icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

NURHAYATI

Bab 2 Bagian 2 : Kehebohan

Jumlah Kata:1011    |    Dirilis Pada: 03/03/2024

kesal. Dia merasa terganggu, karena sakit kepala yang dideritanya benar-benar mengganggunya. Jasmine tertegun ketika

a pusing sekali," kata Jasmine, "apakah ada pas

ang ruang praktik. Dia membasuh mukanya dan berusaha menahan semua gejolak dalam dadanya untuk berteriak dan mengumpat s

kamu memberi obat yang beda pada wanita itu, sehingga wanita d

gan ujung jemarinya dengan begitu kuat, hingga ujung jarinya

memandang wajahnya di depan kaca. Wajah yang berkeriut menahan sakit, wajah yang marah

u keluar? Benarkah a

nduk. Dia tidak berani menjawab pertanyaan di kepalanya itu. Tiba

kan membiarkan kamu hidup dengan nyaman! Aku akan me

api tiba-tiba saja kakinya melangkah kel

h Nurhayati! Carilah Nurhayati di rumah sakit ko

t panjang tadi. Pria itu juga melihat dirinya, seperti orang yang lain, dan kemudian pria itu melangkah maju ke arahnya. Jasmine tiba-tiba merasa be

andang Jasmine lekat, dan anehnya Jasmine

idak bersalah! Dialah yang memb

genal Nurhayati, dia tidak pernah mengenal orang yang bernama Nurhayati, apalagi sampai membunu

, seakan tidak mau ditegakkan. Jasmine tetap memaksakan dirinya untuk mendongak. Dia melihat wajah sang pria yang sek

)" teriak Jasmine. Jasmine keheranan, kenapa dia tahu pria dihadapannya

riak Jasmine dalam tangisan. Jasmine menangis meraung-raung, dia memukuli dadanya, memukuli kepalanya, dan dengan ke

gan,

, Dokter!

inga Jasmine, tanpa benar-benar

epada wanita bertubuh mungil yang tadi diperiks

e dan tersenyum, "kita mengaji, ya?" tanya pria itu pada Jasmine. Jasmine mengangguk, tetapi kemudian jilbabnya seakan ditarik ke belakang dengan keras,

tadz! Saya tidak

*

rang-orang yang membantu dokter --bernama Jasmine--

a Faza. Dilihat dari bajunya sepertinya pria itu a

ami bisa membantu mengeluarkan jin dari dalam tubuh Bu

n, dia bilang hari ini dia mulai masuk ke klinik ini. Saya sebenarnya ingin mampir ke ruang periksanya kalau istirahat makan siang, ternyata malah

Dia segera duduk di salah satu sudut ruangan dan mulai bertilaw

*

tang ini lebih tua dan berjalan dengan tongkat, dan tongkat itu menambah wibawa pria itu. Pria itu datang dengan rombongan dari pesantren ruqyah dan langsung menu

an kancane Sapto! (Aku tidak mau! Aku tidak mau!

h itu ter

liku dan Pak Sapt

kata seorang wanita yang berjalan di samp

Mereka tidak bisa menolak

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka