Keputusan Takdir
k perempuan kuat dalam petualangan ini. Mencapai tujuan dimana k
ian yang sedang meniup bubur masakan dari rumah, bubur dari rumah sakit
bih banyak melamun. Memikirkan tentang perubahan singkat dari Veen, dia tau sif
lai ujian nasional. Sally semakin berfikir keras, memeca
inta Madam Kian. Sendok berisi
sibuk mengurus persiapan untuk pameran Amara Fashion. Ia sudah bisa menduga Sella akan memarahi
dak berkaitan dengan pekerjaan, hampir seperti robot berjala
nyayang. Sudah pasti dia tidak akan merasa kesepian setelah di kejutkan oleh pe
sih sayang antara dia dan Veen. Sally berjanji akan selalu menjaga Vely di dalam hidupnya. Menganggapnya seb
rus merawatnya
ally, dia sudah membawa Vely raksasa ke dalam
n jangan memutus selang infus seperti dulu
anji, "Aku tidak akan perna
di sudut ruangan. Membantu Sally bangun
n para dokter berhenti hanya untuk sekedar menyapa pu
ly. Matanya berbinar melihat taman dipenuhi anak-an
m Kian, "Madam, aku ingin ke
Nona
ku kali ini saja. Aku hanya
h, ekspresinya tetap kaku kemudian
tidak membuat ia merasa kesepian lagi, di tambah tawa anak-anak rumah saki
jah anak-anak membuat hatinya menghangat, melihat mereka menging
enerima semuanya dengan keikhlasan. Sudah sepantasnya mulai sekarang untuk berhenti mengeluh hanya karena hal kecil, i
lu menancap dal
s mengurus urusan rumah, meninggalkan Sal
an aku duduk d
, N
tidak nyaman. Salah satu tangannya mendorong tiang infus yang sedikit susah untuk
p rindang, mampu memberikan keteduhan ber
ku sendirian disini." Ucap Sally. Gadis it
Tidak lupa memberikan ponsel genggam milik Sally, supaya gadis it
lalu redup, sedang-sedang saja. Terasa seperti sentuhan a
ping Sally tanpa meminta ijin. Ia memakan
. Bagaimana tidak, gadis itu adalah gadis cantik dengan banyak seka
mengulurkan tangan, "Kenalan? Gue
ngannya. "Aku Sally Abaige
na itu? Gila, gila, gila, gue nggak nyangka bisa ketemu lo secara langsung. Bye the way, lo cantik
lihat anak gadis yang seharusnya lemah lembut malah suka b
D masih kayak lo, mirip banget malah. Kalem kalem cantik anggun membahana, tapi itu semua bukan keinginan gue. Orang tua gue yang nuntut anaknya untuk selalu jadi n
u cu
elkan di telinganya. Ia menjawab ketus
ercanda, hehe. Jadi, kamu hidup
k dulu waktu gue masih nurut sama mereka. Minta apa aja tinggal beli, mau
kamu
iri, cuman lo masih diem. Gue tau gimana rasanya hidup jadi keturunan orang penting, karena
rat dan sangat banyak sekali aturan dalam hidup mereka. Radipta terkenal bukan hanya karena keka
nyak anak cabang, hampir terseb
u pergi? Dan kamu itu adik
di depan orang. Di belakang, dia nggak ada beda sama gue. Suka kebebasan, sayangnya pe
, andai dia bisa sek
kan sa
k t
atas Radipta jadi gue yakin tekanan lo lebih banyak dari
tu wajah kamu nggak di obatin? Saya
berasal dari sini." Jari telunjuknya menyentuh letak hati Sally berada. "As
lama ini aku cuma tau Kak Angga dan nggak tau nama kamu sebag
gue begaul sama anak-anak sombong
ett
yebut gue Pretty Savage jadi mereka
y. Kita tem
ah kuy
i luar sendirian. Membuat Sally kembali takjub dan ingin menjadi seperti Pretty. Bebas, tidak ada t
erja gue cukup buat makan, uang dari ortu gue tabung setengah dan setengahnya buat sekolah." Pretty mengeluh, mengingat kembali masa-masa
eh tau, kenapa Pretty suka berantem kayak gitu? Sampai
antikan kejam maybe? Asik aja gitu kita bisa beda dari yang lain. Dan gue dulu tertarik liat cowok-cowok berantem. Akhi
di kuat kayak Pret
mbayangkan jika Sally ikut berkelahi, baru berdiri siap men
bekal hidup kalau lo udah capek jadi orang lain demi orang tua dan
dunia luar itu ke
semestinya jalan untuk berpetualang itu keras dan berbahaya, bertahan atau tidak terg
to
tika bertemu lagi dengan Sally, karena di masa depan, Sa
dan menikmati jalanan terjal dalam petualangan hidup unt