icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
closeIcon

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka

Buku Horor untuk Wanita

Paling laku Berlangsung Tamat
This is my house

This is my house

Robert usia 37 tahun dan istrinya Anne berusia 30 tahun. Mereka berniat membeli rumah di daerah pedesaan, karena rumah keluarga Antonio ini lumayan besar dan cukup menampung anak anak panti yang dia rawat. Oleh sebab itu Robet memutuskan memboyong semua penghuni panti untuk tinggal di Rumah yang baru saja dia beli dari Mr.Antonio . Awal-awal perpindahan tempat tinggal berjalan seperti semestinya, tapi siapa mengira bahwa setelah 7 hari mereka menempati rumah baru banyak sekali hal ganjil yang terjadi. Entah dari tata letak prabotan yang berubah atau anak panti yang sakit bergiliran. Anne berinisiatif mencari tau asal usul rumah keluarga Antonio. Ane mencoba berkenalan kepada tetangga baru mereka, akan tetapi semua orang nampak tidak ingin berurusan dengan Mr.Antonio. Hingga pada suatu pagi tidak sengaja Robert bertemu kawan lamanya yaitu James, James menceritakan kisah tentang rumah yang ia beli. Ternyata pemilik rumah yang sebenarnya adalah Nyonya Isabele. Setelah mengetahui kebenaran tentang rumah yang Robert tempati teror demi teror melanda kediaman Robert dan Anne. Sosok penampakan gadis kecil di percaya masyarakat adalah sosok dari Sizuki Urai. Kejadian itu terjadi kepada setiap orang yang berani memasuki ruangan bawah tanah, teror demi teror akan selalu datang setelahnya. Tidak jarang teror itu mengakibatkan banyak yang menjadi korban jiwa. Sizuki urai tak henti meneror seluruh masyarakat sekitar, sebelum jasadnya ditemukan dia akan selalu mengganggu seluruh warga. Sizuki Urai selalu menjerit dengan mengucapkan kalimat, "This is my house."
RUMAH TUSUK SATE TANAH BORNEO

RUMAH TUSUK SATE TANAH BORNEO

Bagi kalian yang waktu lalu mendengarkan space bersama narasumber cerita ini, pasti kalian sudah mengetahui jika cerita rumah tusuk sate memang cukup berkesan bagi kami. Bagaimana tidak, sebelum cerita ini ditulis, narasumber sendirilah yang menceritakan semuanya melalui space twitter lakon story secara langsung. Dan disitu, juga dibenarkan oleh rekan-rekan pendengar mengenai latar rempat dalam cerita ini yang memang terletak ditengah-tengah hutan belantara. .... Dalam kesempatan itu, narasumber benar-benar menceritakan semuanya lengkap dengan budaya dan tradisi pulau kalimantan yang memang terkenal masih sangat cukup kental. Dan tidak berhenti disitu saja, bagaimana semua kejadian itu bisa terjadi, dimana kejadian tersebut terjadi dan bagaimana akhirnya, semuanya dijabarkan secara detail dengan tidak ada sedikitpun yang terlihat dilewatkan. Bahkan, di akhir ceritanya, beliau (Narasumber) sempat meminta tolong kepada kami untuk ikut membantu menemukan keberadaan sosok pembantu yang belum berhasil beliau jumpai hingga saat ini. Karena selain menjadi orang pertama yang menyadari keanehan dirumah tersebut yang akhirnya membuat bu Sukma (Narasumber) berhutang budi, sosok pembantu dalam cerita ini benar-benar menjadi sosok penting yang akhirnya membuat tokoh bu Sukma ini bisa selamat dan sehat hingga saat ini. Untuk itu, bagi kalian yang mengetahui keberadaan ibu-ibu pembantu tersebut, bisa langsung menghubungi kami. Karena disini, narasumber benar-benar berharap jika masih diberi kesempatan untuk bisa berjumpa kembali dengan tokoh pembantu tersebut. Pembantu tersebut bernama asli ibu Alfiah dari Genteng - Banyuwangi. Dan jika dari kalian ada yang mengetahui atau mengenalnya, silahkan hubungi kami melalui semua akun sosial media kami. Bantuan kalian, benar-benar kami harapkan karena sejak kejadian itu, narasumber kami sudah tidak lagi bertemu dengan tokoh pembantu tersebut yang jika dihitung menggunakan waktu, kini sudah lebih dari 20 tahun lamanya mereka tidak bertemu. ... Latar belakang cerita ini, memang sempat mencuri perhatian kami, selain terjadi di pulau kalimantan, letak rumah yang dimaksud dalam cerita ini benar - benar berada ditengah hutan. Dan tidak berhenti disitu saja, jarak dari kota terdekat berkisar 10 sampai 11 jam perjalanan, dengan masih tidak adanya energi listrik yang menerangi, membuat kami sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana jika kami yang berada di posisi narasumber dalam cerita ini. Dan tidak lupa, diisini kami juga berhasil sedikit mendapatkan beberapa photo lama yang bisa menunjang kebenaran isi cerita. Semoga, dengan dibagikannya cerita ini, bisa menjadi pelajaran agar kita lebih berhati hati lagi dalam menjalani hidup. Rumah kayu yang cukup sederhana, ternyata memberikan sebuah cerita yang tidak akan pernah bisa beliau lupakan selama hidupnya. " RUMAH TUSUK SATE ( Tanah Borneo ) "