Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
240
Penayangan
40
Bab

Penampakan hantu perawat di sebuah klinik di Karang Pandan menghebohkan masyarakat. Tetapi ternyata ada sebuah rahasia kelam di balik penampakan itu ....

Bab 1 Bagian 1 : Pertemuan Pertama

"Jasmine Meilani Setyoko!"

"Iya, siap!"

Jasmine langsung berdiri. Dia berjalan sambil menaburkan bubuk pasir bening itu di sepanjang jalan yang dilaluinya. Jasmine tersenyum geli. Ah, pasti semua orang akan menurut padanya karena bubuk pasir itu. Jasmine merasa sangat puas.

Seorang perawat menyambut Jasmine di depan pintu dengan senyum lebar.

"Eh, bukannya ini Dokter Jasmine, ya?" tanya perawat itu dengan agak salah tingkah setelah melihat Jasmine. Jasmine membawa sebuah jaket dokter yang disampirkan di tangannya dan sebuah tas kecil. Jasmine tersenyum geli.

"Iya, Mbak. Saya dokter pengganti di sini," kata Jasmine. Perawat itu membeliak tak percaya.

"Terus kenapa Bu Dokter mendaftar dulu? Aduh! Saya minta maaf, ya, Dok. Saya baru tahu dokter ternyata malah disuruh daftar dulu sama orang depan. Silahkan masuk, Dok! Tunggu sebentar, ya, Dok." Perawat itu langsung berlari ke bagian registrasi. Dia nampak agak marah pada orang yang berjaga di bagian registrasi dan menunjuk-nunjuk ke arah Jasmine. Jasmine tidak bisa menahan tawanya, tetapi dia tidak mau terlalu ambil pusing. Dia segera memasuki ruang periksa dan sekali lagi menaburkan bubuk pasir transparan --menyerupai potongan-potongan plastik kaku kecil-- di seluruh bagian ruangan yang bisa dijangkaunya, sebelum perawat itu masuk kembali ke dalam ruang periksa klinik swasta bernama Asy Syifa itu.

Tak lama kemudian beberapa orang mendekati Jasmine yang baru saja duduk di kursi yang empuk dan nyaman. Ternyata yang masuk adalah perawat dan seorang wanita yang berjaga di bagian registrasi tadi.

"Maaf, ya, Dok. Saya kira tadi dokter orang yang mau periksa," kata penjaga registrasi itu dengan malu dan wajah takut. Jasmine tersenyum.

"Tidak apa-apa, Mbak. Eh, siapa namanya?" tanya Jasmine sambil menjabat tangan wanita di depannya itu. Jasmine tersenyum geli ketika melihat ekspresi menjengit wanita itu ketika berjabat tangan dengannya, karena telapak tangan Jasmine masih penuh dengan bubuk pasir tadi.

"Saya Elisa, Dok. Biasanya dipanggil Lisa," jawab wanita penjaga registrasi itu.

"Saya Donita, panggilan saya Ita," kata sang perawat dengan buru-buru memperkenalkan diri. Jasmine dan perawat bernama Donita itu juga bersalaman. Mereka saling tersenyum.

"Saya Jasmine. Jasmine Meilani Setyoko. Saya dari Lawang Gunung. Ini pekan pertama saya di Karang Pandan," kata Jasmine memperkenalkan diri. Donita dan Elisa nampak terkejut.

"Oh, begitu. Siap, Dok. Kalau mau mencari barang atau alamat di Karang Pandan, silahkan tanya kami berdua. Insya Allah akan kami siap membantu," kata Donita.

Jasmine mengangguk dan berharap semoga mereka berdua akan mudah untuk diatasi dan ditaklukkan. Jasmine tersenyum, Donita juga tersenyum.

"Kalau Bu Dokter sudah siap, akan segera saya panggilkan pasien pertama, Dok," kata Jasmine.

Jasmine mengerjapkan mata beberapa kali dan mengangguk. Dia masih belum terlalu sadar akan keberadaannya di tempat yang baru.

"Ya, Mbak. Insya Allah saya sudah siap," jawab Jasmine buru-buru. Donita mengangguk dan segera menghilang di balik pintu.

Tak lama kemudian Jasmine melihat seorang pria bertubuh tinggi besar dan berjenggot lebat dan memiliki rambut panjang memasuki ruang periksa. Jasmine mengira pria tampan itu sendirian, tetapi ternyata ada seorang wanita kecil yang berjalan di belakangnya. Ah, wanita itu tidak kelihatan tadi, lucu sekali. Jasmine hampir tertawa geli melihatnya. Pasangan itu sangat menggemaskan.

"Assalamualaikum," sapa Jasmine. Pria tampan itu mengangguk sambil tersenyum.

"Waalaikum salaam."

Wah, dingin sekali jawabannya, pendek dan nampak tidak berekspresi, apalagi ketika pria itu langsung menundukkan pandangannya. Jasmine paham. Dia segera memeriksa kartu pasien yang dibawa Donita. Ternyata namanya adalah Rosalina Santoso. Jasmine ber-oh dalam hati. Dia geli dan nyaris tertawa.

"Mbak Rosalina, njih?" tanya Jasmine. Wanita kecil di depannya mengangguk.

"Apa yang dirasakan, Mbak?" tanya Jasmine.

"Saya sudah dua kali ini flu, Dok. Pusing, agak mual dan sering kelelahan. Kemarin sudah periksa di rumah sakit, tetapi masih sakit juga dengan gejala yang sama," jawab Rosalina. Jasmine mengangguk.

"Mari saya periksa," ajak Jasmine, kemudian dia meminta Rosalina naik ke atas ranjang periksa.

Jasmine agak tercekat ketika mendengar bisikan dalam kepalanya.

[Dia hamil! Anaknya laki-laki dan nantinya akan sangat sakti. Dia akan membinasakanmu! Bunuh anak itu!]

Jasmine menghentikan langkahnya. Wajahnya pucat dan nampak terkejut. Rosalina memandang Jasmine keheranan.

"Ada apa, Dok?" tanya Rosalina. Jasmine buru-buru menguasai dirinya dan menggeleng.

"Tidak apa-apa, Mbak, tetapi kayaknya wajah Mbak Rosalina pucat sekali, mungkin kurang darah, ya?" tanya Jasmine basa basi. Rosalina mengangguk pasrah. Jasmine langsung memeriksa Rosalina sesuai standar, dia tidak memedulikan bisikan di kepalanya.

[Dia harus dibunuh! Ibu dan bayinya! Karena pria muda tadi akan sangat bersedih dan tidak bisa membinasakanmu! Kalau kamu membiarkan ibu dan anak itu hidup maka kamu akan sangat kesusahan! Kamu akan mati oleh pria muda itu dan juga oleh anaknya!]

Jasmine tersenyum pada Rosalina. Dia menyentuh perut Rosalina. Ah, ya, perut bagian bawah agak keras dan ketika disentuh wajah Rosalina nampak menyeringai kesakitan, bahkan dia mendesis sakit.

"Sakit, Mbak?" tanya Jasmine. Rosaline mengangguk.

"Kapan terakhir haidh?" tanya Jasmine dengan senyum mengembang.

[Beri dia racun! Bunuh dia!]

Rosalina nampak agak terkejut mendengar pertanyaan Jasmine. Dia tersenyum.

"Bulan ini memang belum haidh, Dok ...." Rosalina memandang Jasmine ragu. Jasmine mengangguk dan tersenyum geli.

"Semoga memang hamil, ya? Saya beri rujukan untuk diperiksakan lagi ke dokter kandungan, ya, Mbak? Biar bisa sekalian di USG," kata Jasmine ramah.

[Kamu bodoh! Jangan lepaskan dia!]

Rosalina mengangguk, dia segera duduk kembali ke kursinya dan berbisik-bisik dengan pria muda yang mengantarnya tadi. Sang pria nampak tak percaya dan menoleh ke arah Jasmine.

[Dia tidak takut padamu! Dia juga akan membunuhmu! Jangan lupakan tujuan awalmu, Jasmine!]

Jasmine menelpon ke bagian kandungan, dengan bisikan-bisikan di kepalanya yang semakin membuatnya mual dan tak bisa menahan diri untuk berteriak. Setelah menelpon Jasmine menghampiri Rosalina dan sang pria muda --yang nampaknya adalah suaminya-- sambil tersenyum.

"Monggo, bagian kandungan sudah siap menerima Mbak Rosalina," kata Jasmine.

Rosalina tersenyum bahagia.

"Jazakillah, Dok," kata Rosalina dengan wajah ceria. Sang suami pun tersenyum pada Jasmine dan juga mengucapkan terima kasih. Ah, ternyata kalau pria mudah itu tersenyum, ketampanannya semakin bertambah.

Jasmine ikut tersenyum dengan kebahagiaan pasangan itu. Kebahagiaan yang begitu murni dan sangat sakral.

[Kamu sudah tidak menurutiku, Jasmine, tunggulah ajalmu!]

"Kenapa aku harus membunuh wanita itu? Dia nampak bahagia dengan kehamilannya?" teriak Jasmine tak sabar.

[Wanita bo*doh! Aku sudah bilang padamu kalau dia akan membunuhmu kelak! Apa kamu lupa tujuan awalmu?]

Jasmine merasakan sakit kepala yang mencengkeram erat kepalanya. Dia merasa sangat pusing. Dia tahu mahluk yang ada di dalam tubuhnya sedang menghukumnya. Dia mencengkeram jilbabnya erat-erat. Dia nyaris menjerit, tetapi dia tetap berusaha profesional, dia tetap menjaga etika di tempat baru. Jasmine hanya menitikkan air mata untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Baiklah! Baiklah! Aku akan mencari mereka. Aku akan membunuh mereka, aku akan membunuh siapapun yang kamu minta!" seru Jasmine dengan merengut dan wajah merah padam menahan sakit.

Tidak ada jawaban, tetapi terdengar suara tawa yang membuat kepala Jasmine semakin berdenyut liar.

****

Donita melihat Jasmine dari pintu dengan pandangan keheranan. Dia begitu takut melihat Jasmine berteriak dan berbicara sendiri.

"Astaghfirullah, ada apa gerangan dengan Dokter Jasmine?"

****

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Endah Wahyuningtyas

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
NURHAYATI
1

Bab 1 Bagian 1 : Pertemuan Pertama

03/03/2024

2

Bab 2 Bagian 2 : Kehebohan

03/03/2024

3

Bab 3 Bagian 3 : Sebuah Kenangan

03/03/2024

4

Bab 4 Bagian 4 : Proses Ruqyah Jasmine

03/03/2024

5

Bab 5 Bagian 5 : Pesona Faza

03/03/2024

6

Bab 6 Bagian 6 : Tawanan

03/03/2024

7

Bab 7 Bagian 7 : Teror

03/03/2024

8

Bab 8 Bagian 8 : Rapat

03/03/2024

9

Bab 9 Bagian 9 : Serangan

03/03/2024

10

Bab 10 Bagian 10 : Oh, Faza!

03/03/2024

11

Bab 11 Bagian 11 : Pesan Nurhayati

03/03/2024

12

Bab 12 Bagian 12 : Suatu Sore dengan Prasetya

03/03/2024

13

Bab 13 Bagian 13 : Kota di Tepi Laut Selatan

03/03/2024

14

Bab 14 Bagian 14 : Penjelasan-penjelasan

03/03/2024

15

Bab 15 Bagian 15 : Nurhayati

03/03/2024

16

Bab 16 Bagian 16 : Kolah Watu

03/03/2024

17

Bab 17 Bagian 17 : Kolah Watu (2)

03/03/2024

18

Bab 18 Bagian 18 : Kembali ke Karang Pandan

13/03/2024

19

Bab 19 Bagian 19 : Ustadz Irfan

13/03/2024

20

Bab 20 Bagian 20 : Cerita Naim

13/03/2024

21

Bab 21 Bagian 21 : Wawancara

13/03/2024

22

Bab 22 Bagian 22 : Kebohongan Jasmine

13/03/2024

23

Bab 23 Bagian 23 : Kemenangan

13/03/2024

24

Bab 24 Bagian 24 : Kunci

13/03/2024

25

Bab 25 Bagian 25 : Yasna

13/03/2024

26

Bab 26 Bagian 26 : Terpedaya

13/03/2024

27

Bab 27 Bagian 27 : Suradi

13/03/2024

28

Bab 28 Bagian 28 : Takdir Allah (1)

13/03/2024

29

Bab 29 Bagian 29 : Takdir Allah (2)

13/03/2024

30

Bab 30 Bagian 30 : Takdir Allah (3)

13/03/2024

31

Bab 31 Bagian 31 : Kunci

13/03/2024

32

Bab 32 Bagian 32 : Narayan

13/03/2024

33

Bab 33 Bagian 33 : Rahasia Donita

13/03/2024

34

Bab 34 Bagian 4 : Pria Satunya

13/03/2024

35

Bab 35 Bagian 35 : Deduksi Faza

13/03/2024

36

Bab 36 Bagian 36 : Misteri yang Tersisa

13/03/2024

37

Bab 37 Bagian 37 : Rahasia Dika

13/03/2024

38

Bab 38 Bagian 38 : Kebakaran

13/03/2024

39

Bab 39 Bagian 39 : Perjalanan di Malam Hari

13/03/2024

40

Bab 40 Bagian 40 : Setelah Penyelaman

13/03/2024