CAUGHT IN A BAD CHARACTER

CAUGHT IN A BAD CHARACTER

pena_riang

5.0
Komentar
368
Penayangan
17
Bab

Bagaimana rasanya menjadi Antagonis di sebuah dunia novel dan harus menerima banyak kebencian yang tidak pernah kamu lakukan? Santai? Marah? Mulai berjuang demi hidup panjang dan merusak alur asli novel? Setelah kematiannya di dunia asli, Juwita Chou tiba-tiba merasuki tubuh seorang antagonis novel yang akan mati di usia muda, yakni Sallyana Fedelian, Putri Bungsu dari seorang Duke Fedelian. Meski menjadi antagonis, Juwita akan melawan alur novel dan lima tokoh utama pria yang selalu waspada padanya sebab katakter Sallyana Fedelian yang asli ialah jahat dan bengis, apalagi sangat agresif pada tokoh utama. Semakin lama Juwita menjadi Sallyana, dia semakin bingung dan heran akan takdir tersembunyi yang sebenarnya menghubungkan antara dia dengan Sallyana asli.

Bab 1 PROLOG

"Bagaimana keadaan, Nona?" Salah satu pelayan berambut merah sebahu bertanya cemas di samping ranjang merah.

Pelayan di sebelahnya yang berambut coklat tua panjang di kuncir kuda-mengorek lubang hidungnya ceroboh, "Sana, Nona tidak akan mati hanya karena kepalanya terbentur puluhan anak tangga dari lantai dua."

Sana tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak khawatir, mata hitamnya bercucuran air mata kesedihan, "Naya! Nona juga manusia! Dia pasti merasakan sakit! Nona Sally yang malang!"

Perempuan bergaun hitam terbaring lemah di atas ranjang, setengah dari wajah mungilnya tertutupi oleh perban, rambut hitam segelap bayangan tergerai acak-acakan.

Dokter menutup tas berisi obat dan alat-alat medisnya. Pria baruh baya itu berdiri, "Nona Sallyana baik-baik saja, tidak ada luka serius. Beliau bisa bangun sore hari ini, tolong panggil saya lagi ketika Nona sudah sadar."

"Baik, Dokter! Terima kasih! Terima kasih!" Sana berseru, menurunkan tubuhnya, bersujud di lantai sebagai tanda terima kasih murni. "Kami berhutang budi pada Dokter karena telah menyelamatkan Nona kami!"

"Tidak, tidak. Saya tidak membantu banyak, beruntung Nona Sally mempunyai sihir kuat yang juga berguna sebagai pelindung diri sendiri ketika di landa bahaya. Saya permisi."

Selepas dokter keluar dari kamar. Tak lama kemudian seorang pria paruh baya berwajah rupawan datang memasuki ruangan, rambut hitam seperti milik perempuan di atas ranjang terikat menjadi kuncir kuda di belakang.

Pria paruh baya tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Baron Fedelian, Duke Fedelian. "Ceritakan bagaimana putriku bisa terjatuh dari dari lantai dua?"

Naya menundukkan kepalanya hormat, "Kami tidak tahu pasti, pelayan sedang sibuk mengurus kebun karena pesta ulang tahun Nona Muda akan di adakan minggu depan. Begitu mendengar jeritan Nona Muda, semua orang bergegas datang, lalu ketika kami sampai, Nona sudah tidak sadarkan diri."

Duke Fedelian mengambil salah satu telapak tangan putrinya, di usia lebih dari tiga puluh tahun, aura kharisma dari sosoknya tidak pernah luntur. Menjadikannya seorang Ayah yang sempurna, "Putriku, cepatlah bangun."

Perempuan di atas ranjang, Sallyana Fedelian, menggerakkan kelopak mata. Tirai bulu mata hitam panjang nan lentik bergetar, lima detik berlalu. Iris semerah darah yang terlihat mempesona terbuka.

Sallyana menginvasi ruangan dimana dia berada sekarang. Menatap pria paruh baya yang sedang memegang tangannya, beralih ke samping dan menemukan dua perempuan muda berusia dua puluh tahunan berbaju pelayan.

Wait.

Tunggu sebentar!

Pause!

Tidak ada yang tahu bahwa jiwa di dalam tubuh Sallyana baru saja di rasuki oleh jiwa yang seharusnya mati dari dunia lain. Jiwa itu adalah Juwita Chou, gadis cantik berdarah China-Indonesia.

Juwita Chou berencana pulang ke China setelah menyelesaikan pendidikan di Indonesia. Tetapi di tengah perjalanan, mobilnya di tabrak oleh truk sialan! Mendorong mobil yang di gunakan Juwita Chou terhantam keras pada pohon raksasa pinggir jalan!

Atas nama keadilan!

Juwita Chou bertekad ingin mengebiri bapak-bapak supir truk yang telah membuat dia meninggal di usia muda sebelum bisa merasakan nikmatnya menikah dengan pria tampan!

Juwita meringis kesakitan kala tersadar terdapat luka di bagian dahinya. Bukan luka besar, sih, namun rasanya sangat nyeri seolah otaknya baru saja di pukul menggunakan palu pak tukang.

Sekarang, harus tenang.

Dia mendapatkan berkah hidup kembali.

Yang harus dia lakukan sekarang adalah, mencari tahu dunia apa dia berada sekarang lalu mulai menyusun rencana untuk bertahan hidup!

Juwita memegangi sisi kepalanya, bertanya ingin tahu, "Kalian siapa? Aku dimana? Aku siapa?"

Aku siapa? Aku siapa?

Aku menjadi siapa di dunia baru ini?

Pertanyaan dari Juwita berubah menjadi sambaran petir bagi Baron, Sana, dan Naya!

"PANGGIL DOKTER ITU LAGI! PUTRIKU SAKIT PARAH!" Baron sontak berdiri, berteriak tidak sabar pada seluruh pelayan di depan ruang kamar.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh pena_riang

Selebihnya

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku