Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Dokter Azalea duduk di kursi kerjanya, tekun menyelesaikan catatan pada rekam medis pasien yang baru saja dia periksa.
“Pasien selanjutnya.” Suara dokter Azalea memberikan perintah.
Seorang perawat yang menjadi asisten dokter Azalea sore ini mendekatinya tanpa membawa rekam medis. Ini berarti tidak ada pasien yang tersisa untuk sore ini, tugasnya selesai. Dokter Azalea segera menolak kursinya ke belakang dan bersiap untuk bangkit. Perawat Tia segera menghentikannya, dia heran kenapa dokter Azalea terlihat buru-buru. Bahkan Tia belum memberitahukan apa yang ingin disampaikannya kepada dokter cantik di hadapannya itu.
“Tunggu dokter, dokter mau kemana?” Tangan perawat Tia sudah siap berjaga di hadapan dokter Azalea. Takut jika wanita di hadapannya itu akan meninggalkannya begitu saja.
“Apa lagi? Tidak ada pasien lagi kan? Aku ingin cepat pulang.” Raut wajah Dokter Azalea yang sudah mulai lelah itu terlihat bersemangat untuk pulang.
“Kenapa buru-buru pulang? Tidakkah anda ingin bersama kami lebih lama? Teman-teman sudah menyiapkan pesta perpisahan untuk Dokter.” Tia mengingatkan kembali, dia khawatir jika dokter Azalea melupakannya.
“Tidak perlu kalian melakukan semua itu, Aku tahu jika kalian begitu sibuk. Apalagi setelah aku meninggalkan tempatku ini.”
“Tapi dokter?”
“Sudah, lanjutkan saja tugasmu. Aku mau pulang, bye.” Seulas senyum merekah di wajah cantik dokter Azalea. Dokter cantik itu berjalan keluar dari ruang prakteknya dengan langkah anggun. Sepatu bertumit tinggi dan runcing itu menambah indah gerak langkah kakinya.
Azalea menuju ruang pribadinya sebelum memutuskan untuk keluar dari rumah sakit tersebut untuk waktu yang lama. Bukan karena Azalea membuat kesalahan tapi karena prestasi kerjanya yang bagus serta ada tempat kosong di Rumah Sakit cabang, tepatnya di kota Krisan.
Azalea sangat menyukai tempat kerjanya saat ini tapi tawaran di tempat baru membuatnya lebih bersemangat. Azalea selalu memberikan jawaban yang sama, alasanya menerima tawaran tersebut karena ingin merasakan suasana kerja dan pengalaman di tempat baru. Azalea menyembunyikan alasan sebenarnya.
Teman-teman kerja Azalea terkejut, selama ini dokter cantik itu tidak pernah menerima tawaran penempatan di rumah sakit yang lebih bagus karena Azalea sangat menyukai Rumah sakit di ibu kota ini. Keputusannya kali ini membuat semua orang terdekatnya penasaran. Tapi apapun keputusan Azalea, mereka akan mendukungnya karena Azalea merupakan dokter kesayangan mereka. Sikapnya yang baik dan setia kawan membuat orang disekitarnya menyukainya.
Azalea membuka pintu ruangannya, nafasnya tertahan sesaat karena melihat ruangnya telah berubah. Saat ini lebih tepat jika ruangan tersebut bernama gudang hadiah. Banyak sekali kotak kado serta buket bunga, semua berisi ucapan selamat serta doa terbaik untuk Dokter Azalea. Tidak mungkin jika Azalea tidak tersentuh dengan kejutan tersebut, betapa dia merasa sangat dihargai di lingkungan hidupnya saat ini. Semuanya berbanding terbalik dengan kehidupannya delapan tahun lalu.
“Terharu?” Suara lembut dari arah belakang mengejutkan Azalea. Orang tersebut kemudian memeluk Azalea dari belakang. “Aku akan merindukanmu. Andaikan saja Aku bisa ikut denganmu.” Keluhannya membuat Azalea berat untuk meninggalkannya.
Azalea buru–buru menyeka air mata yang sempat berseluncur indah melewati pipinya. Dia perlahan membalikkan tubuhnya lalu menatap sahabatnya itu dengan tegar.