. Ia sudah hendak mengusir Angela bersama ibunya saat itu juga, tapi karena Angela memiliki darah Koslov, Rollan tidak menyetujui keinginan istrinya. Ia ingin agar Rosa merawat Angela, sebagai anak yang tidak diinginkan.

Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan Angela di rumah itu. Walaupun hanya berbeda 3 tahun dari Inessa, tapi Rosa memperlakukan keduanya sangat berbeda. Inessa selalu mendapatkan yang terbaik. Pakaian terbaik, mainan terbaik, pendidikan terbaik.

Ketika Inessa memainkan boneka, yang bisa dilakukan Angela hanyalah melihat dari kejauhan karena Rosa tidak memperbolehkan anak-anaknya bermain dengan Angela.

Dan karena Angela adalah anak yang tidak diinginkan, lahir dari sebuah aib, Rollan dan Rosa tidak ingin keberadaan Angela diketahui oleh publik. Selama 18 tahun gadis itu tinggal di kompleks markas Koslov. Tersembunyi dari dunia luar dan hidup layaknya berada di dalam tahanan.

Menahan air matanya agar tidak luruh, Angela memaksakan tubuhnya bangun. Jam di layar ponselnya yang retak menunjukkan pukul 5:30 pagi. Ia meletakkan kembali benda itu di atas meja dan berdiri dari ranjang.

Setengah meraba, Angela berjalan menuju lemari pakaiannya untuk berganti baju. Ia memilih sebuah legging gelap dan kaos kedodoran yang menutupi tubuhnya yang ramping hingga ke lutut. Angela sengaja memilih pakaian yang tidak mencolok dan tertutup setiap harinya. Semakin tidak ada yang mengamati, semakin baik untuknya. Apalagi ketika ia tinggal di antara anggota organisasi yang semuanya adalah pria.

Ia kemudian berjalan kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.

Angela mengamati wajahnya di kaca sambil menyisir rambutnya yang panjang dan acak-acakan dengan tangannya sebelum kemudian mengikatnya menjadi satu. Jika Inessa memiliki rambut pirang yang mengkilap, Angela berambut coklat kemerahan, ikal dan kasar.

Angela tidak pernah mengenakan make up. Wajahnya yang mungil dengan matanya yang lebar membuat Angela terlihat jauh lebih muda dari pada umurnya. Orang yang tidak pernah bertemu dengannya akan mengira ia masih duduk di bangku SMP. Bukannya ia sering bertemu dengan banyak orang, toh ia tidak pernah kemana-mana. Walaupun begitu bukan berarti Angela tidak berpendidikan. Ia masihlah seorang Koslov. Rollan tentu saja tidak ingin orang bodoh menyandang nama belakangnya. Pria itu memanggil seorang guru privat untuk mengajari Angela. Bukan pelajaran yang terlalu rumit, selama bisa membaca, menulis dan berhitung sudah cukup menurut Rollan. Sisanya Angela mempelajarinya sendiri dari buku dan internet.

Selesai berbenah, Angela berjalan keluar dari kamar menuju dapur untuk melakukan tugas paginya membuat sarapan.

Suasana di dalam rumahnya yang luas masih sepi. Belum ada satupun penghuni rumah yang bangun kecuali Juliet, wanita yang bekerja di rumah mereka. Juliet berjanji hendak mengajari Angela memasak Blini pagi ini. Sejenis pancake tipis atau crepe yang terbuat dari tepung gandum, susu, dan mentega dihiasi dengan madu atau selai. Salah satu makanan favorit Angela.

“Selamat pagi, My Beautiful Angel,” Juliet menyapa begitu melihat Angela masuk ke dapur. Wanita gemuk separuh baya itu tersenyum lebar menampakan kerutan di sisi matanya yang menyipit. Rambut Juliet yang beruban terikat membentuk cepol di belakang kepalanya.

“Kau satu-satunya yang memanggilku dengan sebutan itu, Juliet,” Angela membalas sambil ikut tersenyum. “Kau dan aku tahu bahwa aku bukanlah malaikat dan aku tidaklah cantik.”

Juliet hanya menggelengkan kepalanya sambil berdecak. Matanya menatap penuh kesedihan ke wajah Angela.

“Kecantikan itu luar dan dalam, Angela. Jangan pernah lupa akan hal itu.”

Angela memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum akan kata-kata klise yang diucapkan Juliet. Dan seberapa ia mencoba mempercayai ucapan Juliet, tapi apa yang terjadi sudah mengikis kepercayaan diri yang dimiliki gadis itu hingga hanya menyisakan remahan debu tidak berarti.

Baru saja Angela hendak meraih apron, mendadak suara pintu yang terbuka dan menutup terdengar, diikuti oleh langkah kaki yang semakin mendekat.

Angela mengalihkan pandangannya ke Juliet dengan mata membelalak. Tidak pernah ada yang bangun sepagi ini. Biasanya orang-orang rumah baru akan muncul sekitar pukul 8 ketika ia sudah kembali ke kamarnya.

Setelah kejadian yang terjadi sebulan yang lalu, jika sampai Theo yang muncul, maka tamatlah riwayatnya.

Suara seseorang yang sepertinya sedang bercakap-cakap dalam ponsel terdengar.

Angela menangkupkan tangannya ke mulutnya sambil menarik napas. Ia mengenali suara itu. Itu adalah suara kakak tirinya, Theo.

Sejak kecil Angela membenci Theo. Pemuda itu selalu menemukan cara baru untuk membuat hidupnya lebih sengsara.

Dan setelah apa yang terjadi sebulan yang lalu, Angela membenci Theo dengan kekuatan yang luar biasa panasnya hingga perutnya kini terasa mual. Ia tidak ingin bertemu dengan Theo.

Menyadari wajah Angela yang pucat, Juliet menunjuk ke arah lemari dan berbisik, “Sembunyi, Angela.”

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh DFE

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku