Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Keputusan Takdir

Keputusan Takdir

pena_riang

5.0
Komentar
24
Penayangan
78
Bab

Banyak orang sering mengatakan bahwa level mencintai paling tertinggi adalah merelakan, mengikhlaskan, dan membuat sosok yang menempati hati ini supaya mendapatkan kebahagiaan selalu-meskipun sumber kebahagiaan itu bukanlah kita, melainkan orang lain. Sallyana berpikir kisah cintanya akan selalu mulus dan damai, namun takdir berkata lain. Veen-pemuda itu memaksanya untuk mundur membawa perasaan yang perlahan mulai terkikis oleh rasa perih dari sebuah penolakan. Ketika Sallyana mulai berhasil mengikhlaskan dan merelakan sosok itu menghilang dari hidup maupun hatinya, takdir justru memutuskan untuk kembali mempertemukan mereka berdua dengan status dan hubungan yang sudah tidak lagi sama seperti dulu kala. Akankah Sallyana kembali mencintai Veen? Apakah takdir akhirnya mengambil keputusan untuk mempersatukan mereka berdua setelah sempat terpisah? Atau takdir justru menyandingkan Sallyana dengan pemuda yang pernah mampir dalam hatinya saat sedang menjalani proses melupakan sosok Veen?

Bab 1 Prolog

Sesosok tubuh mungil membuat siluet bayangan dalam ruangan temaram rendah cahaya. Malam yang bertabur bintang membuat langit biru terlihat indah. Tapi tidak bagi gadis tersebut. Kakinya tertekuk, tangannya terlipat di atas lutut, menenggelamkan kepala kecilnya di sana.

"Sally, kamu kenapa disini?" Suara anak laki-laki terdengar dari ujung lorong, derap langkah kaki menggema menghiasi sunyinya malam.

Gadis kecil bernama Sally mendongak, menampakkan wajah penuh riasan miliknya yang luntur terkena air mata.

"Veen," panggilnya, memakai suara parau. Sepasang mata lebar indah tampak berkaca-kaca dengan kilauan kecil bagaikan bintang berasal dari pantulan sinar rembulan yang berhasil menerobos masuk melalui celah ruangan.

Veen berjongkok, anak berusia 12 tahun tersebut menepuk pundak sahabatnya lembut, bertanya sambil mengeluarkan ekspresi khawatir yang tulus,, "Kamu kenapa nangis?"

Bukanya memberikan jawaban, Sally malah membalas pertanyaan dengan pertanyaan, "Kenapa semua orang selalu meminta Sally menjadi sempurna? Sally nggak boleh ini dan itu."

"Karena kamu putri orang penting, Sally. Semakin tinggi popularitas orang tua kamu di mata publik, maka semakin ketat lagi keluarga kamu menjaga semua penampilan dan tata krama untuk selalu sempurna di hadapan banyak mata."

"T-tapi, aku nggak suka. Sally mau jadi diri Sally sendiri, Sally mau main sama temen-temen di taman tapi selalu di larang. Madam Kian bilang Sally harus bermain bersama orang yang kaya seperti Sally, tapi semua anak-anak di pesta sombong. Sally nggak suka."

"Kalau begitu, just be yourself with me. Meskipun kehidupan kamu selalu di kekang, jangan pernah membenci kehidupan. Anggap saja ini semua ujian, faham?"

Sally menggeleng keras, "Sally benci menjadi anak orang tua kaya. Memandang harta sebagai standar dalam berteman. Sally benci harus menjadi Sally yang selalu sempurna di mata orang lain. Sally hanya ingin menjadi diri Sally sendiri."

Veen menepuk pelan puncak kepala Sally, pernak pernik berkilauan memenuhi sisi rambutnya. Jadi Veen sedikit hati-hati saat menepuk agar tidak merusak hiasan itu, "Tidak ada salahnya menerima, bukan? Simpan diri kamu di sini," dia menunjuk dada kirinya, "Simpan diri kamu dalam hati, mencintai diri sendiri adalah cara terbaik untuk menjalani hidup. Jadi, jangan pernah berfikir menyesal telah menjadi putri seorang Amaranggana. Karena apa? Karena kamu Sally Abaigeal Amaranggana, sosok kamu sendiri. Bukan sosok yang sama dengan Papamu. Berusaha menggapai popularitas dengan berbagai cara."

"Sally hanya takut, suatu saat Sally berubah seperti anak-anak yang di pesta. Semuanya sombong, Veen selalu bilang harus menjadi manusia baik hati. Dengan begitu, semua orang akan menyayangi kita dengan tulus."

Veen menggenggam tangan kecil yang terasa dingin, "Cintai dirimu setulus hati, maka aku yakin Sally-ku tidak akan berubah seperti mereka."

Mencintai diri sendiri adalah poin penting demi kelangsungan sebuah kebahagiaan dari suatu individu. Selama kita mencintai diri sendiri serta mempercayai kemampuan yang tersimpan dalam diri kita. Segalanya akan terasa mudah. Lingkungan memang kerap kali berhasil merubah seseorang secara drastis, namun kepercayaan seseorang pada dirinya sendiri dan mencintai dirinya apa adanya mampu menjadi tameng agar tidak tercemar oleh lingkungan yang buruk.

Sally ketakutan sebab anak kecil itu kurang percaya diri dan merasa terbebani ketika diminta untuk melakukan sesuatu yang bukan bakatnya atau kesukaannya. Hal lumrah bagi anak-anak untuk mengeluarkan keluhan saat dipaksa menyukai hal-hal yang sangat sulit untuk disukai olehnya.

Menjadi sempurna dan terlihat baik didepan orang memanglah menyenangkan hati. Namun, sampai kapan kita bisa memoles diri sebaik mungkin ketika berada dalam pandangan masyarakat? Mental dan tubuh perlahan akan mulai lelah hingga kita seketika berpikir, menjadi orang lain dan bekerja keras untuk menjadi sempurna adalah hal percuma yang hanya menorehkan kelelahan.

Lebih baik mencintai diri sendiri demi membangun kepercayaan diri. Dari pada berpura-pura menjadi sosok lain untuk mendapatkan pujian dari seseorang atau kelompok orang yang bahkan tidak akan menolongmu ketika kau sedang berada diposisi bawah poros kehidupan. Karena penolong pertama kita ketika sedang mengalami kesusahan adalah tekad dari dasar hati dan kehendak Tuhan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh pena_riang

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku